Namrole, SBS.
Wakil
Bupati Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Buce Ayub Seleky, Selasa (17/5)
menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan
(AMJ) periode 2011-2015 di ruang Paripurna DPRD Kabupaten Bursel yang dipimpin
langsung oleh Ketua DPRD setempat, Arkilaus Solissa.
“LKPJ
AMJ ini disampaikan kepada dewan yang terhormat untuk selanjutnya dipelajari
dan ditelaah, serta dibahas secara internal oleh Dewan yang terhormat sesuai
tata tertib DPRD dan kemudian ditetapkan dengan keputusan DPRD,” kata Seleky.
Selanjutnya,
keputusan DPRD sebagaimana dimaksud disampaikan kepada Kepala Daerah dalam
rapat paripurna yang bersifat istimewa sebagai rekomendasi kepada Kepala Daerah
untuk dijadikan bahan masukan perbaikan penyelenggaraan pemerintah Daerah ke
depan.
Dijelaskan,
dalam laporan LKPJ AMJ Bupati Bursel Tahun 2011-2015, pencapaian kinerja LKPJ
AMJ merupakan cerminan akumulasi capaian kinerja yang telah diperoleh sejak Tahun
Anggaran 2011 hingga akhir Tahun Anggaran 2015.
LKPJ AMJ
difokuskan pada capaian kinerja berbasis misi dan indikator makro pembangunan
daerah, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bursel Nomor 3 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bursel
2011-2016.
“Nota
pengantar ini akan kami sampaikan dalam tiga bagian materi, yaitu bagian. Pertama, tentang visi, misi dan strategi
pembangunan; Kedua, Gambaran
pengelolaan daerah; Ketiga, Gambaran
capaian kinerja program pembangunan,” urainya.
Adapun
rumusan visi misi pembangunan Kabupaten Bursel yang tertuang dalam RPJMD
2011-2016 yakni “Membangun Bursel yang Rukun, Berkualitas, Adil, Mandiri dan
Sejahtera”. Dalam rangka pencapaian dan perwujudan visi dimaksud, telah ditetapkan
lima misi pembangunan daerah yang meliputi : Mewujudkan semangat “Satu Hati
Membangun Negeri” sebagai wujud (entitas) persaudaraan yang rukun dan adil, Peningkatan
tata kelola pemerintahan yang baik, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM), Peningkatan kesejahteraan sosial, penguatan pembangunan ekonomi yang
inklusif dan berkelanjutan, meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana
infrastruktur.
Untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi tersebut, lanjut Seleky, telah
dilaksanakan beberapa strategi pembangunan yang meliputi : Peningkatan kualitas
pendidikan, peningkatan kualitas kesehatan, peningkatan daya bei masyarakat,
kemandirian pangan, peningakatan kinerja aparatur, pengembangan infrastruktur
wilayah, kemandirian energi dan kecukupan air baku, penanganan bencana dan pengendalian lingkungan hidup,
pembangunan perdesaan, pengebangan budaya lokal dan destinasi wisata.
Pengelolaan
keuangan daerah selama kurun waktu 2011-2015. Sebagaimana yang tertuang dalam
RPJMD tahun 2011-2016, strategi pendanaan pembangunan yang telah dilaksanakan
diarahkan pada: Pertama, Pencapaian sasaran peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Milenium Development Goal’s (MDGs) dan pembangunan
Kabupaten Bursel; Kedua,
Mengembangkan skema pendanaan pada program dan kegiatan dengan titik berat pada
konsistensi pengalokasian belanja APBD sebesar 20 persen untuk sektor
Pendidikan dan 10 persen untuk sektor Kesehatan.
Selanjutnya
untuk kebijakan pendapatan dan belanja sejalan dengan kebijakan umum anggaran
pada setiap tahun anggaran, telah diarahkan melalui berbagai upaya peningkatan
pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, dana perimbangan
hingga penerimaan laba usaha dari BUMD. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk
meningkatkan pendapatan daerah tersebut, pada garis besar ditempuh melalui pola
intensifikasi dan ekstensifikasi.
