Close
Close

Panitia HUT RI dan Kabag Umum Bursel Tak Becus

Namrole, SBS.
Pelaksanaan Apel Kehormatan dan Renungan Suci yang sedianya berlangsung, Minggu (16/8) pukul 24.00 WIT di Pelabuhan Namrole berlangsung beberapa jam lebih awal dan terkesan asal-asalan.
Pasalnya, tidak ada persiapan apa pun yang dilakukan oleh pihak Panitia Pelaksana Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke 70 yang dikomandoi Asisten I Setda Kabupaten Bursel, Bernadus Waemese Bernadus serta Kabag Umum dan Kerumahtanggaan Setda Kabupaten Bursel, Hairul Latief Tuahuns.
Wakil Bupati Kabupaten Bursel Buce Ayub Seleky bersama Sekda Kabupaten Bursel Mahmud Souwakil dan Wakil Pimpinan DPRD Gerson Eliazer Selsily serta sejumlah anggota DPRD saat tiba di halaman pelabuhan Namrole pun dikejutkan dengan tak ada satu pun persiapan yang disediakan Panitia Pelaksana maupun Bagian Umum Setda Kabupaten Bursel untuk melaksanakan malam Apel Kehormatan dan Perenungan Suci yang sangat sakral bagi seluruh rakyat Indonesia itu.
Bahkan tuan rumah, yakni pihak KPLP Namrole juga sempat merasa tidak dihargai, karena tidak ada pemberitahuan apapun dari Panitia Pelaksana untuk menggunakan lokasinya sebagai tempat pelaksanaan kegiatan tersebut.
Dimana, setelah Sekretaris Panitia HUT RI, Umar Mahulette tiba di Pelabuhan Namrole dan memberitahukan kepada pihak KPLP Namrole, barulah pihak KPLP Namrole mengetahui akan diadakan acara itu.
Selanjutnya, ada pihak yang dihubungi Mahulette via teleponnya dan setelah 10 menit kemudian barulah nampak Mobil Angkutan Pedesaan memasuki halaman Pelabuhan Namrole dan menurunkan puluhan kursi yang didatangkan bagi para pejabat.
Sementara, nampak juga Panitia Pelaksana juga tidak memberi perhatian kepada ratusan pelajar yang telah berjalan dari Lapangan Terbang (Lapter) Namrole di Desa Lektama menuju halaman Pelabuhan Namrole dan terlihat sangat letih dan ingin membubarkan diri, karena tak ada air mineral ataupun snack yang diberikan.
Dalam Upacara Malam Renungan Suci itu dipimpin langsung oleh Komandan Kompi (Danki) Senapan D di Yonif 731/Kabaresi Namrole, Lettu Inf Heru Dwi Santoso dan hanya berlangsung singkat, yakni kurang lebih 15 menit karena minimnya kesiapan yang dilakukan oleh pihak Panitia Pelaksana, termasuk Bagian Umum dan Kerumahtanggan Setda Kabupaten Bursel.
Upacara ini pun tak dihadiri oleh Bupati Kabupaten Bursel Tagop Sudarsono Soulisa dan Ketua DPRD Kabupaten Bursel Arkilaus Solissa.
Tagop, ketika acara tersebut maupun acara sebelumnya, yakni Upacara Taptu sementara berada dikediamannya di Desa Lektama, namun tak diketahui secara pasti mengapa Bupati defentifi pertama itu tak menghadiri acara-acara kenegaraan tersebut.
Sedangkan, Ketua DPRD Kabupaten Bursel, Arkilaus Solissa diketahui sementara berada di Ambon. Tugasnya sebagai Inspektur Upacara Taptu pun tak dilaksanakannya dan diambil alih oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bursel yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Gerson Eliezer Selsily.
Terkait dengan ulah Panitia Pelaksana dan kabag Umum yang tak mempersiapkan agenda kenegaraan itu secara baik, Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD Kabupaten Bursel, Sami Latbual pun angkat bicara dan mendesak Bupati Kabupaten Bursel, Tagop Sudarsono Soulissa diminta untuk mengevaluasi kinerja Panitia Pelaksana serta Kabag Umum dan Kerumahtanggaan Setda Kabupaten Bursel, Hairul Latief Tuahuns, sebab dinilai tak becus mengemban tugas.
Penegasan ini dikemukakan Latbual kepada Suara Buru Selatan, Minggu (16/8) malam diselah-selah kegiatan Apel Kehormatan dan Renungan Suci yang berlangsung di Pelabuhan Namrole.
"Dari proses pelayanan pada persiapan peringatan HUT RI yang merupakan hari yang cukup bersejarah bagi bangsa ini, mereka tak bertanggung jawab. Sebab, dalam rangka kegiatan Apel Kehormatan dan Renungan Suci di Pelabuhan Namrole aini ternyata tidak ada persiapan apa-apa atau satupun yang disiapkan. Mulai dari tenda, sound sistem, bahkan kursi untuk pejabatpun tidak disediakan. Ini sungguh menyedihkan," kata Latbual yang juga Ketua DPC PDIP Kabupaten Bursel itu.
Latbual menilai, pemahaman ideologi dan kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara patut dipertanyakan, sebab mereka tidak becus untuk mengurusi pelaksanaan acara nasional yang cukup bersejarah bagi bangsa ini. Padahal, para pahlawan harus merebut kemerdekaan 70 Tahun silam dengan mengorbankan segala harta benda, bahkan nyawa untuk mendapatkan kemerdekaan itu untuk dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia hingga kini.
"Mereka harus dievaluasi agar kedepan tidak melakukan hal yang sangat memalukan seperti yang saat ini terjadi. Ini bukan persoalan pelayanan terhadap pejabat dan tamu, tetapi lebih kepada rasa tanggung jawab sebagai pelaksana dan rasa kecintaan kepada bangsa dan negara yang semestinya kita implementasikan dalam kegiatan seperti ini," tutur pria yang sementara melanjutkan Strata Dua Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon ini.
Anggota DPRD Bursel dua periode ini juga menyesalkan kehadiran Pegawai Negeri Sipil (PNS), karena Bursel memiliki ribuan PNS, namun yang nampak hadir pada momentum bersejarah ini, hanya puluhan orang saja. Padahal, momentum ini merupakan momentum bersama dan bukan hanya harus dihadiri oleh ratusan pelajar yang membanjiri kegiatan Apel Kehormatan dan Renungan Suci itu. (SBS-03)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post