Namrole,
SBS
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati, Hakim
Fatsey-Anthon Lesnussa atau dikenal dengan pasangan HIKMAT, Sabtu (25/7) sore
diarak keliling Kota Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) oleh ribuan
pendukungnya.
Arak-arakan sebagai bentuk penjemputan terhadap
pasangan yang diidolakan itu dilakukan setelah pasangan HIKMAT dijemput dari
Desa Oki Lama, setelah pasangan HIKMAT melakukan perjalanan dari Ambon menuju
Namlea dan lanjut lagi ke Namrole.
Dimana, dari Desa Oki Lama, pasangan HIKMAT
melanjutkan perjalanan hingga Desa Wali, disini ribuan pendukung fanatiknya
telah menunggu dengan ratusan buah sepeda motor, mobil truk, mobil pribadi plat
hitam dan kemudian pasangan HIKMAT dengan menaiki mobil pick up dan dikawal
langsung oleh Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bursel, Adjadad Makassar dan
Ketua DPD PKS Kabupaten Bursel Mahmud Mukadar serta sejumlah Pengurus Partai
Gerindra maupun PKS, diantaranya juga dua anggota DPRD Bursel Maruf Solissa dan
Faizal Souwakil langsung menuju ke pusat Kecamatan Namrole.
Selain itu, turut serta juga mantan bakal calon
Bupati yang juga Ketua DPD PAN Kabupaten Buru, Sofian Solissa pun turut dalam
arak-arakan ini.
Dimana, setelah melewati kawasan Kilo Meter II Desa
Labuang Kecamatan Namrole, rombongan menuju ke Kilo Meter I Desa Labuang
Kecamatan Namrole dan kemudian melalui Desa Kamlanglale, Desa Waenono, Desa
Elfule, Desa Fatmite, Desa Lektama dan kembali lagi melewati Desa Fatmite, Desa
Elfule, Desa Waenono, Desa Kamlanglale serta kembali lagi ke Desa Waenono dan
berakhir di Poskoh HIKMAT di kawasan Jalan Baru Desa Elfule.
Dimana, dalam arak-arakan itu, para pendukung HIKMAT
yang dipimpin langsung oleh orator Alan Latuconsina yang merupakan Ketua PAC
PDIP Kecamatan Ambalau itu turut menyampaikan berbagai orasi mereka terutama
sudah saatnya anak negeri (HIKMAT-red) yang memimpin Kabupaten Bursel ini
kedepannya.
Nekatnya lagi, dalam arak-arakan itu turut serta
puluhan PNS, baik esalon III maupun IV dan juga para honorer yang turut
mendukung pasangan HIKMAT dan turut serta dalam arak-arakan itu.
Olehnya itu, pasangan HIKMAT ini tak bisa dipandang
sebelah mata oleh pasangan inchumbent
Tagop Sudarsono Solissa-Buce Ayub Seleky alias TOP-BU.
Sebab, pasangan HIKMAT yang diusung oleh Partai
Gerindra (3 kursi) dan PKS (1 kursi) ini dipastikan merupakan lawan
satu-satunya yang bakal dihadapi TOP-BU dipuncak pilkada Bursel tanggal 9
Desember 2015 mendatang ini bukanlah lawan yang ringan dan gampang dikalahkan
begitu saja.
Apalagi, kendati akan menghadapi pasangan
inchumbent, HIKMAT malah mengklaim bahwa pasangan TOP-BU kini ketakutan harus
berhadap head to head dengan
pihaknya.
“Mereka (TOP-BU) takut, makanya sebarkan isu
macam-macam bahwa Saya tidak bisa maju karena tersangkut masalah hukum.
Padahal, Saya bisa maju dan telah mendapatkan rekomendasi Partai Gerindra dan
PKS untuk maju bertarung dalam Pilkada Bursel,” kata Calon Bupati Bursel, Hakim
Fatsey ketika bertatap muka dengan ribuan pendukung fanatiknya maupun para tokoh
agama maupun tokoh adat di seluruh Kecamatan Namrole yang dipusatkan di Desa
Elfule, Sabtu (25/7) usai arak-arakan itu.