Untuk
kebijakan Belanja Derah, kata Seleky, telah diarahkan pada upaya-upaya
pencapaian target RPJMD, strategi pembangunan baik tematik sektoral maupun
tematik kewilayahan, pencapaian IPM, serta dukungan terhadap pengarustaman
gender, hingga dukungan untuk penyuksesan 11 prioritas pembangunan provinsi dan
9 prioritas pembangunan nasional.
“Dengan
pemanduan yang sinergis atas kebijakan pendapatan dan belanja daeah, maka proses
perencanaan pembangunan daerah yang telah kami implementasikan, berdampak
positif terhadap peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat yang semakin
terukur hingga tingkat perdesaan,” ujarnya.
Sementara
itu, tambah Seleky, realisasi APBD Kabupaten Bursel secara kumulatif untuk
2011-2015 meliputi pendapatan daerah sebesar Rp. 2,16 Trilyun lebih dan belanja
daerah sebesar Rp. 2,07 trilyun lebih, sedangkan penerimaan pembiayaan daerah
sebesar Rp. 212,00 milyar lebih dan pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp. 17,
67 Milyar lebih. APBD yang terus meningkat pada setiap tahunnya, dapat dimaknai
bahwa kesempatan masyarakat untuk menikmati hasil pembangunan terus meningkat
dan hal ini telah kami buktikan dengan peningkatan layanan pembangunan
pemerintah Kabupaten Bursel di berbagai bidang urusan.
Capaian
indikator makro pembangunan berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bursel, jumlah penduduk di Kabupaten Bursel terus
mengalami penurunan. Dimana, pada 2011 mencapai 75.036 jiwa, menurun menjadi
72.191 jiwa pada 2015 atau sebesar 3.94 persen.
“Adapun
faktor yang mempengaruhi penurunan ini diakibatkan karena tingkat migrasi penduduk
dan adanya penduduk non permanen pada waktu pelaksanaan tes CPNSD yang
mensyaratkan bagi peserta tes CPNSD harus memiliki KTP daerah setempat,”
cetusnya.
Seiring
dengan pertumbuhan ekonomi daerah, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
di kabupaten Bursel, PDRB per kapita menurut lapangan usaha mencapai 11,03 juta
menjadi Rp. 15,50 juta pada Tahun 2014, atau meningkat sebesar 13,00 persen dan
diestimasikan pada Tahun 2015 peningkatan mencapai Rp. 16,88 juta.
Dalam
keterpaduan pembangunan lintas pemerintah, komunitas berbasis masyarakat dan
dunia usaha, menghasilkan kemajuan pembangunan kesejahteraan masyarakat Bursel
yang diukur oleh BPS melalui survei Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kondisi
IPM Bursel pada 2011 mencapai 57, 98 persen meningkat menjadi 60,74 persen pada
Tahun 2014 dan disetimasikan pada Tahun 2015 mencapai 61,65 persen dan kondisi
ini menempatkan Kabupaten Bursel pada posisi ke tujuh diantara 11
Kabupaten/Kota di Maluku.
Seleky
melaporkan bahwa untuk capaian program dan kegiatan berdasarkan capaian kinerja
berbasis misi dan urusan pembangunan sejak Tahun 2011-2015 terdiri dari
beberapa misi, yakni, Misi pertama “Mewujudkan semangat satu hati membanguan
negeri” sebagai wujud (entitas) persaudaraan yang rukun dan adil,” yang
diimplementasikan ke dalam urusan pemerintahan, meliputi urusan kesatuan
Bangsa, Politik kebudayaan dan Pemerintahan, yang diimplementasikan melalui 8
program pembangunan.
Dalam meujudkan
tujuan misi pertama, yaitu memeperkuat wawasan kebangsaan dan jati diri
masyarakat Bursel berdasarkan keutamaan nilai-nilai luhur budaya lokal yang
inklusif. Berbagai upaya yang telah dilaksanakan antara lain, meningkatkan
kualitas kehidupan umat beragama, dengan dibentuknya Forum Kerukunana Umat
Beragama (FKUB), meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga keamanan,
ketentraman, ketertiban dan kenyamanan lingkungan.
