Pasca
dimutasikannya Dokter Daud dari Puskesmas Kecamatan Waekatin, Kecamatan Fena
Fafan Kabupaten Buru Selatan (Bursel) beberapa bulan lalu, kini Puskesmas di
Kecamatan termuda itu tak lagi memiliki tenaga dokter.
Pasalnya,
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bursel yang dipimpin oleh Ibrahim Banda
belum juga menempatkan tenaga dokter pengganti di Puskesmas tersebut guna
menggantikan Dokter Daud yang telah dimutasikan ke Rumah Sakit Umum (RSU)
Namrole.
Hal
itu mengundang protes dari Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Bursel yang menilai harus
ada pemerataan tenaga kesehatan, baik dokter maupun bidan di seluruh wilayah
Kabupaten Bursel, termasuk di Kecamatan Fena Fafan.
Protes
itu disampaikan langsung oleh Ketua Fraksi PDIP Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kabupaten, Bursel Sami Latbual kepada Suara Buru Selatan via telepon selulernya, Kamis (14/7).
“Beberapa
waktu lalu, Puskesmas Waekatin diisi oleh seorang tenaga dokter, yakni Dokter
Daud. Tetapi, kemudian beliau sudah dimutasikan ke RSU Namrole. Padahal, harus
ada pemerataan tenaga dokter dan tidak menumpuk di RSU Namrole,” kata Latbual.
Sebab,
menurut Latbual, masyarakat di Kecamatan Fena Fafan pun berhak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal, sebab pelayanan kesehatan
merupakan kebutuhan mendasar bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Bursel,
termasuk di Kecamatan Fena Fafan.
“Dalam
kaitan itu, Dinkes Bursel harus punya pertimbangan untuk tidak memutasikan
Dokter Daud dari Kecamatan Fena Fafan. Tetapi, kalau pun harus memutasikan
beliau, maka harusnya menggantikannya dengan dokter yang lain. Bukan, memutasi
dokter Daud dan membiarkan Puskesmas Waekatin tanpa dokter,” paparnya.
Latbual
pun mengaku telah menyampaikan sikap protesnya kepada Dinkes Kabupaten Bursel
melalui Kadisnya, Ibrhamim Banda dan diharapkan dapat segera diresponi dalam
waktu yang tidak terlalu lama.
“Sebagai
Ketua Fraksi PDIP yang juga anggota DPRD Dapil Namrole-Fena Fafan, kami telah
menyampaikan protes ke Dinkes Bursel untuk sesegera mungkin dapat menempatkan
dokter di Puskesmas Fena Fafan. Tetapi, apabila hal ini tak juga diresponi,
maka kami akan terus melakukan protes karena rentan kendali wilayah agar
masyarakat dapat mendapatkan pelayanan kesehatan itu sangat jauh, berbeda
dengan masyarakat di Kecamatan lain,” terangnya.
Tak
hanya itu, Ketua DPC PDIP Kabupaten Bursel ini pun turut memprotes Dinskes
Kabupaten Bursel yang membiarkan sejumlah Pustu pada Kecamatan tersebut kosong
tanpa adanya tenaga kesehatan.
“Dinkes
Kabupaten Bursel harus pula memperhatikan sejumlah Pustu di Kecamatan Fena
Fafan yang tidak terisi. Padahal ini terkait dengan proses pelayanan yang harus
diberikan kepada masyarakat di Kecamatan itu,” desaknya.
Lanjut
Latbual, penempatan tenaga kesehatan di Kabupaten Bursel haruslah merata sesuai
kebutuhan dan bukan berdasarkan kepada berbagai interpensi politik yang pada
saatnya bakal merugikan masyarakat di Bumi Fuka Bipolo ini.
“Jadi,
tidak boleh ada kepentingan apa pun yang menerobos masuk dalam seluruh aspek
pelayanan kesehatan. Karena, setelah diikuti dari Kepala Dinkes Kabupaten
Bursel, ada sejumlah informasi yang kami peroleh bahwa ada banyak
kepentingan-kepentingan yang sengaja menjustice pekerjaan mereka, kaitan dengan
penempatan si A maupun si B,” ujarnya.
Padahal,
lanjut Latbual, Dinkes tentunya lebih paham soal kebutuhan tenaga kesehatan di
semua wilayah di Kabupaten ini dan tak boleh membiarkan kerjanya diintervensi
secara membabi buta, tanpa memperhatikan kebutuhan dasar masyarakat yang haus
akan pelayanan kesehatan tersebut.
“Perkembangan
yang telah kami sampaikan ialah, apa yang menjadi pilihan Dinskes, itulah yang
terbaik. Sebab, Dinkes lebih mengetahui anak buahnya yang berdedikasi, loyal
maupun mempunyai kemampuan dan ketrampilan. Jadi, kami kutir dan keberatan,
apabila ada intervensi-intervensi lain dalam menempatkan orang sesuai selera,”
tutur mantan Ketua AMGPM Daerah Bursel itu. (SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!