Close
Close

Renungan Agama Kristen : Ketergantungan kepada Allah

Hasil gambar untuk bergantung pada yesus“Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui” (Yosua 24:17).
Ada sebuah kisah tua Hindu tentang seekor gajah di India. Gajah itu pergi mandi di sungai. Pada waktu itu gajah merupakan lambang kekuatan dan kekuasaan. Dengan tenaganya sendiri, ia mendorong, menarik, merubuhkan atau membuat jalannya melintasi hutan. Ia tidak takut dan bebas. Tetapi sekarang ia berada dalam bahaya : seekor buaya di sungai telah melilit kaki belakangnya dan menariknya ke dalam air yang lebih dalam. Gajah berusaha bertahan dengan segala kemampuannya. Tetapi usahanya sia-sia. Ia tetap terbenam dalam lumpur. Ia sudah kehabisan tenaga dan tidak berdaya. Ia terus berusaha menarik dan menarik ke daratan untuk menyelamatkan dirinya, dan juga menyelamatkan nama baiknya sebagai binatang buas terkuat di hutan. Tetapi semakin kuat ia menarik, semakin ia kehilangan tumpuan dan terbenam ke dalam air. Menyadari bahwa ia akan segera terbenam, maka dalam keputusasaan ia mengubah siasatnya. Ia ingat tentang Allah dan berdoa “Allah, tolonglah aku”, ia memohon “kekuatanku tidak dapat menyelamatkan aku”. Kemudian Allah mengirim seekor rajawali yang akhirnya menyelamatkannya dari buaya dan dari kesombongannya. Bantuan Allah tampak ketika binatang terkuat di hutan itu mengakui keterbatasannya. Itulah sebuah contoh rahmat atau bantuan Allah. Rahmat itu datang ketika kita menyadari keterbatasan-keterbatasan kita.
     Cerita di atas dapat menghantarkan kita sampai kepada pemahaman dalam renungan hari ini. Dalam pidatonya, Yosua juga memberitahukan kepada segenap bangsa Israel, bahwa hanya Allah-lah yang memberikan keselamatan kepada bangsa itu.  “Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan diantara semua bangsa yang kita lalui.” Inilah pengakuan Yosua sebagai pemimpin bangsa Israel waktu itu, bahwa di dalam keterbatasan bangsa itu, Allah selalu memberikan pertolongan kepada mereka.
     Untuk itu pada hari ini, kita diajak untuk kembali merenungkan apakah hidup yang sampai hari ini boleh kita jalani, benar-benar sudah tergantung hanya kepada Allah? Apakah kita benar-benar mengakui bahwa kita adalah makhluk ciptaan Allah yang juga memiliki banya keterbatasan-keterbatasan? Jika pemahaman ini boleh tetap kita renungkan, maka kita akan sungguh-sungguh mengerti bahwa tanpa Allah kita bukanlah berarti apa-apa. Sekuat, sehebat, atau sekaya apapun kita saat ini, kita adalah makhluk ciptaan Allah yang harus bergantung kepada Allah yang menciptakan kita.
Doa: Bapa yang Mahabaik, bimbing dan tuntunlah kami untuk tetap bergantung atau berserah diri hanya kepada-Mu. Amin.

Kata-kata Bijak:
Manusia adalah ciptaan Allah yang harus tetap bergantung hanya kepada Allah. (Web)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post