Namrole,
SBS.
Festival Duen (Rakit) yang dilaksanakan di Kali
Waetina, Desa Namrinat, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel)
rangka meramaikan Wonderful Sail 2 Indonesia, Jumat (14/8) berlangsung semarak.
Kegiatan tersebut dilaksanakan atas kerja samaJemaat
GPM Namrinat, Klasis Buru Selatan (Bursel) dan Gerakan Angkatan Muda Kristen
Indonesia (GAMKI) Kabupaten Bursel dan dibuka langsung oleh Wakil Bupati
Kabupaten Bursel, Buce Ayub Seleky.
Dalam festival yang diikuti oleh 26 pemilik rakit
yang berasal dari sejumlah desa dan dusun di bantaran kali Waetina itu turut
diramaikan dengan keikutsertaan puluhan wisatawan mancanegara yang turut
terllibat langsung dalam festival tersebut.
Dimana, bukan hanya sekedar menonton saja, tetapi
para wisatawan ini pun turut berbaur dan menjadi bagian dari para pengguna
Rakit itu, bahkan sebelum peserta Festival memulai star untuk mengarungi kali
menuju Dusun Waetina, para wisatawan turut serta merasakan bagaimana menggunakan
Rakit kurang lebih 30 menit untuk berputar-putar bersama para peserta di titik
star.
Wakil Bupati Kabupaten Bursel, Buce Ayub Seleky
dalam sambutannya ketika membuka acara itu mengatakan Duen ini merupakan alat
transportasi tradisional yang berabad-abad lamanya digunakan sebagai alat
transportasi untuk kebutuhan masyarakat Buru.
“Jadi, masyarakat Buru yang ada di sekitar
bantaran-bantaran sungai besar di Pulau ini selalu menggunakan Duen sebagai
sarana transportasi. dimana, Festival Duen ini merupakan bagian dari agenda
kita di Wonderful Sail 2 Indonesia,” kata Seleky.
Menurut Seleky, catatan penting yang diilhami dari
berbagai rangkaian kegiatan Wonderful Sail 2 Indonesia, termasuk pelaksanaan
Festival Duen ini ialah adanya berbagai budaya yang harus menjadi fokus untuk
dikembangkan kedepan.
“Satu catatan penting, bahwa setelah dengan sail ini
telah terdeteksi beberapa sarana-sarana budaya dan akan kita kembangkan menjadi
sarana-sarana yang akan memperkaya dinas parawista kita,” ucapnya.
Seleky pun turut menyampaikan terima kasih kepada
Jemaat GPM Waetina dan GAMKI Kabupaten Bursel selaku panitia pelaksana kegiatan
tersebut. Dimana, pihaknya berharap, di tahun-tahun mendatang, kegiatan semacam
ini akan menjadi agenda tetap pemerintah daerah.
“Panitia terima kasih, kegiatan ini jangan hari ini
saja, tetapi Tuhan berkenaan pada waktu-waktu yang akan datang harus ditetapkan
sebagai salah satu agenda tetap daerah. Dia harus dijadikan agenda tetap setiap
tahun dan dijadwalkan supaya pada tahun-tahun berikut itu bisa dikembangkan
lebih baik lagi,” tuturnya.
Dimana, lanjutnya, kedepan berbagai sarana Duen yang
digunakan akan dipoles lebih baik lagi dan pola-pola yang lebih modern sehingga
akan lebih menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Jadi, kalau hari ini dilaksanakan dengan sangat
tradisional dan dengan pola-pola yang sederhana, di tahun berikut harus
dimodifikasi lebih baik lagi. Dimana berbagai material lokal yang digunakan
bisa dimodifikasi lebih modern lagi dan dihias lebih baik lagi sehingga akan lebih
memiliki nilai budaya yang layak untuk dipromosikan,” himbaunya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Duen, Pendeta
Max Lesnussa dalam laporannya mengatakan Duen merupakan salah satu sarana
transportasi tradisional yang digunakan digunakan di Sungai Waetina oleh
masyarakat sejak masa lampau sebagai sarana menyeberang, baik pada waktu musim
penghujanatau banjir, tetapi juga sebagai sarana untuk mengangkut berbagai
kebutuhan, termasuk hasil kebun untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari.
