Close
Close

Jet Li : Mantan Istri Bukanlah Cinta Sejati

Kisah Jet Li Ceraikan Istri Demi Ratu KecantikanKisah masa lalu Jet Li dengan mantan istri pertamanya, Huang Qiuyan sedang menjadi sorotan. Perjalanan cinta dan penyebab perceraian mereka menjadi pusat perhatian publik.

Qiuyan adalah teman masa kecil Jet Li. Qiuyan bertemu Jet Li di kelas bela diri. Saat itu, usianya masih 11 tahun. Ia lebih tua dua tahun dari Jet Li. Namun, itu bukan penghalang bagi mereka untuk bersahabat.

Mereka bersahabat hingga dewasa. Suatu waktu, Jet Li menghadapi cedera parah yang membuatnya tak bisa bergerak. Qiuyan dengan sabar mengurus aktor laga tersebut. Hal itu menyentuh hati Jet Li. Ia pun melamar Qiuyan.

Mereka melangsungkan pernikahan secara sederhana di tahun 1987. Sayang, pernikahan pasangan ini hanya berjalan selama tiga tahun. Mereka memutuskan untuk bercerai. Dari pernikahan itu, Jet Li dan Qiuyan dikaruniai dua orang putri.

Meski sudah menikah, Jet Li mengaku tak mengerti apa arti cinta yang sebenarnya. Hingga akhirnya, ia bertemu dengan ratu kecantikan, Nina Li. Ia memahami apa makna cinta tersebut setelah bertemu Nina.

Aktor laga ternama ini, kemudian menghubungi Qiuyan untuk minta berpisah. Jet Li beralasan bahwa hubungan mereka bukanlah cinta sejati.

Hal itu sangat menyakitkan hati Qiuyan. Meski patah hati, ia menyetujui perceraian tersebut. Jet Li memberikan sebagian besar aset dan tabungannya untuk istri pertamanya tersebut.

"Setelah bertemu Nina, cinta saya kepada dia (Nina) membuat saya mampu menyerahkan popularitas, status, dan hidup saya. Saya bisa memberikan segalanya," ujar Jet Li seperti dilansir dari Lollipop. (Web)

Kewajiban Atau Kebutuhan?

by Administrator
pray
Matius 14:22-27
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. (Matius 14:23)
Kebutuhan selalu menuntut untuk dipenuhi. Dapat ditunda namun tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh, kebutuhan akan makanan. Anda dapat menunda untuk makan, tetapi tidak mungkin menghindari dan mengabaikannya. Untuk sementara Anda dapat berpuasa, tetapi tidak untuk seterusnya. Begitulah sifat kebutuhan, bukan?
Tuhan Yesus memperlihatkan suatu kehidupan yang di dalamnya doa menjadi suatu kebutuhan. Sejak semula Dia dan murid-murid-Nya ingin menyendiri ke tempat yang sunyi. Untuk apa? Pertama, untuk berdoa, apalagi setelah mendengar berita eksekusi Yohanes Pembaptis (Matius 14:13). Kedua, untuk makan, sebab mereka belum sempat sarapan (Markus 6:31). Tetapi kedua hal itu tertunda. Mengapa? Sebab hingga petang hari mereka masih harus melayani ribuan orang yang terus mengikuti Yesus melalui jalan darat (Matius 14:13). Sesudah sibuk melayani dan letih menunda, akhirnya mereka makan. Namun, bagaimana dengan berdoa? Alkitab melukiskan bagaimana ketika semuanya telah usai, Yesus pergi menyendiri ke atas bukit. Meski tertunda, Dia memenuhi kebutuhan yang satu lagi: berdoa.
Bagaimana dengan kita? Apakah berdoa terasa sebagai sebuah kewajiban atau kebutuhan? Kita bisa mengingkari kewajiban, atau bahkan melanggarnya. Berbeda dengan kebutuhan. Kebutuhan bisa ditunda tetapi tidak bisa diabaikan. Marilah kita memohon agar Tuhan memberi kita hati yang senantiasa tergetar oleh kebutuhan untuk berdoa sehingga kita tidak akan mengabaikannya setelah seharian mungkin tertunda oleh segala kesibukan—PAD
- See more at: http://todaymanna.com/category/renungan/#sthash.rrjQ7MVj.dpuf

Kewajiban Atau Kebutuhan?

