Abdulah Wael resmi ditunjuk sebagai Raja Petuanan Kayeli dalam musyawarah yg dipimpin Imam Adat Muhammad Wael, dihadiri perwakilan soarpito dan soarpa.
Dalam musyawarah adat yg berlangsung di Desa Kayeli, Kecamatan Teluk Kayeli, Kamis siang (11/8). Hadir dalam musyawarah itu Kaksodin, Ali Wael yg berkuasa di dataran tinggi, dan beberapa tokoh.
Memulai musyawarah itu, Imam Adat Muhammad Wael, mengatakan pertemuan kali ini merupakan lanjutan dari kegiatan tanggal 21 Juli lalu.
Menurut imam adat, dalam pertemuan lalu, ia sudah ucapkan lafal menunjuk Abdulah Wael menjadi Raja Kayeli menggantikan almarhum Fuad Wael. Namun ada permintaan agar dimusyawarahkan lagi.
Sejak almarhum Raja Mansur Wael wafat berapa puluh tahun lampau, kerajaan di sana selalu dipimpin oleh keturunan almarhum dari istri keempat. Dan terakhir dipimpin oleh Fuad Wael.
Sedangkan Abdulah Wael cucu dari Mansur Wael dengan istri pertama almarhum Jainab Tan. Cucu dari Raja Mansur dengan istri keempat ada yg memikul namanya dan pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Buru.
Mansur sendiri dalam satu pertemuan di Waeplan Tanah Merah, sempat didaulat menjadi raja menggantikan kakaknya almarhum Fuad Wael. Tapi belakangan mendapat penolakan.
Bahkan tahun 1991 lalu ia juga sempat didaulat menjadi raja. Kemudian ditentang sehingga kakak laki laki tertuanya, Fuad Wael yang menjadi raja.
Mengawali sambutan sekitar lima menit, imam adat kembali mengeluarkan lafal telah menunjuk Abdulah sebagai raja. Ia sudah mengundang keturunan raja almarhum Mansur dari istri keempat, hanya saja, sampai selesai acara tak ada satupun yang hadir.
Sementara Kaksodin Ali Wael ikut bicara dalam pertemuan itu mewakili warga adat soarpito di dataran tinggi, menyatakan menerima keputusan musyawarah. Silih berganti beberapa tokoh yang tampil mewakili matarumah/soa di petuanan kayeli ikut memberikan pendapat.
Mereka dalam bahasa Buru, intinya menyatakan menerima dan menyetujui keputusan musyawarah . Bahkan ada yang meminta agar Abdulah langsung dibawa ke dataran tinggi dan dataran rendah guna menemui warga dan diumumkan kalau ia sudah sah ditunjuk sebagai raja.
Namun keinginan itu belum kesampaian karena ada yang beri pandangan kalau harus dilakukan persiapan penyambutan raja baru oleh rakyatnya, sehingga ditunda sampai selesai kegiatan HUT RI tanggal 17 Agustus nanti.
Walau hanya bermusyawarah dan disaksikan sedikit orang yang boleh masuk di dalam sabuah, acara itu terkesan sangat sakral. Saat imam adat menyatakan menunjuk Abdulah sebagai raja baru, semua bertepuk tangan.
Tiba-tiba saja ada warga yang di luar sabuah ikut kesurupan. Bahkan raja baru juga keserupan saat ada beberapa orang tua yang memeluknya dan memberi ucapan selamat.
Usai pertemuan itu dilanjutkan dengan acara makan siang bersama di rumah tinggal raja. Kecuali Kaksodin Ali Wael, langsung kembali ke dataran tinggi bersama rombongannya.
Menurut Ali Wael ada pantangan adat untuk dia ikut mencicipi makan siang bersama di rumah raja yang baru sebelum ia dan tokoh adat menerima Abdulah di soapito dan soarpa.
Karena itu ia harus buru-buru kembali untuk menyampaikan kabar baik ini kepada warga di dataran tinggi guna mereka bersiap menyambut raja yang baru. (SBS-05)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!