Fatsey mengaku bahwa pihaknya sunggun heran, Wakil
Bupati Kabupaten Bursel saat ini, Buce Ayub Seleky yang merupakan anak negeri
tak berani untuk maju sebagai Bupati, tetapi malah bertengger di orang lain
sebagai Calon Wakil Bupati.
“Saudara Buce, kok kali ini maju sebagai Calon Wakil
Bupati lagi, bikin malu. Pantasan orang di Ambon bilang bahwa Buru Selatan
tidak punya sumber daya manusia. Ternyata betul, sebab Buce penakut, dia
bertahan mau jadi wakil bupati dan bertengger di orang lain. Padahal, kalau
maju sebagai Bupati, pasti kita dukung,” ungkapnya.
Menurut pria yang akrab disapa Kim ini, Buce sebagai
anak negeri seharusnya memiliki mental petarung untuk merebut pemerintahan di
daerah ini dari kekuasaan orang lain yang bukan anak negeri yang kini
didampinginya (Tagop-red) dan bukan sebaliknya terus menjadi orang nomor dua
mendampingi Tagop.
“Orang Bursel ini sebenarnya militansi, yang tidak
militansi itu sebenarnya Buce sendiri. Buce itu nyalinya nol persen. Saya
bicara begitu, kalau ada yang mau laporkan ke dia, laporkan saja,” ucap mantan
Sekda Kabupaten Bursel inii.
Lebih lanjut, mantan Kadispora Kabupaten Buru ini
mengaku bahwa pihaknya tak gentar sedikit pun harus berhadapan dengan pasangan inchumbent dalam Pilkada Bursel, sebab
yang akan menentukan siapa Bupati dan Wakil Bupati lima tahun kedepan adalah
masyarakat Bursel sendiri dan bukan orang lain, apalagi ditentukan oleh
kekuasaan dan uang.
“Kita akan berhadapan dengan inchumbent, dengan penguasa dan uang banyak dan sebagainya, tetapi
itu terpulang kepada masyarakat, sebab kalau masyarakat ingin memenangkan kami,
maka kita akan terpilih,” tandasnya.
Maka dari itu, dirinya menghimbau kepada masyarakat
di daerah ini untuk nantinya memantau seluruh proses tahapan Pilkada ini agar
berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada proses-proses intimidasi maupun money politic.
“Tanggal 9, apa pun yang terjadi anak daerah harus
jadi Bupati. Kita harus mencegah perbuatan-perbuatan yang merugikan dan
memalukan. Merugikan karena orang mau kerja tetapi tidak bekerja, memalukan
karena kita punya daerah sendiri tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi, kita
harus bersatu mulai hari ini. Pada saatnya kami pasti akan dipercayakan, sebab
tidak mungkin masyarakat mempercayakan orang lain dan bukan anak negeri,”
tuturnya.
Menurut Fatsey, dirinya bersama Anthon Lesnussa
merupakan birokrat tulen yang sangat paham betul soal pemerintahan dan utamanya
lagi merupakan anak daerah yang sudah sepantasnya menjadi Bupati dan Wakil
Bupati di negeri sendiri.
“Daerah ini akan lebih bagus jika dibawa pimpinan HIKMAT,
sebab sebagai anak negeri kami lebih merasa bertanggung jawab terhadap negeri
ini. Tanpa orang lain pun kita bisa bangun daerah kita sendiri. Pak Anthon
adalah mantan Sekda Kabupaten Manokwari dan saya ada mantan Sekda Kabupaten
Bursel. Calon Bupati dan Wakil Bupati seluruh Indonesia ini yang sama-sama
mantan Sekda cuma kami dan ini harus disyukuri,” ujarnya.
Tambahnya lagi, berbicara persoalan ilmu
pemerintahan, HIKMAT punya segudang ilmu pemerintahan.
“Berbeda dengan mereka yang saat ini menjalankan
pemerintahan, mereka tidak punya apa-apa sehingga mereka laksanakan
pemerintahan lima tahun ini amburadur dan orang kecewa dimana-mana. Kalau kita
tidak memanfaatkan kesempatan ini dan membiarkan daerah ini kepada orang-orang
yang tidak bertanggung jawab, maka masa depan daerah ini akan habis. Apalagi,
mereka punya slogan Lanjutkan, mau lanjutkan apa? Sebab, yang paling cocok
ialah Tuntaskan,” paparnya. (SBS-01)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!