(Ilustrasi) |
Namrole, SBS.
Jajaran
penyidik Polres Buru masih melakukan penyelidikan terhadap kasus penemuan mayat
laki-laki yang diduga bernama Mustakin Loilatu, Siswa Kelas 3 SMA di Kecamatan
Ambalau ditemukan di Desa Kampung Baru, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru
Selatan (Bursel), Kamis (12/5) lalu.
“Kami
masih melakukan penyelidikan terhadap kasus penemuan mayat di Desa Kampung
Baru, Kecamatan Ambalau tersebut,” kata Kasat Reskrim Polres Buru Yulhendri
kepada Suara Buru Selatan via telepon
selulernya, Minggu (15/5).
Yulhendri
menjelaskan bahwa selain telah memerika sebanyak 10 orang saksi, pihaknya pun
telah melakukan proses otobsi terhadap jenazah korban di Ambon.
“Sampai
saat ini sudah ada sepuluh saksi yang telah kami periksa dan kemarin
(Sabtu-red) juga telah dilakukan proses otopsi terhadap jenazah korban,”
terangnya.
Walau
begitu, Yulhendri pun meminta agar masyarakat di Kecamatan Ambalau maupun di
Kabupaten Bursel tidak menjustifikasi kasus penemuan tersebut sebagai kasus
pembunuhan, sebab sampai saat ini belum ada indikasi adanya pembunuhan terhadap
korban.
“Jadi,
jangan ada bahasa-bahasa bahwa korban ini dibunuh. Sebab, sampai saat ini masih
dilakukan proeses penyelidikan dan belum ada indikasi korban dibunuh,”
pungkasnya.
Sebagaimana
diketahui, sesosok mayat laki-laki yang diduga bernama Mustakin Loilatu, Siswa
Kelas 3 SMA di Kecamatan Ambalau ditemukan di Desa Kampung Baru, Kecamatan
Ambalau, Kabupaten Bursel, Kamis (12/5) dalam tak bernyawa dan dalam kondisi
mulai membusuk oleh warga setempat.
Dari
informasi yang berhasil dikumpulkan oleh Suara
Buru Selatan, Mustakin merupakan anak dari Muhammad Nur Loilatu dan Bonso Manusamal, warga Desa Selasi, Kecamatan
Ambalau, Kabupaten Bursel.
Diketahui,
kejadian penemuan mayat ini berawal ketika korban yang diketahui mengungsi ke Namrole bersama keluarganya
pasca konflik Pilkada Kabupaten Bursel beberapa bulan lalu.
Namun,
beberapa hari lalu, korban lalu pergi ke Desa Kampung Baru, Kecamatan Ambalau
untuk mendengarkan hasil Ujian Nasional (UN) pasca dirinya mengikuti UN
beberapa waktu yang lalu.
Tiba
disana, korban diketahui tinggal di rumah Hasan Mony yang merupakan keluarga
korban. Namun, pada hari Kamis (12/5) sekitar pukul 18.00 WIT, korban kemudian
ditemukan oleh warga Kampung Baru di Desa tersebut dalam keadaan tidak bernyawa
dan bahkan diduga korban telah meninggal sekitar 3 hari lalu, sebab dari mayat
korban mulai mengeluarkan bau menyengat.
Akibat
dari penemuan mayat ini, kondisi keamanan di Desa Kampung Baru maupun sejumlah
desa di Kecamatan Ambalau pun sempat tegang lantaran kematian korban
dikait-kaitkan dengan imbas Pilkada beberapa waktu lalu.
Namun,
untung saja, puluhan personil Polres Buru yang dipimpin oleh Kasat Reskrim
Polres Buru AKP Yulhendri dan Kapolsek Namrole AKP Amin cepat terjun ke
lapangan dan bisa menetralisir kondisi keamanan disana.
Wakapolres
Buru, Kompol Agung Tribawanto kepada Suara
Buru Selatan via telepon selulernya, Jumat (13/5) tadi malam tak membantah
adanya penemuan mayat tersebut. Tetapi, dirinya belum dapat memberikan
keterangan secara detail tentang kronologis kejadian tersebut, sebab pihaknya
masih menunggu data secara detail dari Kasat Reskrim Polres Buru AKP Yulhendri
yang telah terjun langsung di lapangan.
“Untuk
kronologisnya saya masih menunggu datanya dari Kasat Reskrim. Tadi, saya
telepon tidak masuk-masuk,” kata Agung yang juga mantan Kasat reskrim Polres
Pulau Ambon dan PP Lease itu.
Agung
menyarankan Suara Buru Selatan untuk
mengkonfirmasi kejadian itu secara langsung kepada Yulhendri.
Kalau
berkenaan, langsung ke Kasat Reskrim saja. Karena dari Reskrim yang tangani
langsung masalahnya,” ujar mantan Kabag Ops Polres Buru itu.
Kasat
Reskrim Polres Buru AKP Yulhendri kepada Suara
Buru Selatan via pesan singkat
pun tak membantah adanya kejadian penemuan mayat tersebut.
Kendati
tak menjelaskan secara detail kronologis kejadiannya, namun Yulhendri mengaku
bahwa pasca kejadian penemuan mayat itu, pihaknya telah melakukan pemeriksaan
terhadap sedikitnya enam orang saksi dan belum ada tersangka yang diduga
membunuh korban.
“Terkait
penemuan mayat, kami sudah periksa enam orang saksi. Belum ada yang diperiksa
sebagai tersangka. Signal susah disini. Belum ada yang diperiksa sebagai
tersangka. Signal susah disini,” tulis Yulhendri dalam pesan singkatnya kepada Suara Buru Selatan Jumat (13/5).
Namun
ketika ditanyai lebih lanjut tentang kronologi kejadiannya, Yulhendri tak lagi
membalas pesan singkat yang dikirimkan Suara
Buru Selatan , bahkan ketika dihubungi via telepon seluler pun ternyata nomor Handphone Yulhendri tak bisa di hubungi.
Tak
hanya itu, Kapolsek Ambalau Ipda Ode Karabesi yang cobi dikonfirmasi via
telepon seluler terkait kronologis kejadian ini pun ternyata tak bisa
dihubungi. Bahkan, pesan singkat yang dikirimkan pun tak dibalas. (SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!