Namrole, SBS.
Pemerintah
Kabupaten Buru Selatan (Bursel) akan menggandeng pihak TNI dari Kodim 1506
Namlea maupun Batalyon 731 Kabaresi untuk memulangkan para pengungsi Ambalau
yang menjadi korban konflik Pilkada Bursel 9 Desember 2015 lalu ke kampung
halamannya.
Plt
Sekda Kabupaten Bursel, Bernadus Waemesse mengaku bahwa usai peringatan HUT
Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 2016, maka langkah pemulangan
pengungsi pun akan dilakukan.
“Pokoknya
kita targetkan selesai 17 Agustus, mereka harus pulang karena terlalu lama
disini (Namrole-red) akan menjadi beban daerah,” kata Waemesse kepada Suara Buru Selatan di ruang kerjanya,
Jumat (12/8).
Selain
menjadi beban daerah, lanjut Waemesse, saat ini ada banyak cengkih milik para
pengungsi yang harus segera di panen sehingga mereka pun berkeinginan untuk
harus segera kembali ke kampung halaman.
Terkait
maksud tersebut, pihaknya telah membangun koordinasi dengan Danyon 731 Kabaresi
dan akan pula berkoordinasi dengan Dandim 1506 dalam waktu dekat.
“Kami
sudah rapat dengan Danyon 731 di Masohi dan hasil rapat itu mestinya ada
permintaan dari Kodim 1506. Sebab, pembinaan teritorial itu ada di Kodim. Jadi,
saya juga akan ke Namlea untuk berbicara dengan Dandim, karena prinsipnya
Danyon tidak keberatan anggotanya dipakai oleh Kodim untuk membantu masyarakat
disana (Ambalau-red),” terang Waemesse.
Jika
hasil koordinasi lancar, maka pemulangan pengungsi pun akan segera dilakukan.
Dimana, sesuai rencana para personil TNI itu tidak hanay difungsikan untuk
melakukan pengamanan, tetapi akan pula membantu membangun dan memperbaiki rumah
para pengungsi yang rusak.
“Ya
mereka akan selesaikan rumah-rumah itu sekaligus melakukan pengamanan,”
ucapnya.
Waemesse
menuturkan, Pemkab Bursel tidak hanya memulangkan para pengungsi dengan tangan
kosong, tetapi para pengungsi akan dibantu dengan pembangunan dan perbaikan
rumah. Termasuk pula akan diberikan berbagai peralatan rumah tangga secukupnya.
“Terkait
dengan material, terkait dengan pembangunan rumah-rumah disana sudah kita
siapkan dananya termasuk dengan lain-lain hal seperti perlengkapan dapur maupun
perlengkapan rumah tangganya akan kita kasih,” ujar mantan Sekretaris DPRD
Kabupaten Bursel itu.
Sebelumnya
diberitakan, Bupati Kabupaten Bursel Tagop Sudarsono Soulissa berharap ratusan
pengungsi asal Kecamatan Ambalau dapat kembali ke kampung halamannya dan hidup
berdampingan secara aman dan damai.
“Saya
berharap agar sesegera mungkin pengungsi kita yang berada di Namrole bisa
kembali ke Ambalau untuk hidup kembali sebagai masyarakat yang wajar,” kata
Soulissa dalam sambutannya diselah-selah acara Halal Bi Halal yang berlangsung
di ruang Aula Kantor Bupati Bursel, Sabtu (23/7).
Menurut
Tagop, akibat konflik yang terjadi saat itu, telah berdampak buruk bagi
masyarakat di Kecamatan Ambalau yang harus menanggung kerugian dari berbagai
sisi kehidupan.
“Karena
kondisi kemarin telah membuat kerugian yang besar bagi masyarakat itu sendiri.
Kita tahu kerugian material cukup besar yang dialami oleh masyarakat. Bukan
hanya kerugian material, tetapi kerugian moral dan mental,” ujar mantan Kepala
Bappeda dan Litbang Kabupaten Bursel itu.
Saat
ini, lanjut Tagop, para pengungsi asal Kecamatan Ambalau itu hidup jauh dari
kampung halaman maupun saudara-saudara mereka di Ambalau yang berbeda pandangan
politik saat Pilkada Bursel Tahun 2015 lalu.
“Secara
mentalitas, saudara-saudara kita yang mengungsi merasa tertekan akibat dari
perbuatan-perbuatan yang tidak bertanggung jawab oleh sebagian masyarakat yang
notabenenya dalam hal ini harusnya menjadi tanggung jawab kita bersama,”
terangnya.
Terkait
itu, Tagop menghimbau agar semua pihak dapat bergandengan tangan untuk menetralkan
kembali hubungan persaudaraan di tengah-tengah masyarakat di Kecamatan
tersebut. Sebab, sebab, hidup saling bermusuhan dan saling membenci tidaklah
bisa dibenarkan dari sisi apa pun.
“Harusnya
saudara-saudara sebagai tokoh masyarakat bisa memberikan pencerahan kepada
masyarakat agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang demikian dan saat ini
mari kita saling bermaafan. Mari kita saling membuka diri agar kita bisa hidup
lebih baik,” kata Tagop.
Tambah
Tagop, Saya berharap bahwa saudara-saudara sekalian mampu sebagai tulang
punggung masyarakat. Sebagai tokoh-tokoh masyarakat Saya berharap agar dapat
memberikan pencerahan kepada masyarakat seluruhnya, baik di Bursel maupun
dimana saja kita berada dan terutama lagi, khususnya bagi saudara-saudara di Amblau
akan lebih berfikir lebih baik dan lebih perpektif sehingga kehidupan
masyarakatnya lebih baik.
Apalagi,
lanjut Tagop, tidak ada manusia normal yang ingin hidup di dalam suasana
konflik dan saling membenci. Sebab, hidup akan lebih indah jika berdampingan
secara aman dan damai.
“Alangkah
indahnya kita hidup dalam kedamaian, alangkah indahnya kalau kita hidup dalam
sebuah kebersamaan. Tidak asa manusia di dunia yang menginginkan hidup di dalam
konflik. Semua ini akibat dari hati kita saja yang belum meluruskan. Sebab,
kalau sebagai manusia, hati kita ihklas terhadap apa yang menjadi takdir bagi
kita semua, tentunya kita akan merasa damai dan aman,” tuturnya.
Tagop
pun menghimbau agar masyarakat di Kabupaten Bursel secara umum maupun secara
khusus di Kecamatan Ambalau untuk menjauhkan diri dari perilaku hidup penuh
dengki dan kebencian.
“Jauhkan
hal-hal yang bersifat kedengkian, jauhkan hal-hal yang bersifat irih, jauhkan
hal-hal yang merupakan kejelekan kita dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita
sama-sama lebih berfikir yang rasional bahwa masih ada hal-hal yang harus kita
lakukan kedepan. Sudah seharusnya kita tinggalkan hal-hal yang menjadi
kepentingan kita, karena proses politik telah berlalu,” tandasnya. (SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!