Close
Close

AMGPM Bursel Gelar Workshop Kewirausahaan Pemuda

 Namrole, SBS.
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Daerah Buru Selatan (Bursel), Kamis (31/1) menggelar kegiatan Workshop Kewirausahaan Pemuda.
Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Gereja Imanuel Waenono-Kamlanglale (Waekam), Cabang I Talitakumi dengan Ketua Panitia Pelaksana Roby Tasidjawa itu dibuka oleh Ketua Umum AMGPM, Max Takaria dengan melepaskan balon gas ke udara sambil didampingi oleh Ketua AMGPM Daerah Bursel Alfred E Lesbatta dan sejumlah fungsionaris Pengurus AMGPM Daerah Bursel lainnya.
Workshop itu menghadirkan sejumlah pemateri, yakni Ketua Umum AMGPM, Max Takaria, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bursel Rony Lesnussa, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bursel Ridwan Nyio dan Plt Kepala Kantor Cabang BR I Namrole, Rahmat Tuasikal.
(Penjemputan Ketum AMGPM)
Takaria dalam arahannya ketika membuka kegiatan itu mengatakan Workshop yang dilaksanakan harus diarahkan untuk memberikan akses atau solusi bagi berbagai persoalan kemiskinan dan pengangguran di daerah ini.
Dijelaskannya, untuk ketahuan semua kader, sejak Tahun 2012, AMGPM sungguh-sungguh menaruh salah satu program fokus dari sekian banyak program fokus adalah soal pemberdayaan.
Oleh karena itu, Workshop Kewirausahaan ini sesungguhnya dia memberikan tujuan bahwa melalui workshop ini kader-kader AMGPM mendapatkan banyak informasi tentang bagaimana mendapatkan akses untuk mengelolah program-program pemberdayaan.
“Mudah-mudahan saja, para fasilitator dalam desain pengurus daerah bisa menjawab persoalan itu, baik itu dari Dinas Sosial, Dinas Pertanian maupun BRI bisa dilibatkan. Sebab, terkadang kader-kader AMGPM memiliki persoalan, yakni minimnya informasi terkait dengan akses-akses pemberdayaan itu,” kata Takaria.
Selain itu, lanjut Takaria, workshop kewirausahaan ini harus dapat mengubah cara berfikir atau minset maupun cara pandang kader AMGPM tentang kewirausahaan itu penting.
Terlebih lagi, dalam catatan atau evaluasi Pengurus Besar, banyak sekali yang namanya bantuan-bantuan pemberdayaan bagi  kelompok pemberdayaan pemuda gereja tapi banyak yang gagal dan macet di berbagai tempat.
“Ternyata dalam evaluasi kami, yang paling penting sesungguhnya setiap kader AMGPM itu harus memiliki jiwa kewirausahaan. Jadi, kita tidak ikut-ikut rame bahwa disana buat kelompok lalu mari kita buat kelompok lagi untuk dapat bantuan,” cetusnya.
Menurut Takaria, kalau motivasi kita untuk ikut-ikut rame, maka memang persoalan kita terkait dengan  pemberdayaan pemuda itu selalu menjadi masalah. Tetapi, paling tidak melalui workshop ini jiwa kewirausahaan kita itu terbangun dan cara berfikir kita juga ikut terbangun.
“Sebab, kalau cara berfikir kita mengalami perubahan, maka tentu dia akan mempengaruhi kita untuk melakukan sesuatu yang lebih baik,” tandas mantan Sekretaris Umum PB AMGPM itu.
Selain itu, Takaria berharap para peserta yang mengikuti kegiatan Workshop ini akan memanfaatkan kesempatan yang baik yang telah difasilitasi oleh Pengurus Daerah tersebut.
“Manfaatkanlah workshop ini sebagai sesuatu yang berarti. Semoga melaui workshop ini kita bisa membangun hidup yang semakin bermakna dan berkualitas sehingga kita menjadi orang-orang yang memiliki kekuatan untuk membangun di negeri dan tanah yang telah diberikan kepada kita untuk bisa dimanfaatkan dan dikelola secara bersama-sama,” ucapnya.
Sedangkan untuk Pengurus Daerah Bursel, Takaria berharap workshop ini tidak berhenti pada titik ini saja. Sebab, pihaknya menginginkan agar melalui workshop ini bisa melahirkan suatu desain pemberdayaan AMGPM Bursel.

“Olehnya itu, kami berharap terlepas dari workshop ini ada desain strategi pemberdayaan kader AMGPM di Bursel lima tahun kedepan. Dokumen desain itu, tentunya akan menjadi pegangan bagi teman-teman di Daerah, Cabang dan Ranting serta stakholder lain,” tuturnya.
Sebab, lanjutnya, dampak workshop ini, bukan sekedar pada peserta  mendapatkan materi saja, tapi apakah ada kelompok-kelompok kewirausahaan yang dibangun di basis-basis cabang dan ranting ataukah tidak.
“Itu tolak ukur kita. Jadi, kalau kita katakan workshop hari ini berhasil atau tidak, maka ukurannya adalah berapa cabang dan berapa ranting yang bergerak dengan yang namanya pemberdayaan. Terlepas dari Cabang atau Ranting, tapi secara pribadi masing-masing, jiwa kewirausahaan pun terbangun.  Sebab, yang namanya kewirausahaan dan pemberdayaan, kita masih tertinggal jauh dari teman-teman yang lain dan sesungguhnya kita mengalami persoalan, seba ini juga terkait dengan jiwa dan mentalitas kita,” harapnya.
(Senam Bersama KETUM)
Sementara itu, Ketua AMGPM Daerah Bursel Alfred E Lesbatta dalam sambutannya diselah-selah pembukaan acara itu mengatakan bahwa dilaksanakannya kegiatan workshop kewirausahaan pemuda ini merupakan buah cerdas yang dilahirkan oleh kader-kader AMGPM dalam pelaksanaan Konferda V AMGPM Daerah Bursel di Cabang V Betlehem, Leksula awal Maret 2016 lalu.
Lanjut Anggota DPRD Kabupaten Bursel ini, dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan akan memberikan dampak yang baik bagi seluruh peserta workshop saat ini, bukan hanya sekedar materi yang didapatkan, tetapi lebih dari itu bisa menjadi modal yang berarti bagi seluruh kader untuk menjemput berbagai peluang pemberdayaan yang ada.
(Pemberian Cendramata Kepada KETUM dan Kadis Pertanian)
“Olehnya itu, dengan dilaksanakannya kegiatan ini, kami berharap kader-kader AMGPM bisa mengikutinya secara baik dan memanfaatkan berbagai informasi maupun materi yang diberikan untuk memperkaya wawasan kewirausahaan kader tentang berbagai potensi dan peluang pemberdayaan daerah yang harus dijemput di waktu-waktu mendatang,”: kata Lesbatta yang juga Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Bursel itu.

Untuk diketahui, selain melaksanakan kegiatan Workshop Kewirausahaan Pemuda sebagai bagian dari rangkaian kegiatan HUT AMGPM ke 83, Panitia Pelaksana bersama seluruh peserta workshop dan HUT AMGPM pun turut melaksanakan kegiatan kerja bahkti di pusat Kota Namrole, berupa pembersihan sampah-sampah di sepanjang jalan Namrole, sekaligus mengkampanyekan kepada warga Kota Namrole untuk membuang sampah pada tempatnya, sekaligus membudayakan diri sebagai masyarakat Bursel yang menjadikan budaya bersih sebagai bagian dari iman. (SBS-02)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post