Namrole, SBS.
Bupati Kabupaten Buru Selatan
(Bursel), Tagop Sudarsono Soulissa dan Wakil Bupati Kabupaten Bursel, Buce Ayub
Seleky atau yang trend dikenal dengan TOP-BU, Jumat (4/12) menggelar Coffee Morning bersama wartawan yang ada
di Kabupaten Bursel.
Acara yang dipusatkan di ruang
Aula Kantor Bupati Bursel itu dihadiri juga oleh Ketua DPRD Kabupaten Bursel
Arkilaus Solissa, Wakil Ketua DPRD Bursel La Hamidi, Kapolsek Namrole Kompol
Kahar Soelefi, Danki Yonif 731/D Kabaresi Namrole Kapten Inf Heru Dwi Santoso,
Ketua PWI Kabupaten Bursel Taufik Hidayat Tuanaya dan Sekretaris PWI Kabupaten
Bursel Elvis Ch Lahallo, para wartawan di Kabupaten Bursel, sejumlah pimpinan
SKPD dan pegawai Bagian Humas dan Protokoler Setda Kabupaten Bursel.
Coffee Morning yang
dilakukan itu dalam rangka memantapkan kemesraan antara TOP-BU dengan wartawan
sebagai mitra di Bumi Fuka Bipolo itu.
Bupati, Tagop Sudarsono
Soulissa dalam salam Coffee Morning
mengatakan bahwa sebagai mitra dirinya melihat bahwa wartawan memiliki peran
yang sangat penting dalam memberikan berbagai proses pendidikan dan informasi
kepada masyarakat luas, baik di wilayah Kabupaten Bursel itu sendiri maupun di
wilayah regional provinsi Maluku dan juga nasional.
“Saya memberikan apresiasi yang
sangat besar karena banyak wartawan dan teman-teman yang selama ini menekuni
jurnalistik sangat memberikan kontribusi bagi pengenalan kabupaten Bursel itu
sendiri, pemerintah dan masyarakatnya,” kata Tagop.
Namun dilain pihak, Tagop turut
memberikan kritikan para wartawan bahwa masih ada individu-individu wartawan
yang notabenenya masih memiliki pemikiran-pemikiran tendesius dan negatif
terhadap proses pemerintahan yang dilaksanakan TOP-BU selama ini.
“Hal ini saya masih melakukan
berbagai toleransi terhadap berbagai pikiran-pikiran negatif yang selalu
dituangkan dalam tulisan-tulisan yang sesungguhnya jauh dari perpektif
pembelajaran dan positif berpikir jurnalistik yang baik. Sebagai mitra saya
sangat berharap bahwa wartawan harus berpikir lebih objektif dan independen
dalam rangka melihat proses-proses dan dinamika yang ada di Kabupaten Bursel
ini,” ujarnya.
Katanya lagi, ada beberapa
koran yang telah melakukan koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah daerah
dan sudah cukup baik dalam proses menyampaikan aspirasi pemerintah, aspirasi
masyarakat maupun memberikan informasi positif kepada masyarakat. Namun, ada
juga koran-koran mingguan yang memberikan informasi-informasi kepada masyarakat
jauh dari pada harapan yang diinginkan oleh pemerintah.
Olehnya itu, Tagop menyampaikan
bahwa kepentingan institusi koran tersebut dengan kepentingan pribadi harus
dipisahkan, jangan sampai ada kepentingan-kepentingan pribadi individual
wartawan yang dibawakan pada kepentingan institusi.
“Kita menempatkan diri kita
secara profesional dalam melaksanakan tugas-tugas kita sebagai seorang
wartawan. Kita tahu bahwa undang-undang tenteng pers juga memberikan
perlindungan terhadap wartawan yang cukup ketat, tetapi secara moralitas dia
juga harus bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi profesionalitas kerja
yang ia miliki,” tandasnya.
Selain itu juga, katanya lagi,
selama ini hal-hal yang diinformasikan atau diberitakan itu banyak yang tidak
mendapatkan hak jawab dari orang-orang yang diberitakan sehingga konotasi
pemikiran dari masyarakat itu lebih bersifat subjektif akibat dari
penyampaian-penyampaian informasi subjektivitas yang dilakukan oleh
individu-individu wartawan sebagai insan pers.
