Namrole,
SBS.
Pemilihan kepala
daerah (Pilkada) di Kabuaten Buru Selatan (Bursel) berlangsung rusuh. Ratusan
orang berunjuk rasa di depan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bursel untuk
meminta pemilihan ulang. Bahkan, Ketua KPU Kabupaten Bursel pun akhirnya
disandera oleh sekelompok penyandera yang tak terima dengan hasil Pilkada
Kabupaten Bursel tersebut.
Namun itu
hanyalah peragaan simulasi yang dilakukan oleh personil Polres
Buru dan Sub Den 3 Den A Pelopor Sta Bromobda Maluku dalam rangka pengamanan
Kota dalam rangka pengamanan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bursel
Tahun 2015.
Dalam simulasi itu turut menampilkan beberapa
kegiatan yang merupakan aplikasi dalam Sispam kota sebagai bentuk pengamanan
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bursel Tahun 2015.
Dimana, peragaan yang ditampilkan berupa pelaksanaan
pengamanan di TPS pada tahap pemungutan suara, unjuk rasa dan aksi penyelamatan
Ketua KPU Kabupaten Bursel dari penyanderaan.
Untuk tahapan pemungutan suara meliputi persiapan di
TPS (penataan kursi, kotak suara dll). Dimana, masyarakat dan petugas TPS masuk
untuk melakukan pemungutan suara. Sebagian masyarakat yang sudah datang duduk
di kusri yang sudah disediakan. Dimana, proses pemungutan suara itu dilakukan
di salah satu TPS yang berada di Kecamatan Namrole yang rawan dan mendapat
pengamanan 2:2:4 yang artinya 1 TPS diamankan oleh 1 anggota Polri dan 2 orang
anggota Linmas Kabupaten Bursel.
Selanjutnya petugas memberikan pengarahan terhadap
calon pemilih tentang cara-cara melakukan pemungutan suara atau pencoblosan.
Selanjutnya sambil menunjuk papan gambar yang sudah disediakan, petugas TPS
menjelaskan mengenai sah dan tidaknya surat suara sampai dengan selesai.
Kemudian, masyarakat melakukan pemungutan suara
secara tertib dan teratur dengan didamingi petugas KPPS. Tak lama kemudian,
datanglah 2 orang yang terlambat pada saat pemungutan suara sudah habis
waktunya, tapi mereka memaksakan masuk untuk memilih dan terjadi keributan.
Namun berkat kesigapan petugas keamanan dalam menjelaskan, kedua orang tersebut
dapat menerimanya.
Berikutnya, pada tahapan penghitungan suara oleh
KPPS, tiba-tiba ada saksi dari calon Bupati/Wakil Bupati X yang tidak puas dan
merasa dirugikan dengan keputusan KPPS yang menyatakan tidak sah terhadap salah
satu kartu suara sehingga mengundang masyarakat di sekitar TPS melakukan
protes.
Anggota Pam TPS dan KPPS berusaha meredam ketegangan
tersebut, tetapi keributan di TPS semakin membesar sehingga petugas keamanan
melaporkan ke Polsek terdekat. Tak lama kemudian, datanglah mobil Patroli
Polsek Namrole yang tida di TPS dimaksud untuk mengatasi dan mengamankan
masyarakat yang melakukan pengrusakan di TPS tersebut ke Polsek Namrole.
Keributan itu dapat diredam dan mobil patroli pun
meninggalkan TPS, namun masih meninggalkan rasa kekecewaan terhadap kelompok
yang tidak puas. Saksi yang protes pun kemudian meninggalkan TPS dan menghasut
massa. Dimana, ada rekan mereka yang ditangkap dan diamankan di kantor polisi.
Setelah mendengarkan hal itu, maka massa Cabup dan Cawabup X tidak terima akan
penangkapan tersebut dan merencanakan akan melakukan unjuk rasa di Kantor KPU
Kabupaten Bursel.
Hal itu pun tercium dan Satgas Deteksi melaporkannya
ke Kaopsres bahwa ada kumpulan massa pendukung Cabup dan Cawabup X yang mau
melaksanakan unjuk rasa dan ternyata apa yang dilaporkan itu benar adanya.
Olehnya itu, Kapolres Buru kemudian memerintahkan Kasat Sabhara untuk
menurunkan pasukan Dalmas guna mengamankan jalannya aksi unjuk rasa.
Massa pendukung Cabup dan Cawabup X terlihat menuju
Kantor KPU Kabupaten Bursel sambil berteriak menuntut penghitungan suara ulang
dan pencopotan Ketua KPU Kabupaten Bursel. Bahkan, massa tersebut terlihat
semakin marah dan emosi karena merasa dicurangi dalam penghitungan suara di
TPS, dan kendati belum melakukanpelemparan, tetapi kondisi terlihat tidak lagi
kondusif. Dimana, petugas Polri yang menjaga Kantor KPU sudah kewalahan dalam
mengatasi keadaan di Kantor KPU Kabupaten Bursel.