“Salah
satunya dengan meningkatkan pengetahuan dan kapasitas masyarakat untuk menjaga
keamnana, ketentraman, ketertiban dan kenyamanan lingkungan serta penguatan
kelembagaan demokrasi dan pendidikan politik berbasis HAM dan kearifan lokal,
dengan cara, memfasilitasi penguatan kelembagaan demokrasi serta peningkatan
pemahaman dan peran politik masyarakat,” ungkapnya.
Sedangkan,
lanjut Seleky, pencapaian kinerja misi kedua yaitu, peningkatan tata kelola
pemerintahan yang baik. Adapun urusan yang menjadi prioritas dalam misi ini
meliputi urusan pemerintahan, kearsipan, perencanaan pembangunan dan
pemerintahan desa yang diimplementasikan melalui 8 program pembangunan.
Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mendukung misi kedua ini diantaranya,
dalam rangka pengembangan sumber daya aparatur, pada 2014 telah dilaksankan
peningkatan kapsitas dan kualitas sumber daya aparatur. Baik melalui pendidikan
gelar maupun non gelar dengan pembiayaan APBD, seperti pendidikan lanjutan,
kursus, loka karya maupun seminar serta pemberian bantuan bagi PNS yang tugas
belajar maupun ijin belajar yang sedang melaksanakan penelitian. Juga bagi PNS
yang melakukan penelitian mandiri. Disamping itu, telah dilaksanakan program
peningkatan kapasitas aparatur dalam rangka persiapan menghadapi tantangan
global bagi pemerintah daerah.
“Adapun
aparatur yang di tugaskan belajar sampai dengan 2014, Berdasarkan sumber Badan
Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan ( BKD dan Diklat) Bursel, sudah
sebanyak 33 orang. Yang terdiri dari 31 orang Program S1, delapan orang program
S2 dan 1 orang Program S3,” urainya.
Dalah
hal penegakan disiplin, lanjut Seleky, telah dilakukan pembinaan secara
intensif terhadap PNS yang melakukan pelanggaran sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. Dalam urusan perencanaan pembangunan,
pemerintah daerah telah menetapkan master plan kawasan pusat pemerintahan dan
sampai 2015 telah dibangun 10 Kantor Dinas/Badan dan 4 kantor, serta bagian-bagiannya
dalam proses pembangunan.
Dalam
urusan penerintahan Desa, tambah Seleky, berdasarkan bagian Pemerintahan
Sekretariat Daerah (Setda) Bursel, sampai dengan Tahun 2015 telah dilaksanakan
bimbingan teknis/pelatihan dalam rangka pengembangan kapasitas bagi 81 Kepala
Desa (Kades) pada enam Kecamatan.
Misi
ketiga, katanya lagi, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
diimplementasikan ke dalam urusan pemerintahan, meliputi urusan pendidikan,
perpustakaan, Kesehatan, Pemuda dan Olahraga, Tenaga Kerja serta Perencanaan
Pembangunan yang dilaksanakan melalui 26 program pembangunan.
Seleky
menjelaskan, pada urusan pendidikan, berdasarkan data BPS, mulai pada Tahun
2011 telah dilaksanakan pembangunan dan rehabitiasi gedung sekolah, baik
tingkat SD sampai dengan SMA/SMK. Alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS). Bantuan siswa miskin serta pelatihan kompetensi tenaga pendidik, melalui
kegiatan tersebut telah dicapai angka melek huruf pada Tahun 2011 sebesar 89,78
persen meningkat menjadi 93,50 persen pada 2014 dan diestimasikan Tahun 2015
mencapai 94, 67 persen.
“Serta
angka partispasi sekolah SD meningkat menjadi 99, 46 persen, SMP sebesar 97,56
persen dan SMA sebesar 73,46 persen. Selanjutnya di bidang kesehatan,
berdasarkan sumber Dinas Kesehatan Kabupaten Bursel, dari Tahun 2011 sampai
dengan Tahun 2014, jumlah kematian ibu mengalami penurunan. Yakni Tahun 2011
jumlah kematian ibu mencapai 0,55 persen menurun 0,27 persen. Pada Tahun 2015,
demikian pula telah terjadi penurunan jumlah kematian bayi. Dimana, pada Tahun
2011 sebesar 5,07 persen dan menurun menjadi 1,18 persen pada Tahun 2015,”
tutur mantan Kepala BKD Dan Diklat Kabupaten Bursel ini.