“Oleh karena itu, duen sangat dihormati oleh
masyarakat adat sejak dahulu sampai dengan saat ini,” katanya.
Menurutnya, upaya untuk menyelenggarakan Festival
Duen merupakan sesuatu hal yang menjadi kewajiban kita semua sebagai masyarakat
adat atau anak Fuka Bipolo tercinta ini.
“Duen ini sangat sakral, Duen merupakan tradisi
tradisional yang telah menjadi budaya bagi daerah ini dan harus dijaga dan
dilestarikan sehingga tidak menjadi punah,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu peserta rally Wonderful
Sail 2 Indonesia asal Australia, James kepada wartawan meminta agar budaya Duen
dapat dilestarikan.
"Budaya duen ini cukup unik bagi kami
wisatawan. Atraksi ini jarang kami jumpai. Bila dilestarikan dapat dijadikan
icon untuk mendatangkan wisata," ujar James kepada wartawan diselah-selah
Fetival itu.
Menurut pria yang aslinya warga Malaysia ini,
keunikan ini membuatnya dan puluhan peserta Wonderful Sail 2 Indonesia
mengambil inisiatif untuk langsung menikmati sensasi berbeda yang dirasakan
saat menumpangi duen itu.
"Keunikan alami yang disodorkan Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Bursel melalui event Festival Duen, akan menjadi bahan
promosi kami, ketika kembali ke negara asal masing-masing," tutur pria
paruh baya ini.
Sedangkan Juli, salah satu peserta asal Inggris
mengaku mendapatkan sensasi yang luar biasa, saat menumpanggi Duen. Kendati
menumpanggi Duen akan membutuhkan keseimbangan dan sedikit basah saat duduk di
atas rakit ini, sebab Duen tidak kedap air seperti layaknya perahu.
"Selain itu, panorama sungai Waetina ternyata
sangat cantik, alami dan berbeda dengan sungai-sungai yang ada di Inggris,
sebab di sini tepi sungainya masih ditumbuhi pepohonan dengan rimbun. Membuat
kami betah berlama-lama untuk menikmati pemandangan alami ini," kata Juli
yang juga Ketua Tim Kordinator Wonderful Sail 2 Indonesia.
Wanita asal Inggris ini mengaku, kendati dirinya tak
mempunyai perahu layar sendiri, namun dirinya akan mengupayakan mencari sekitar
lima kapal, yang bisa diajaknya kembali ke Bursel, untuk dapat menikmati
pemandangan ini dengan lebih puas. Sebab selain memiliki pemandangan alam yang
alami, ternyata masyarakat di Namrole sangat ramah dan penuh kekeluargaan.
Sementara itu, Loury Bernard seorang peserta Wonderful Sail 2 Indonesia asal Belanda mengaku takjub dengan pemandangan di sekitar lokasi Festival Duen. Bernard yang juga menyempatkan diri untuk menikmati sensasi ketika menaiki Duen pun mengaku sangat puas dengan apa yang mereka dapatkan dalam rally kali ini, dan bila tak ada halangan dirinya juga merencanakan kembali mengunjunggi Namrole di waktu-waktu yang akan datang, sebab ada kesan baik yang mereka dapatkan selama di Namrole, Kabupaten Bursel, termasuk berbagai budaya lokal yang ditawarkan melalui berbagai pentas pertunjukan. (SBS-01)
Sementara itu, Loury Bernard seorang peserta Wonderful Sail 2 Indonesia asal Belanda mengaku takjub dengan pemandangan di sekitar lokasi Festival Duen. Bernard yang juga menyempatkan diri untuk menikmati sensasi ketika menaiki Duen pun mengaku sangat puas dengan apa yang mereka dapatkan dalam rally kali ini, dan bila tak ada halangan dirinya juga merencanakan kembali mengunjunggi Namrole di waktu-waktu yang akan datang, sebab ada kesan baik yang mereka dapatkan selama di Namrole, Kabupaten Bursel, termasuk berbagai budaya lokal yang ditawarkan melalui berbagai pentas pertunjukan. (SBS-01)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!