Ambon - Remy Solissa alias Kabit, terpidana mati kasus
pembunuhan di Kabupaten Buru Selatan (Bursel) meninggal dunia, Senin (8/8)
pukul 01.00 WIT dinihari akibat sesak nafas.
Informasi
yang diperoleh, penghuni Lapas Klas IIA Ambon itu, mengalami sesak nafas
Minggu (7/8) sekitar pukul 20.00 WIT, dan dilarikan ke Rumah Sakit Khusus
Daerah (RSKD) Ambon, di Desa Negeri Lama, Kecamatan Baguala, Kota Ambon. Namun
nyawa pembunuh istri dan tiga warga lainnya, di Desa Siwatlahin, Kecamatan
Fenafafan itu, tak bisa lagi tertolong.
“Iya
benar yang bersangkutan meninggal dunia di rumah sakit setelah dilarikan oleh
petugas karena sesak nafas,” kata Kepala Lapas Klas IIA Ambon, H.M. Anwar,
ketika dikonfirmasi Siwalima, Selasa (9/8).
Setelah
meninggal dunia, Anwar langsung menghubungi Kasi Pidum Kejari Namlea, Karel
Sampe. Selanjutnya, jenasah Remy dititip di Rumah Sakit Bhayangkara.
“Ini
kan titipannya Kejari Namlea sehingga saya langsung mengh
ubungi Kasi Pidum
untuk bersama-sama mengambil langkah selanjutnya,” jelas Anwar.
Kasi
Pidum Kejari Namlea, Karel Sampe mengaku, langsung menghubungi keluarga Remy
setelah mendapatkan informasi soal kematiannya.
“Setelah
kita berkiordinasi dengan keluarga terpidana, mereka langsung ke Ambon dan
mereka menghendaki untuk terpidana dimakamkan di pekuburan Desa Passo, hari
ini,” kata Sampe.
Untuk
diketahui, Kejari Namlea masih menunggu petunjuk Kejagung untuk mengeksekusi
mati Remy Solissa. Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi yang diajukan
Hendrik Lusikoy, Penasihat Hukum Remy, dan memvonisnya dengan hukuman mati.
Untuk
diketahui, peristiwa pembunuhan sadis tersebut berawal ketika Remy Solissa
mencurigai istrinya berselingkuh dengan Wellem Solissa. Kecurigaan ini
diceritakan juga kepada ayahnya Yonathan Nataner Solissa alias Nataner.
Kemudian
pada 17 Februari 2015 sekitar pukul 18.00 WIT, Remy bersama istrinya sempat
minum kopi di rumah. Setelah itu, Remy ke rumah ayahnya. Sekitar pukul 20.00
WIT, ia pulang dan langsung masuk ke kamar tidur. Saat itu istrinya sementara
berbaring di tempat tidur.
Saat
masuk kamar, Remy membawa parang dan menaruhnya di atas tempat tidur. Setelah
itu, Remy meminta istrinya untuk berhubungan intim. Namun istrinya terkesan menolak.
Malah ia mengatakan, kalau alat vital suaminya tak bisa lagi berfungsi.
Mendengar kata-kata tersebut, Remy marah dan langsung mengambil parang dan
langsung memotong istrinya. Tak puas, ia kemudian menusuk kemaluan istrinya
dengan parang tersebut.
Setelah
itu, Remy mengambil empat buah tombak dan satu parang lagi kemudian keluar
kamar dan mengunci pintu depan rumah. Tak lama kemudian Remy kembali mengamuk
dan melanjutkan aksi sadisnya dengan menebas Herman Solissa (20) dan Yeti
Nacikit (7).
Herman
dibacok di bagian belakang kepala. Sedangkan Yeti yang masih bocah itu lehernya
nyaris putus. Keduanya tewas bersimbah darah. Tindakan sadis Remy juga belum
berhenti. Ia kemudian melayangkan parangnya kepada Yoconias Solissa (10) di
bagian kepala hingga pecah. Tindakan brutal Remy terus berlanjut. Ia mengamuk
dan juga memarangi sejumlah warga. (Siwa5)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!