Namrole,
SBS.
Panwas Kabupaten Buru Selatan (Bursel) menemukan
banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup Pemerintah Kabupaten Bursel maupun
sejumlah Kepala Desa di Bumi Fuka Bipolo tersebut yang nakal dan terlibat
langsung dalam politik praktis.
Mereka yang terlibat politik praktis itu bukan hanya
mendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Inchumbent bernomor Urut 2,
yakni Tagop Sudarsono Soulissa-Buce Ayub Seleky (TOP-BU) saja, tetapi ada juga
yang mendukung pasangan Nomor Urut 1, yakni Hakim Fatsey-Anthon Lesnussa
(HIKMAT) dalam kegiatan Kampanye Damai yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Kabupaten Bursel di GOR Pemuda Namrole hingga Lapangan Desa Elfule, Kamis
(27/8).
Hal itu diakui langsung oleh Ketua Panwas Kabupaten
Bursel Siyusuf Solissa yang didampingi anggota Panwas Kabupaten Bursel lainnya
Jusri Lesilawang, Sabtu (29/8).
“Dimana untuk versi HIKMAT itu kita identifikasi
diantaranya ada Pak Bahri Lesnussa. Sedangkan, untuk versi TOP-BU yang jelas
kemarin itu banyak dan yang sudah terpublikasi itu Bendahara Ortala Setda
Kabupaten Bursel, Saut Sigmarlatu. Dimana, yang bersangkutan terlibat secara
langsung dalam fasilitas kampanye, mobil dan sebagainya,” kata Solissa.
Lebih lanjut, Solissa mengaku ada sejumlah Kepala
Desa di Kecamatan Namrole juga yang terang-terangan terlibat politik praktis,
yakni Kepala Desa Wali, Abu Basri Seknun dan juga Kepala Desa Oki Lama, Din
Solissa yang secara jelas-jelas mendukung pasangan TOP-BU.
“Selain itu, ada sejumlah Kepala Desa, yakni Kepala
Desa Wali dan Kepala Desa Oki Lama. Dimana, mereka terlibat langsung dalam
deklarasi kampanye damai,” bebernya.
Terkait hal itu, pihaknya telah melaporkan langsung
ke Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bursel, Mahmud Souwakil perihal
keterlibatan sejumlah PNS yang secara terang menderang mendukung kedua pasangan
calon tersebut diharapkan dapat segera ditertibkan sesuai aturan yang berlaku.
“Dimana, secara lisan sudah kami sampaikan ke Pak
Sekda bahwa di lapangan seperti ini dan harusnya Bapak segera tertibkan dan
beliau sampaikan bahwa akan beliau tertibkan,” kata Solissa.
Komisioner Panwas Kabupaten Bursel dua periode ini
pun mengaku sudah dua kali menyurati Sekda Kabupaten Bursel dan para Camat agar
menghimbau para PNS dapat menjaga netralitas.
“Kita sudah juga pernah menyurati ke Sekda dan juga
ke Camat-Camat dan surat sudah kita layangkan agar menjaga netralitas PNS dan
melakukan penertiban terhadap aparat PNS yang semewenang-wenang menggunakan
statusnya sebagai PNS untuk terlibat langsung dalam politik-politik praktis,”
paparnya.
Namun, kenyataannya, ada saja PNS maupun Kepala Desa
yang terlibat, sehingga pihaknya juga telah menyurati para Camat guna mendesak
proses penertiban terhadap para Kepala Desa yang terlibat tersebut.
“Kami sudah surati ke camat-camat untuk segera
melakukan penertiban para Kepala Desa yang terlibat politik praktis tersebut.
Jadi, langkah-langkah prefentive sudah kami lakukan,” paparnya.
Sebab, katanya, sebagai lembaga pengawas, pihaknya
tidak berkewenangan memberikan sanski terhadap para PNS maupun Kepala Desa yang
terlibat politik praktis. Sebab, yang bisa dilakukan pihaknya adalah memberikan
rekomendasi kepada pihak yang berwenang untuk memberikan sanksi kepada mereka.
“Yang jelas kita akan menindaklanjuti dalam laporan.
Karena kita lembaga panwas tidak punya kewenangan untuk memutasikan atau
memecat dan sebagainya, kita hanya punya kewenangan untuk merekomendasikan
kepada pihak yang berwenang,” tuturnya.
(SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!