“Hari ini saya mau menyampaikan
agar mari kita berfikir yang perspektif dan memiliki objektivitas serta
profesionalitas yang mampu menunjukan jati diri kita sebagai insan pers dan
mari kita hargai norma-norma dan apa yang disebut dengan asas praduga tak
bersalah yang menjadi hak dari setiap individual masyarakat indonesia,”
katanya.
Sebab, lanjutnya lagi, ada
berita-berita yang menjastivikasi bahwa pemerintahan kami di Bursel ini
seakan-akan ada kegagalan yang sangat besar. Padahal, kita tahu bahwa proses
pembangunan dan pemerintahan ini berjalan sesuai dengan apa yang menjadi
harapan masyarakat dan pemerintah, tetapi karena subjektivitas berfikir oleh
individual insan dengan kepentingannya sehingga menjadikan pers sebagai
tunggangan untuk dilakukan provokasi kepada masyarakat.
Terkait itu, tambahnya, sebagai
pejabat negara, kalau dengan emosional, saya bisa melakukan gugatan-gugatan
secara hukum terhadap perlakuan-perlakuan orang tertentu di dalam memberikan
informasi atau publikasi tersebut.
Namun, katanya lagi, pihaknya
masih bertoleransi karena pihaknya berfikir bahwa masyarakat Bursel semakin
cerdas. Dimana, masyarakat Bursel akan melihat sejauh mana informasi-informasi
yang diberikan oleh wartawan melalui koran-koran dan objek pers tersebut dengan
memilih mana berita yang harus dibaca dan mana berita yang tidak harus dibaca.
“Saya harus menyampaikan ini
kepada teman-teman pers agar menjadi sebuah koreksi, karena dari awal saya
sudah katakan bahwa saya memberikan apresiasi yang besar terhadap pers, namun
sebagai koreksi, harus pula saya sampaikan. Untuk itulah saya menganggab bahwa
mari kita mulai dari awal agar proses dinamika kordinasi antara pemerintah dan
wartawan sebagai mitra kita kembangkan lebih jauh kedepan agar lebih baik,”
harapnya.
Semntara itu, Wakil Bupati,
Buce Ayub Seleky pada kesempatan yang sama turut mengapresiasi kegiatan yang
digagas oleh Bagian Humas dan Protokoler Setda Kabupaten Bursel itu.
“Luar biasa karena dalam
sejarah kita baru ada ruang yang diprakarsai oleh Bagian Humas dan Protokoler
untuk mengumpulkan wartawan dengan pemerintah daerah,” paparnya.
Menurutnya, berbagai kritikan
yang disampaikan oleh Bupati adalah bentuk interupsi untuk mengingatkan
keberadaan Pemkab Bursel dan wartawan sebagai mitra.
“Apa yang disampaikan oleh Pak
Bupati itu adalah koreksi untuk mengingatkan kita bahwa kita adalah mitra yang
harus dibangun dengan konfirmasi secara bersama-sama,” ujarnya.
Maka dari itu, dirinya berharap
berbagai sekat yang selama ini terjadi bisa dieleminir dengan kemesraan yang
lebih baik lagi kedepan.
“Olehnya itu, dalam semangat
yang disampaikan oleh Pak Bupati, saya ingin sampaikan bahwa Mis dan Dis yang
selama ini telah membuat kegaduhan diantara kita sehingga tidak mempertemukan
sebuah konsep yang baik dalam kerangka mempromosikan Bursel harus kita akhiri,”
paparnya.
Sebab, membangun Bursel ini
adalah bukan merupakan tanggung jawab Pemkab Bursel semata, tetapi juga butuh
peran serta insan pers yang ada di Bumi Fuka Bipolo.
“Pembangunan Bursel juga adalah
tanggung jawab rekan-rekan pers sehingga kami butuh keseimbangan dalam
pemberitaan bisa memberikan pendidikan dan pencerahan-pencerahan kedepan
sehingga pembangunan di daerah ini bisa berjalan sesuai harapan kita semua,”
ajaknya. (SBS-01)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!