Close
Close

Pengungkapan Kasus Pencurian di Rumah Bendahara DKP Bursel Lambat

Namrole, SBS.
Penanganan kasus pencurian yang dialami Bendahara Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bursel, Yanes Siahaya, Rabu (10/6) lalu hingga kini belum berhasil mengungkap siapa kedua pelaku yang terekam CCTV yang terpasang di rumah Siahaya tersebut.
Jajaran Polsek Namrole yang dikomandani oleh Kapolsek Kompol Kahar Soelefi terkesan lambat menindak lanjuti bukti rekaman Closed Circuit Television (CCTV) yang dimiliki oleh korban dan telah diserahkan pasca dilaporkan kasus itu hampir dua bulan lalu.
Soelefi yang dikonfirmasi sejumlah wartawan di kantornya terkait perkembangan kasus itu enggan untuk menjawabnya. Soelefi, malah memanggil anak buahnya, Kanit Reskrim Polsek Namrole, Aiptu Anthon untuk menjawab pertanyaan wartawan itu.
“Nanti tanya saja ke Pak Kanit Reskrim, tolong panggil Pak Kanit Reskrim,” kata Soelefi kepada wartawan seraya meminta salah satu anak buahnya yang lain untuk memanggil Anthon.
Ketika Anthon datang dan ditanyai oleh wartawan dengan pertanyaan yang sama, Anthon kemudian bertanya lagi kepada Soelefi apakah dia harus menjawab pertanyaan wartawan itu. Soelefi pun mengiyakan Anthon untuk menjawab, tetapi Anthon pun kemudian berdalih mengaku tak bisa menjawab pertanyaan sejumlah tersebut.
“Saya belum bisa jawab, karena ini musti kirim ke Lapbor Makassar, sebab kita punya alat untuk CCTV itu tidak ada. Jadi, untuk sementara Saya bisa bicara, sebab kalau bicara saya takut salah,” ucapnya kepada Kapolsek dan juga wartawan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, belakangan ini aksi pencurian sangat marak terjadi di Namrole, Ibu Kota Kabupaten Buru Selatan (Bursel). Maka dari itu, setiap warga haruslah berhati-hati dalam mengantisipasi aksi liar para pencuri yang diduga berkomplotan itu.
Bendahara Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bursel, Yanes Siahaya bahkan menjadi korban pencurian sebanyak dua kali, yakni sekali pada bulan Mei 2015 lalu dan terakhir pada 10 Juni 2015 lalu.
Hal itu diakui langsung oleh Sihaya kepada wartawan di kediamannya, Rabu (24/6) meresponi langkah penanganan jajaran Polsek Namrole yang dinilai lambat memproses kasus yang telah dialporkan oleh pihaknya itu.
Siahaya mengaku bahwa kronologis aksi pencurian kedua yang dialaminya terjadi pada Rabu (10/6) subuh sekitar pukul 01.00 WIT. Dimana, akibat aksi dua orang pencuri yang terekam di CCTV yang di pasang oleh di rumahnya, pihaknya harus menderita kehilangan 1 unit labtop, 1 unit hardiks dan 1 unit genset 1 Kg.
Sedangkan, pada kasus pencurian pertama yang dialami, pihaknya harus kehilangan sejumlah uang gereja, emas milik istrinya dan uang yang ada dalam celengan milik anaknya. Kendati saat itu ada labtop dan Handphone, namun tidak diambil oleh pelaku.
Dimana, untuk kasus pencurian kedua kali tersebut, Siahaya bersama istrinya dan anaknya memang berada di rumah, tetapi pelaku diuntungkan lantaran saat itu Namrole sementara diguyur hujan deras dan aksi yang dilakukan sudah sangat larut malam.
Dikatakannya, sesuai dengan rekaman CCTV yang telah diserahkan kepada pihak penyidik Polsek Namrole, terlihat ada dua orang pelaku yang terekam dalam CCTV tersebut.
Akan tetapi, katanya, pasca dilaporkannya kasus tersebut Rabu siang ke Polsek Namrole, jajaran kepolisian setempat malah menunjukkan sikap kurang pro aktif dalam menindak lanjuti kasus yang dialami pihaknya itu.