Lebih
lanjut Seleky mengaku, penurunan kematian ibu dan bayi tersebut adalah dampak
keberhasilan dari berbagai intervensi bidang Kesehatan dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan bermutu. Baik berupa daya dukung sarana dan tenaga
kesehatan yang meliputi penambahan pelayanan PONED dengan menambah jumlah bidan
dan dokter di Puskesmas dan Puskesmas PONED.
Selain
itu, persalinan di tolong tenaga kesehatan terlatih pada Tahun 2011 mencapai
60,31 persen meningkat menjadi 79,23 persen pada Tahun 2015. Secara khusus
dalam peningkatan kualitas tenaga kesehatan dilaksanakan upaya peningkatan
kesejahteraan bagi dokter, bidan dan paramedis. Peningkatan pendidikan bidan D1
ke D3 adalah sebagai respon cepat terhadap Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan minimal D3.
Lanjutnya
lagi, pada urusan tenaga kerja, berdasarkan sumber BPS, di bidang tenaga kerja
pada Tahun 2011 telah dilaksanakan program pengandaan peralatan pendidikan dan
ketrampilan bagi pencari kerja, program peningkatan kesempatan kerja serta
program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenaga kerjaan, melalui
kegiatantersebut telah dicapai penurunan tingkat penganggguran pada Tahun 2011
sebesar 5,20 persen dapat ditekan menjadi 2.83 persen pada Tahun 2014.
Tambahnya,
untuk Misi keempat, peningkatan kesejahteraan sosial, penguatan pembangunan
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan yang diimplementasikan ke dalam urusan
pemerintahan kabupaten, meliputi urusan sosial, kependudukan dan capil, KB dan
keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pemberdayaan
masyarakat dan desa, koperasi dan UKM, penanaman modal daerah, perdagangan dan
perindustrian, pariwisata, pertanian dan ketahanan pangan, kelautan dan
perikanan, kehutanan dan ESDM Perencanaan Pembangunan yang dilaksanakan melalui
51 program pembangunan.
Pada
urusan kependudukan, berdasarkan data Disdukcapil, dalam rangka mempersiapkan
data kependudukan yang akurat sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
tentang administrasi kependudukan, telah dibangun sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK). Pemerintah Daerah telah mempersiapkan tiga program
strategsi nasional di bidang kependudukan dan pencatatan sipil, yang meliputi
pemutakhiran data kependudukan, penerbitan NIK dan penerapan e-KTP secara masal.
Pada Tahun 2014 telah dilaksanakan perekaman e-KTP di enam Kecamatan dengan
jumlah sebesar 17.542 jiwa
Pada
urusan Keluarga Berencana (KB) dan keluarga sejahtera, berdasarkan sumber Badan
Pemberdayan masyarakat, Pemberdayaan Desa dan Keluarga Berenca, pada Tahun 2011
peserta KB aktif mencapai 45,67 persen meningkat menjadi 75,19 persen pada
2014.
Pengembangan
koperasi dan UKM berdasarkan sumber Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
terus didorong melalui pengalokasian bantuan pada Tahun 2011 sampai Tahun 2014
sebanyak 66 koperasi dan 129 UKM.
Dalam
penyelengaraan urusan perdagangan, telah dilakukan upaya pembangunan
perlindungan terhadap keberadaan pasar tradisional dengan merevitalisasi pasar
tradisional. Selain itu, dilakukan pembinaan aspek teknis bagi para pedagang
dan aspek manajemen bagi pengelola pasar. Upaya yang telah dilaksanakan dalam
urusan perindustrian adalah pengembangan dan pembinaan terhadap industri kecil
dan menengah yang tersebar pada tiga Kecamatan, yakni Kecamatan Ambalau, Kecamatan
Namrole dan Kecamatan Leksula.
