Close
Close

Selamat Jalan Mantan Gubernur Maluku



Masyarakat Maluku kini berduka. Mantan Gubernur Ma­luku periode 1997-2002, M Saleh Latu­consina wafat di Ja­karta, Jumat (15/7) pu­kul 11.30 WIB akibat sakit.
Semasa hidupnya, jebolan doktor salah satu universitas di Prancis itu termasuk figur Maluku yang sangat bersahaja.
Semasa konflik menerpa Maluku 1999, Almarhum termasuk sosok yang sangat tenang menghadapi gejolak ketika itu. Dengan sikapnya itu almarhum sangat diterima oleh banyak kalangan.
Almarhum yang lahir di Ambon, 15 Juli 1948 telah banyak mendharma baktikan dirinya untuk pembangu­nan di Maluku baik semenjak me­ngawali karier sebagai pegawai biasa di Dinas PU Maluku, Ketua Bap­peda, hingga gubernur menggan­tikan M Akib Latuconsina.
Salah satu gagasan yang cukup terkenal semasa beliau menjabat Ketua Bappeda Maluku adalah “Gugus Pulau”. Konsepnya semasa menjabat Ketua Bappeda itu kemu­dian diaplikasikan sebagai visi-misi ketika almarhum terpilih menjadi gubernur.
Setiap gugus pulau harus dihu­bungkan secara interkoneksi oleh kapal-kapal laut sehingga setiap pulau di Maluku bisa disatukan dengan membangun sentra-sentra perekonomian sehingga terjadi mobilitas baik arus barang maupun manusia. Setiap pulau harus punya sentra-sentra ekonomi, pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, dan sarana perhubungan yang memadai.
Saat gagasan almarhum mulai diimplementasikan, daerah ini dilanda konflik bernuansa SARA. Di tengah suasana yang penuh keka­cauan itu, almarhum tetap tenang mendatangi warganya yang menjadi korban kerusuhan.
Begitupun tanpa mengenal lelah dia mendatangi semua tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, dan tokoh pemuda mencoba menenang­kan hati warganya dalam suasana yang serba penuh ketidakpastian itu.
Di saat banyak orang termasuk pejabat dan orang dekatnya memilih mengungsi ke luar Maluku almarhum dan istrinya Aisyah Latuconsina justru memilih bertahan di Rumah Dinas Gubernur Maluku di Kawasan Mangga Dua.
Bahkan sampai detik-detik ter­akhir Kantor Gubernur Maluku di­bakar pun dia tetap memilih ber­kantor di ruang kerjanya.
Almarhum memulai kariernya di Dinas Pekerjaan Umum sejak tahun 1973. Pada tahun 1998-1992, almar­hum dipercayakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Maluku.
Sukses menjadi Kepala Dinas PU, almarhum melanjutkan kariernya sebagai Kepala Bappeda Provinsi Maluku tahun 1992-1997.
Setelah menjadi Gubernur Maluku periode 1997-2002, almarhum diper­cayakan menjadi staf ahli Menteri Pekerjaan Umum.
Namanya pun pernah berada didalam deretan nama-nama yang diusulkan untuk menjadi salah satu Menteri pada kabinet Jokowi-JK.
Gubernur Maluku Said Assagaff kepada Siwalima melalui telepon se­lulernya, Jumat (15/7) menyam­paikan rasa kehilangannya yang mendalam.
“Saya menyampaikan turut ber­duka cita yang sangat mendalam untuk sosok yang turut memberikan inspirasi bagi saya bagaimana mem­bangun Maluku kedepan. Saya benar-benar merasa kehilangan,” ungkapnya.
Walaupun almarhum memimpin Maluku dalam masa-masa konflik, namun keinginan besarnya kata gubernur ialah ingin menjadikan Maluku menjadi lebih baik lagi.
Ia berkeinginan besar untuk dapat membangun Maluku menjadi pro­vinsi yang dapat bersaing dengan provinsi lainnya di Indonesia.
“Beliau memang pimpin Maluku yang tak bisa berbuat banyak, karena dapat dimaklumi kondisi Maluku saat dipimpin, waktu itu ada konflik tetapi beliau punya harapan besar untuk membangun kedepan menjadi lebih baik,” ujarnya.
Jenazah alamrhum kini disema­yamkan di rumah duka, Jalan Ke­mang Selatan IV, Komplex 79 (Depan Rest Amigos) Jakarta.
Direncanakan, pemakaman akan berlangsung Sabtu (16/7) pukul 10.00 WIB di TPU Tanah Kusir.
Selamat jalan Pak Le, semoga amal bhaktimu untuk Maluku mendapat tempat yang layak di sisi-Nya.(Siwa5)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post