Close
Close

Kelompok Tani Bursel Kebagian Bantuan Sumur Bor Tenaga Surya

Namrole, SBS.
Tahun 2016 ini, masyarakat kelompok tani Kabupaten Buru Selatan (Bursel) akan mendapatkan bantuan sumur bor bertenaga surya untuk membantu masyarakat yang berprofesi sebagai petani dalam mengairi lahan pertanian mereka.
Hal ini dikemukakan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2 Syamsuddin Bentara, kepada wartawan, Senin (25/7) di Hotel Golden Alfri’s Namrole, seusai meninjau lokasi pembangunan sumur bor tenaga surya, yang didampinggi Kepala Seksi Direktorat Rawan Pangan Wilayah IV Swasnita Sihota, dan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Bursel Abdul Hakim Tuankotta.
 “Di Tahun 2016 Direktorat Pengembangan Rawan Pangan Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu dari Kementrian Desa itu ada membantu dan memfasilitasi kegiatan yang berkaitan dengan rawan pangan, salah satunya di Bursel. Sebab, Kabupaten Bursel termasuk daerah PDT, dan rawan pangan kategori 2,” ujar Syam sapaan akrabnya, yang juga Kepala Sub (Kasub) Direktorat Pengembangan Daerah Rawan Pangan Wilayah II, Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu), Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Menurut Bentara, pada dasarnya Kementerian menilai satu daerah dan lokasi berdasarkan dua kriteria yang sangat menentukan untuk mendapatkan bantuan. Kriteria pertama, daerah tersebut harus merupakan daerah tertinggal, yang mana penetapan kriteria daerah tertinggal itu sudah ditetapkan di pusat.
Kriteria kedua, daerah itu harus masuk dalam daerah rawan pangan yang ketentuannya ditetapkan oleh Badan Ketahanan Pangan Pusat yang secara Nasional setiap lima tahun mengalami perubahan.
Adapun perubahan itu bukan dari Kementrian Desa yang menilai melainkan dari badan kelembagaan pemerintah. Berdasarkan data yang dirilis Badan Ketahanan Pangan pada 2015 lalu,  ada enam kriteria rawan pangan, kriteria 1-2 merupakan daerah sangat rawan pangan, 3-4 merupakan daerah sedang rawan pangan dan 5-6 merupakan daerah ringan rawan pangan, artinya mau terlepas dari rawan pangan.
“Untuk itu, kita dari Kementrian khususnya dari direktorat rawan pangan memberikan bantuan fasilitas kepada Pemerintah setempat sesuai dengan usulan yang diajukan. Dari usulan yang diajukan Pemkab Bursel itulah, disesuaikan dengan ketersediaan dana, maka kami membantu untuk masyarakat terutama untuk kelompok tani yang ada di Bursel. Alhamdulilah pada 2016 kami akan membantu I unit sumur bor tenaga surya untuk mengairi ladang pertanian kelompok tani, yang sudah dilakukan pelelangan pusat dengan nilai kontrak Rp. 1,232,994,00 yang dimenangkan CV Mulia Aksi Sejahtera,” kata Sarjana Teknik ini.
Bentara menyebut, dana senilai itu, akan digunakan untuk membangun sumur bor dengan pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan bangunan pelengkap lainnya seperti tower atau HO sehingga dengan teknologi yang baru ini diharapkan dapat mengairi ladang pertanian masyarakat, agar masyarakat dapat mengelolah lahan pertaniannya bukan hanya sekali dalam setahun tetapi dapat berkembang menjadi 3 hingga empat kali dalam setahun.
“Kami mendapat informasi bahwa Kabupaten Bursel masih terkendala listrik, dan hal itu sudah kami buktikan sendiri, saat kami datang, dimana listrik sudah empat hari tidak nyala, sehingga kami merasa bahwa bantuan 1 unit sumur bos bertenaga surya ini merupakan langkah yang tepat untuk menangani pertanian di Bursel,” ujar Master Teknik ini.
Dengan hadirnya sumur bor tenaga surya, maka tidak diperlukan lagi tenaga listrik maupun bantuan generator (genset-red) untuk memompa air naik ke pipa. pihaknya berharap dengan adanya pembangkit tenaga surya maka bisa maksimal untuk mengairi ladang saat kapan dibutuhkan.
“Kami telah meninjau lokasi untuk pembangunan sumur bor tenaga surya ini, dimana lokasinya sangat bagus dan memang sangat diperlukan oleh masyarakat. Dimana, hal itu sangat ditampakkan oleh kelompok tani yang sangat antusias untuk menerima bantuan tersebut. Kami berharap kelompok tani yang mendapat bantuan ini dapat menjaga, merawat dan memelihara sumur bor ini, agar tetap awet untuk jangka panjang,” kata Bentara.
Sebab, tambahnya, dikemudian hari karena tidak pihaknya menyediakan dana pemeliharaannya. Untuk itu, pihaknya berharap kepada Pemkab setempat untuk dapat membina dan mengelolah asset dari Kementrian ini yang akan diserahkan kepada Pemkab setempat melalui OMS, melalui pokja atau kelompok tani yang ada di Bursel ini.
Usulan ini harus dibarengi dengan adanya kelompok tani yang akan memanfaatkan bantuan ini. Dirinya berharap bantuan KPDT tidak hanya tahun ini saja tetapi dapat berlangsung hingga 2020 mendatang, sesuai dengan program KPDT.
Maka itu, pada 27 Juli 2016 mendatang pihaknya akan mengundang seluruh kabupaten yang ada di Indonesia untuk mengiktu rapat di Surabaya dalam rangka pemetaan apa yang akan dibutuhkan Pemkab dari 2017 hingga 2020.
Pihaknya sangat berharap masing-masing Pemkab memiliki program yang berkesinambungan dan jangka panjang.

“Mungkin Pemkab Bursel 2016 ini membutuhkan sumur bor, mungkin di 2017 memerlukan bantuan bibit atau alat-alat siap panen, pupuk gudang, dan lain-lainnya. Sehingga kami dapat membuat program jangka menengah 2020 nanti, yang dapat diakomodir dan dialokasi sesuai ketersediaan dana pada kementrian kami,” tutur Syamsuddin. (SBS-03)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post