Di
bidang Ketahanan pangan, berdasarkan sumber BPS Bursel capaian program periode Tahun
2011-2014 menunjukkan peningkatan produksi berbagai komoditi pangan di Bursel.
Komoditi padi ladang dari 50,47 ton pada Tahun 2011 meningkat menjadi 63,25 ton
pada 2014, atau meningkat sebesar 20,21 persen. Komoditi jagung meningkat dari
18 ton pada Tahun 2011 menjadi 246, 9 ton padaTahun 2014 atau meningkat sebesar
92,71 persen. Komoditas hotong dari tahun Tahun 2011 sebesar 2,4 ton meningkat
menjadi 3,34 ton pada Tahun 2014 atau meningkat sebesar 28,14 persen.
“Dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir/ nelayan, berdasarkan
sumber Dinas Kelautan dan Peikanana Bursel, pemerintah daerah dari Tahun 2011
sampai dengan Tahun 2014 telah mendistribusikan 308 unit alat pancing tonda, 18
unit rumpon dan armada penangkapan 8 GT sebanyak dua unit. Hal tersebut
berimplikasi terhadap hasil produksi perikanan, berdasarkan sumber BPS Bursel,
dimana pada Tahun 2015 hasil produksi perikanan mencapai 8. 569 ton dengan
nilai rupiah sebesar 24,95 Milyar,” bebernya.
Lanjutnya
lagi, untuk misi kelima, peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur, yang
diimplementasikan ke dalam urusan pemerintahan Kabupaten, meliputi urusan
Pekerjaan Umum (PU), Perhubungan, Komunikasi dan Informasi, ESDM, Tata Ruang
dan pertanahan yang dilaksanakan melalui 20 program pembangunan.
Kondisi
kemantapan jalan Kabupaten terus mengalami peningkatan, dimana sampai dengan
akhir Tahun 2014 dari total 494,48 Km, sepanjang 238,3 Km dalam kondisi mantap
atau sebesar 49 persen. Pada sektor perhubungan, berdasarkan sumber Dishub
Kabupaten Bursel untuk pembangunan infrastruktur strategis antara lain:
pembangunan badar udara Namrole, telah dilakukan perpanjangan dan perluasan
bandara.
Dimana
rencana penyediaan lahan seluar 38.000 m2 bersumber dari APBD
Kabupaten Bursel. Pembangunan fisik berasal dari dana APBN. Selain itu,
pembangunan infrastruktur strategis pelabuhan laut, dimana dari Tahun 2011
sampai dengan saat ini telah dibangun 13 unit tambatan perahu, dua unit dermaga
Ferry pada Dusun Wasalai, Kecamatan Waesama, dan Tifu (Kecamatan Leksula),
serta pengembangan pelabuhan Kementrian Perhubungan pada Kecamatan Namrole,
Leksula dan Ambalau.
Untuk
pengembangan energi terbarukan dari potensi mikro hydro, berdasarkan sumber
Dinas ESDM Bursel telah dibangun PLTMH
di Kecamatan Kepala Madan sebesar 37 kilo Watt yang diperkirakan dapat melayani
300 unit rumah tangga. Hal lainnya terkait dengan pemanfaatan energi baru
terbarukan sampai dengan Tahun 2014 telah dilaksanakan pengandaan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) /solar cell rumah tangga sebanyak 833 unit yang
tersebar pada 11 desa di Kecamatan Fena Fafan dan dua desa pada Kecamatan
Leksula.
Pada
bidang Tata Ruang dan Pertanahan, berdasarkan sumber Bappeda dan Setda Bursel,
dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2014, pemerintah daerah melaksanakan
pembebasan lahan dalam rangka rencana pengembangan kawasan pusat pemerintahan
dan perluasan bandara Namrole.
“Pada
kesempaatan ini dilaporkan bahwa berbagai pelaksanaan program dan kegaiatan
pembangunan selama periode Tahun 2011-2014
di Kabupaten Bursel telah dilaksanakan secara bersama-sama dan mendapat
dukungan penuh dari pimpinan dan para anggota DPRD Kabupaten Bursel,” tuturnya.