Karena massa pendemo sulit dikendalikan oleh petugas
dan semakin memanas, maka Ka Pam KPU Bursel menginformasikan hal ini ke Ka
Posko dan meminta untuk dilakukan penambahan pasukan Dalmas ke Kantor KPU
Kabupaten Bursel.
Dimana, Ka Posko Mantap Praja 2015 pun melaporkan
kejadian tersebut kepada Kapolres dan Kabag Ops langsung menindaklanjutinya
dengan menurunkan Dalmas Polres untuk mengamankan situasi. Setibanya di lokasi,
Dalmas awal membentuk formasi bersaf lurus di belakang tim negosiator. Namun,
massa semakin memanas dan berusaha menerobos blokade petugas Dalmas awal.
Pada kesempatan itu, Kasat Binmas selaku negosiator
kemudian menghimbau agar para pendemo daat melakukan unjuk rasa secara tertib,
sopan dan jaga keamanan. Namun ternyata himbauan itu tidak diindahkan, bahkan
massa semakin banyak dan mulai mencoba menerobos blokade polisi. Olehnya,
negosiator meminta Kasat Sabhara untuk mengirimkan pasukan Dalmas untuk
membubarkan massa.
Dimana, meski pun situasi memanas, Kasat Sabhara
beserta tim negosiator berupa melakukan negosiasi dengan Korlap massa, namun
tidak ada kata sepakat, bahkan massa semakin tidak tertib dan tidak
mengindahkan perintah petugas serta cenderung memperlihatkan perilaku yang
menyimpang. Mengingat situasi massa yang semakin memanas diikuti
teriak-teriakan dan aksi dorong mendorong dengan petugas, maka Kasat Sabhara
pun memberikan himbauan agar ara pendemo dapat tertib dalam menyampaikan aspirasi,
tida terprovokasi, jaga keamanan dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang
mengarah ke pelanggaran hukum.
Akan tetapi, massa dalam jumlah besar pun kemudian
datang dan bergabung dengan para pendemo, bahkan mereka terlihat semakin brutal
dan anarkis.
Dalmas lanjut pun juga terlihat datang dan
menggantikan Dalmas awal yang ternyata tidak mampu membendung jumlah massa yang
semakin banyak dan anarkis tersebut.
Massa yang beringat kemudian melempari petugas
dengan air mineral dan pasukan Dalmas lanjut melakukan/membentuk
formasi-formasi.
Karena semakin lama situasi semakin brutal dan massa
semakin banyak, akhirnya Kapolres Buru melaporkan kepada Kapolda Maluku dan
meminta untuk di Back Up pasukan PHH Brimob.
Selanjutnya, dengan seizin Kapolda Maluku dan Kasat
Brimob Maluku, akhirnya diturunkan satu kompi pasukan PHH Brimob yang kemudian
melaksanakan lintas ganti dengan Dalmas lanjut.
Sebelum dilakukan pendorongan massa, Kepala Sub
Detasemen PHH Brimob memberikan himbauan kepolisian kepada pendemo untuk tidak
melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada pelanggaran hukum, olehnya itu
pendemo harus tertib, sampaikan aspirasi secara baik dan sopan dan polisi akan
melakukan tindakan-tindakan hukum kepada pendemo yang tidak mentaatinya.
Namun, himbauan itu tak diindahkan oleh massa
pendemo, mereka berteriak dan melempari petugas dengan batu dan benda-benda
keras yang ada di lapangan.
Kemudian, gabungan pasukan PHH Brimob dan Dalmas
Polres Buru melakukan penanggulangan huru hara dengan cara mendorong mundur massa
pengunjuk rasa dengan cara agar massa mundur, Danton memberi aba-aba dorong
maju dan Danton memberi aba-aba sodok, kemudian Danton memerintahkan formasi
awal dan memberi aba-aba dorong maju.
Namun, massa tetap bertahan dan melakukan pembakaran
ban. Kemudian dari Kompi PHH mengerahkan unit pemadam untuk memadamkan api
supaya tidak meluas.
Melihat itu, massa kemudian berusaha menyerang unit
pemadam dan semakin beringas serta melakukan pelemparan. Sementara pasukan PHH
Brimob dan Dalmas Polres Buru melaksanakan tindakan mendorong mundur massa dan
melontarkan peluru asap dan gas air mata untuk membubarkan massa.
Selanjutnya, dengan seizin Kapolda Maluku dan Kasat
Brimobda Maluku, Kapolres Buru menerjunkan unit anti anarkis Subden 3 Den A
Pelopor untuk menghentikan tindakan anarkis yang dilakukan massa yang sudah
sangat brutal.
Dimana, tim anti anarkis dengan kelengkapan senjata
laras licin dan senjata api dengan kendaraan sepeda motor melakukan tindakan
untuk memperingati sekelompok orang yang berbuat anarkis dan melanggar hukum
dengan memberikan arahan kepada massa yang anarkis, akan tetapi himbauan
tersebut tidak dihiraukan oleh massa sehingga tim anti anarkis memberikan
tembakan peringatan ke arah yang aman. Sedangkan, massa yang melakukan tindakan
anarkis tidak mempedulikan dan tetap melakukan tindakan yang melanggar hukum.