“Istri saya melaporkan kasus ini tanggal 10 Juni siang dengan harapan hari itu bisa mendapatkan bukti laporan dan diambil BAP-nya, tetapi ternyata beberapa hari kemudian baru laporan keluar. Itu pun masih terjadi kesalahan pengetikan, sebab harinya ditulis hari Sabtu tanggal 10 Juni. Padahal, yang benar adalah hari Rabu tanggal 10 Juni 2015. Setelah itu polisi kemudian memperbaiki lagi laporan itu, tetapi sampai saat ini laporan itu belum keluar. Berarti proses kerja polisi seperti inikan terkesan lambat,” ungkapnya.
Padahal, lanjutnya, dengan adanya rekaman CCTV yang telah diserahkan oleh pihaknya kepada jajaran Polsek Namrole, penyidik dapat dengan mudah mengungkap para pelaku pencurian itu.
“Berbedah dengan kejadian pertama ketika mereka mencuri uang gereja, emas istri saya dan juga celengan anak saya itu tidak ada barang bukti, tetapi kasus pencurian yang kedua inikan ada barang bukti berupa rekaman CCTV, kenapa polisi lama dalam menyelidiki kasus ini,” tanyanya.
Lambatnya kerja polisi itu menimbulkan pertanyaan bagi dirinya, apakah anggota Polsek Namrole ini punya skill atau kemampuan untuk mengungkap kasus seperti ini ataukah tidak.
“Apakah hanya datang dan tanya-tanya saja, apakah tidak bisa melacak sidik jari? Barang-barang itu ada ataukah tidak. Anggota yang tangani kasus semacam itu punya kemampuan ada ataukah tidak, tetapi sepertinya tidak ada. Berarti polisi disini juga perlu pembinaan dan pelatihan,” tuturnya.
Sementara itu, Siahaya pun mengaku bahwa, pasca kejadian pencurian di rumahnya Rabu 10 Juni 2015 lalu, salah satu stafnya di kantor bernama Feby Soleman pun kemudian menjadi korban pencurian pada Jumat 12 Juni 2015 lalu di rumahnya dan harus kehilangan labtop, uang dan HP sebanyak dua unit.
Dimana, awalnya dirinya berfikir bahwa ada keterkaitan antara kasus pencurian dirumahnya dengan di rumah stafnya itu, tetapi ternyata tidak.
Sementara itu, terkait dengan penanganan kasus pencurian yang menimpa Siahaya itu, Kapolsek Namrole, Kompol Kahar Soelefi kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (24/6) mengaku bahwa pihaknya masih terus melakukan penyelidikan guna mengungkap siapa pelaku pencurian itu.
“Memang sudah buat laporannya semua, sudah lakukan pemeriksaan terhadap korban maupun empat orang saksi. Akan tetapi, kasusnya masih dalam proses lidik,” ungkapnya.
Soelefi mengaku bahwa pihaknya telah mengantongi bukti CCTV dari rumah Siahaya, hanya saja kualitas CCTV itu kurang baik alias rendah sehingga agak menyulitkan pihaknya untuk mengenali kedua pelaku pencurian di rumah Siahaya itu.
“Memang ada bukti CCTV, tapi kita belum tahu pelakunya itu siapa dan kami belum berani mengambil kesimpulan dan memutuskan si ini atau si dia. Sebab, kendati gambarnya dari semua sisi dan memang terlihat mukanya, tetapi jika gambarnya disorot, ternyata gambarnya pecah dan wajah pelaku tak bisa dikenali secara jelas,” ujarnya.
Namun, dari rekaman CCTV itu memang dapat diketahui bahwa pelaku pencurian di rumah Siahaya itu berjumlah dua orang dan berkelamin laki-laki.
“Memang diketahui keduanya laki-laki, satu orang bertubuh tinggi dan satu orang bertubuh rendah, tetapi kita belum bisa memastikan pelakunya orang Namrole ataukah dari luar Namrole,” tuturnya.
Mengakhiri keterangannya kepada wartawan Soelefi mengaku bahwa belakang ini memang banyak terjadi kasus pencurian. Olehnya itu, masyarakat haruslah berhati-hati sehingga tidak sampai menjadi korban aksi pencurian tersebut. (SBS-01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post