by Administrator
pray
Matius 14:22-27
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. (Matius 14:23)
Kebutuhan selalu menuntut untuk dipenuhi. Dapat ditunda namun tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh, kebutuhan akan makanan. Anda dapat menunda untuk makan, tetapi tidak mungkin menghindari dan mengabaikannya. Untuk sementara Anda dapat berpuasa, tetapi tidak untuk seterusnya. Begitulah sifat kebutuhan, bukan?
Tuhan Yesus memperlihatkan suatu kehidupan yang di dalamnya doa menjadi suatu kebutuhan. Sejak semula Dia dan murid-murid-Nya ingin menyendiri ke tempat yang sunyi. Untuk apa? Pertama, untuk berdoa, apalagi setelah mendengar berita eksekusi Yohanes Pembaptis (Matius 14:13). Kedua, untuk makan, sebab mereka belum sempat sarapan (Markus 6:31). Tetapi kedua hal itu tertunda. Mengapa? Sebab hingga petang hari mereka masih harus melayani ribuan orang yang terus mengikuti Yesus melalui jalan darat (Matius 14:13). Sesudah sibuk melayani dan letih menunda, akhirnya mereka makan. Namun, bagaimana dengan berdoa? Alkitab melukiskan bagaimana ketika semuanya telah usai, Yesus pergi menyendiri ke atas bukit. Meski tertunda, Dia memenuhi kebutuhan yang satu lagi: berdoa.
Bagaimana dengan kita? Apakah berdoa terasa sebagai sebuah kewajiban atau kebutuhan? Kita bisa mengingkari kewajiban, atau bahkan melanggarnya. Berbeda dengan kebutuhan. Kebutuhan bisa ditunda tetapi tidak bisa diabaikan. Marilah kita memohon agar Tuhan memberi kita hati yang senantiasa tergetar oleh kebutuhan untuk berdoa sehingga kita tidak akan mengabaikannya setelah seharian mungkin tertunda oleh segala kesibukan—PAD
- See more at: http://todaymanna.com/category/renungan/#sthash.rrjQ7MVj.dpuf

Kewajiban Atau Kebutuhan?

by Administrator
pray
Matius 14:22-27
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. (Matius 14:23)
Kebutuhan selalu menuntut untuk dipenuhi. Dapat ditunda namun tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh, kebutuhan akan makanan. Anda dapat menunda untuk makan, tetapi tidak mungkin menghindari dan mengabaikannya. Untuk sementara Anda dapat berpuasa, tetapi tidak untuk seterusnya. Begitulah sifat kebutuhan, bukan?
Tuhan Yesus memperlihatkan suatu kehidupan yang di dalamnya doa menjadi suatu kebutuhan. Sejak semula Dia dan murid-murid-Nya ingin menyendiri ke tempat yang sunyi. Untuk apa? Pertama, untuk berdoa, apalagi setelah mendengar berita eksekusi Yohanes Pembaptis (Matius 14:13). Kedua, untuk makan, sebab mereka belum sempat sarapan (Markus 6:31). Tetapi kedua hal itu tertunda. Mengapa? Sebab hingga petang hari mereka masih harus melayani ribuan orang yang terus mengikuti Yesus melalui jalan darat (Matius 14:13). Sesudah sibuk melayani dan letih menunda, akhirnya mereka makan. Namun, bagaimana dengan berdoa? Alkitab melukiskan bagaimana ketika semuanya telah usai, Yesus pergi menyendiri ke atas bukit. Meski tertunda, Dia memenuhi kebutuhan yang satu lagi: berdoa.
Bagaimana dengan kita? Apakah berdoa terasa sebagai sebuah kewajiban atau kebutuhan? Kita bisa mengingkari kewajiban, atau bahkan melanggarnya. Berbeda dengan kebutuhan. Kebutuhan bisa ditunda tetapi tidak bisa diabaikan. Marilah kita memohon agar Tuhan memberi kita hati yang senantiasa tergetar oleh kebutuhan untuk berdoa sehingga kita tidak akan mengabaikannya setelah seharian mungkin tertunda oleh segala kesibukan—PAD
- See more at: http://todaymanna.com/category/renungan/#sthash.rrjQ7MVj.dpuf

Kewajiban Atau Kebutuhan?

by Administrator
pray
Matius 14:22-27
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. (Matius 14:23)
Kebutuhan selalu menuntut untuk dipenuhi. Dapat ditunda namun tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh, kebutuhan akan makanan. Anda dapat menunda untuk makan, tetapi tidak mungkin menghindari dan mengabaikannya. Untuk sementara Anda dapat berpuasa, tetapi tidak untuk seterusnya. Begitulah sifat kebutuhan, bukan?
Tuhan Yesus memperlihatkan suatu kehidupan yang di dalamnya doa menjadi suatu kebutuhan. Sejak semula Dia dan murid-murid-Nya ingin menyendiri ke tempat yang sunyi. Untuk apa? Pertama, untuk berdoa, apalagi setelah mendengar berita eksekusi Yohanes Pembaptis (Matius 14:13). Kedua, untuk makan, sebab mereka belum sempat sarapan (Markus 6:31). Tetapi kedua hal itu tertunda. Mengapa? Sebab hingga petang hari mereka masih harus melayani ribuan orang yang terus mengikuti Yesus melalui jalan darat (Matius 14:13). Sesudah sibuk melayani dan letih menunda, akhirnya mereka makan. Namun, bagaimana dengan berdoa? Alkitab melukiskan bagaimana ketika semuanya telah usai, Yesus pergi menyendiri ke atas bukit. Meski tertunda, Dia memenuhi kebutuhan yang satu lagi: berdoa.
Bagaimana dengan kita? Apakah berdoa terasa sebagai sebuah kewajiban atau kebutuhan? Kita bisa mengingkari kewajiban, atau bahkan melanggarnya. Berbeda dengan kebutuhan. Kebutuhan bisa ditunda tetapi tidak bisa diabaikan. Marilah kita memohon agar Tuhan memberi kita hati yang senantiasa tergetar oleh kebutuhan untuk berdoa sehingga kita tidak akan mengabaikannya setelah seharian mungkin tertunda oleh segala kesibukan—PAD
- See more at: http://todaymanna.com/category/renungan/#sthash.rrjQ7MVj.dpuf

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post