Untuk kedua kalinya tim anti anarkis melakukan tembakan ke arah yang tidak
membahayakan dengan maksud melumpuhkan.
Selanjutnya, sekelompok massa yang melakukan
tindakan anarkis berhasil dibubarkan dan yang terkena tembakan diamankan ke
ambulans untuk segera diberikan perawatan dan ada beberapa yang diamankan
petugas.
Setelah pembubaran massa oleh Kompi PHH beserta
Dalmas Polres Buru dan dilanjutkan dengan penanggulangan tim anti anarkis Subden
3 Den A Pelopr Sat Brimobda, masih ada sekelompok orang yang berusaha untuk
mengancam keselamatan Ketua KPU Kabupaten Bursel dengan berusaha menyerang
Kantor KPU.
Selanjutnya simulasi itu dilanjutkan dengan adegan
pengamanan aksi penyelematan Ketua KPU Kabupaten Bursel dari penyanderaan.
Dimana, Ketua KPU kembali ke kediamannya diikuti oleh Pamtup Sat Intelkam
Polres Buru. Tiba-tiba datang sekelompo orang dengan menggunakan sepeda motor
dan masuk ke dalam rumah Ketua DPRD, kemudian menyandera Ketua KPU dengan
senjata api yang diduga Senpi Rakitan.
Personil Sat Intelkam yang sedang bertugas langsung
melaporkan kepada Kasat Intelkam Polres Buru dan diteruskan ke Kapolres Buru
bahwa telah terjadi penyanderaan Ketua KPU Kabupaten Bursel.
Selanjutnya, dengan seizin Kapolda Maluku dan Kasat
Brimobda Maluku, Kapolres Buru menggerakan Tim Anti Terornya guna melakukan
pembebasan sandera. Akhirnya, satu tim anti teror Subden 3 Den A Pelopor
dikerahkan untuk pembebasan sandera yang dalam kegiatan tersebut terjadi aksi
tembak menembak antara petugas dengan sekelompo penyandera yang juga dilengkapi
dengan senjata api.
Setelah terjadi tembak menembak, akhirnya Ketua KPU
berhasil diselamatkan walaupun dengan sangat terpaksa jatuh korban jiwa dari
pihak penyandera.
Selanjutnya, setelah Ketua KPU diamankan oleh Tim
Anti Teror Brimob Subden 3 Den A Pelopor Sat Brimobda berhasil menyelamatkan
Ketua KPU, datang tim dari Polres Buru untuk mengamankan TKP dan memasang
police line serta menempatkan personel untuk mengamankan TKP tersebut.
Berikutnya, datang Tim Identifikasi dan Keslap
Polres Buru untuk mengolah TKP dan mobil ambulans untuk membawa korban ke RS.
Proses simulasi itu turut dihadiri oleh Wakil Bupati
Kabupaten Bursel Buce Ayub Seleky yang juga Calon Wakil Bupati Inchumbent dari
pasangan TOP-BU dan pasangan Hakim Fatsey-Anthon Lesnussa (HIKMAT), sedangkan
Bupati, Tagop Sudarsono Soulissa tidak terlihat hadir.
Kapolres Buru, AKBP Popy Yugonaro yang didampingi
Dandim 1506, Letnan Kolonel Inf Umar kepada wartawan diselah-selah simulasi itu
mengaku bahwa simulasi yang dilakukan merupakan bentuk antisipasi pihaknya guna
mensukseskan Pilkada Bursel yang harus berjalan aman dan damai.
Dimana, katanya, personil Polres Buru yang dibantu
dengan BKO Brimob Polda Maluku serta Back up dari TNI yang disiagakan untuk
melakukan pengamanan berbagai agenda Pilkada Bursel berjumlah 1.079 orang
personil.
“Dalam berbagai tahapan Pilkada Bursel ini, personil
yang disiagakan dari Polres Buru dan BKO Brimob Polda Maluku berjumlah 721
personil dan dibantu rekan-rekan TNI itu
sebanyak 358 orang personil,” katanya.
Dimana, katanya, sesuai jumlah TPS yang ada di
Kabupaten Bursel, yakni 152 TPS, maka pada setiap TPS akan ditugaskan satu
orang personil polisi guna pengamanan.
“Jadi, masing-masing TPS 1 personil. Sedangkan yang
stand by di Namrole, Waesama dan Leksula itu ada pasukan siaganya. Dimana,
pasti ada penambahan personil apabila situasi keamanan meningkat dan butuh
penebalan pasukan, pasti ada. Itu sudah masuk dalam rencana kita,” bebernya.
Namun begitu, dirinya menghimbau agar masyarakat di
Bumi Fuka Bipolo ini dapat turut serta menjaga keamanan agar proses demokrasi
di kabupaten berumur tujuh tahun ini dapat berlangsung aman dan damai guna
mewujudkan ksejahteraan bagi masyarakat di daerah ini.
“Saya menghimbau kepada masyarakat supaya pemilu
Kabupaten Bursel harus berjalan dengan aman,” himbaunya. (SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!