(
Sementara
itu, Ketua DPRD Kabupaten Bursel dalam sambutannya mengatakan pidato
pengantar Bupati yang disampaikan oleh Seleky tersebut telah memberikan
gambaran umum kepada DPRD, bagaimana visi menjadikan Bursel yang rukun,
berkualitas, adil, mandiri dan sejahtera melalui berbagai bentuk program kerja
dan strategi kebijakan pemerintah serta output yang dihasilkan.
“Pembahasan LKPJ Bupati mengacu pada ketentuan
pasal 177 ayat 2 tata tertib DPRD mengatur bahwa dokumen LKPJ yang diserahkan
tersebut selanjutnya akan dikaji secara internal melalui Panitia Khusus
(Pansus) yang dibentuk olehDPRD. Selanjutnya pada ketentuan ayat 3 disebutkan
bahwa dalam melakukan pembahsan internal sebagai mana dimaksud pada ayat 2
Pansus dapat mengundang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk memperoleh
informasi tambahan atau klarifikasi terhadap pokok permasalahan tertentu,” kata
mantan Wakil Ketua DPRD Bursel itu.
Selanjutnya dijelaskan pada ayat 4 disebutkan
bahwa dalam rapat dalam rangka memperoleh informasi tambahan dan atau
klarifikasi pokok permasalahan tertentu sebagaimana di maksdu pada ayat 3,
bukanlah rapat kerja dengan SKPD, melainkan rapat internal Pansus yang
melibatkan SKPD sebagai informan untuk kemudian pansus dapat merumuskan
rekomendasi DPRD terhadap hasil pembahasan LKPJ AMJ Bupati, untuk ditetapkan
dalam keputusan DPRD sesuai ketentuan ayat 7 pasal ini.
Dengan ini, lanjut mantan Ketua DPC PDIP
Kabupaten Bursel ini, agenda pokok dalam rapat paripurna telah selesai. Oleh
karenanya, pimpinan DPRD mengharapkan agar pimpinan fraksi agar segera menunjuk
anggota fraksinya masing-masing untuk disampaikan kepada pimpinan DPRD guna
didistribusikan dalam Pansus pembahasan LKPJ AMJ Bupati Tahun 2011-2016.
“Melalui forum paripurna ini pula, kami meminta
saudara Bupati untuk memerintahkan para Kepala SKPD untuk tidak meninggalkan
tempat tugas dan bersedia sewaktu-waktu dapat hadir dalam rangka memberikan
informasi apabila dibutuhkan,” pintanya.
Di hadapan publik, tambah Solissa, kami sebagai
wakil rakyat tidak ada salahnya menyampaikan apresiasi atas penganugrahan
Adikarya Pangan nasional yang diberikan Bapak Presiden Republik Indonesia
kepada saudara Bupati Bursel dalam bidang ketahanan pangan.
“Prestasi yang turut merupakan kebanggaan kita
semua adalah dimekarkannya Kecamatan Fena Fafan dan beberapa Desa dalam wilayah
Kabupaten Bursel guna memperpendek rentan kendali pelayanan pemerintahan dan
pembangunan. Serta dibukanya akses transportasi laut melalui Bantuan Kementrian
Perhubungan yaitu KM Tanjung Kabat yang menghubungkan rute pelayaran
Ambon-Ambalau-Ambalau-Namrole, Namrole-Leksula dan Leksula-Kepala Madan. Serta
dibukanya akses transportasi darat pada jalur lintas Namrole-Waesama, Namrole-Leksula
dan Leksula-Kepala Madan yang statusnyan menjadi jalan Provinsi dan Jalan
Kabupaten,” ungkap wakil rakyat Dapil Leksula-Kepala Madan itu.
Atas nama pimpinan dan anggota DPRD, Solissa
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bupati
beserta seluruh jajaran eksekutif yang telah memberikan bakti terbaiknya,
sehingga penyampaian nota pengantar LKPJ AMJ ini dapat dilaksanakan. (SBS-03)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!