Close
Close

Wisatawan Inggris Sakit dan Diterlantarkan Selama Berada di Bursel

(Foto Guide Rara Bersama  Marnic Gonzales Dan Suaminya Stephen Ricard Laurence )
Namrole, SBS.
Peserta Wonderful Sail 2 Indonesia benar-benar di buat kecewa oleh Pemerintah Kabupaten Buru Selatan (Bursel), baik itu oleh Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Bursel, Panitia Wonderful Sail 2 Indonesia 2016 Destinasi Namrole Kabupaten Bursel maupun pihak ketiga yang menangani kegiatan tanpa tender itu.
Kekecewaan itu dilontarkan Marnic Gonzales, istri Stephen Ricard Laurence yang merupakan peserta Wonderful Sail 2 Indonesia asal Inggris (United Kindom). Sebab, kendati suaminya mengalami sakit dan sekarat, tetapi tidak ada perhatian sedikit pun dari pihak Pemkab Bursel kepada mereka.

“Kami cukup kecewa dengan Pemerintah, Dinas Parawisata maupun pihak penyelenggara kegiatan ini, sebab suami saya sudah sakit dan sekarat sejak hari Kamis (4/8) hingga Senin (8/8), tetapi tidak ada perhatian sedikit pun,” kata Marnic kepada Suara Buru Selatan di kapalnya, Senin (8/8) pagi.
Marnic, menceritakan bahwa ketika akan digelar kegiatan kunjungan ke tempat wisata Air Babunyi di Kecamatan Leksula, suaminya telah mengalami sakit dan tak ikut dalam kegiatan itu. Dimana, ketika Guide yang ditugaskan untuk mendampingi mereka sepanjang kegiatan, yakni Rara Selayar datang menghampiri mereka di Kapal Babadudu milik mereka untuk menanyakan kendala mereka tidak ikut ke Air Babunyi.

Marnic pun menjelaskan bahwa suaminya dalam kondisi sakit dan butuh penanganan medis. Mendengar itu, Rara sang Guide pun turun ke Sekretariat Panitia di Pelabuhan Namrole bersama Marnic sambil membawa Stephen yang dalam kondisi sakit.
Ketika sampai di Information Center, Rara pun melaporkan kondisi wisatawan yang didampinginya itu kepada Ai Silooy yang merupakan panitia kegiatan itu. Tetapi, Ai lalu menyarankan Rara bersama kedua wisatawan suami istri ini untuk menunggu datangnya petugas medis yang telah disediakan oleh panitia.


Namun, ketika menunggu lebih dari satu jam, belum ada satu pun petugas medis yang datang. Rara yang kasihan melihat kondisi Stephen yang agak memburuk pun kemudian membawa Marnic bersama Stephen menuju Rumah Sakit Umum (RSU) Namrole dengan menumpangi sepeda motor.
“Rara yang menolong kami untuk ke RSU. Saya menumpangi sepeda motor yang dibawa oleh Rara dan suami saya yang dalam kondisi sakit naik sepeda motor lain (ojek-red),” cerita Marnic yang merupakan wanita keturunan Philina dan Thailand tersebut.
Ketika sampai di RSU Namrole sekitar pukul 11.00 WIT, suaminya pun diperiksa oleh dokter di RSU tersebut. Karena kondisi suaminya agak sekarat, maka sesuai dengan anjuran dokter, suaminya pun kemudian dirawat selama sehari.
“Suami saya dirawat selama sehari di Rumah Sakit. Besoknya sekitar pukul 11.30 WIT baru suami saya diperbolehkan pulang. Kendati, kondisi suami saya belum pulih total,” beber perempuan beranak empat itu.
Karena kondisi itulah, lanjut Marnic, suaminya belum bisa langsung menginap di kapal sehingga dirinya pun berkeputusan bersama Rara untuk membawa suaminya menginap di Penginapan Dua Saudara Namrole selama tiga hari.

Selain dibantu oleh Rara selama berada di penginapan, Marnic mengaku turut dibantu oleh mantan Guide Wonderful Sail Indonesia Tahun 2015 yang tak lagi dipakai oleh Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Bursel Tahun ini, yakni Risat Lesnussa yang turut membantu pihaknya untuk membelikan berbagai kebutuhan maupun mengantar suaminya untuk kembali ke kapal.

 “Kami masuk di Penginapan sejak hari Jumat (5/8) siang dan baru keluar pada hari Minggu (7/8) siang untuk naik ke kapal yang dibantu oleh Saudara Risat Lesnussa. Tetapi, itu pun kondisi suami saya belum sehat,” paparnya.
Langkah itu, kata Marnic, dilakukan lantaran selama berada di RSU maupun di penginapan dengan kondisi suaminya yang sakit itu tidak ada perhatian sedikit pun yang ditunjukkan oleh Pemkab Bursel maupun pihak terkait yang seharusnya turut bertanggung jawab selama pihaknya masih berada di Namrole, Kabupaten Bursel.

Marnic mengaku sempat menangis lantaran kondisi suaminya yang sakit saat itu. Sebab, sejak hari Sabtu (6/8), banyak wisatawan peserta Wonderful Sail 2 Indonesia sudah berangkat menuju Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulteng). Sedangkan, dirinya bersama sang suami baru bisa berangkat kalau kondisi suaminya membaik, sebab Marnic tak bisa mengemudikan kapal layar yang ditumpangi keduanya.
“Saya tidak bisa mengemudikan kapal. Jadi, harus menunggu sampai kondisi suami saya agak membaik barulah kami bisa berangkat,” ucapnya.

Sementara itu, Rara Selayar kepada Suara Buru Selatan di kediamannya membenarkan apa yang diceritakan oleh Marnic tersebut.
“Iya memang benar suami dari Miss Marnic yakni Mr Stephen Ricard Laurence memang sakit sejak hari Kamis dan sempat dirawat di RSU Namrole selama sehari dan menginap di Penginapan Dua Saudara selama tiga hari,” kata Rara.

Rara mengaku, ketika mengetahui bahwa Stephen dalam kondisi sakit, dirinya telah melaporkannya hal itu kepada panitia, yakni Ai Silooy sebagaimana diceritakan oleh Marnic.
Lebih lanjut Rara menceritakan bahwa ketika Stephen sudah keluar rumah sakit dan menginap di Penginapan Dua Saudara, dirinya pun kembali ke Sekretariat Panitia. Disana, sejumlah Guide pun menanyakan kondisi kesehatan Stephen dan langsung dijelaskan oleh dirinya.
“Saat itu saya sampaikan bahwa sekarang tamu saya (Stephen-red) sementara menginap di Penginapan Dua Saudara setelah keluar dari rumah sakit. Tapi kondisinya masih sakit. Itu di dengar langsung oleh Ibu Elen Siahaya yang adalah Sekretaris Panitia Wonderful Sail 2 Indonesia Destinasi Namrole Kabupaten Bursel, tetapi Ibu Elen tidak merespon apa-apa,” terangnya.

Rara mengaku kasihan dengn kondisi tamunya itu. Sebab, sebagai Guide, dirinya hanya bisa melaksanakan tugasnya untuk mendampingi tamunya. Tetapi, selebihnya Rara tak bisa berbuat banyak untuk menolong tamunya itu.
Sementara itu, dari pantauan Suara Buru Selatan, sekitar pukul 09.30 WIT, Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Bursel, Amelia Solissa yang baru mengetahui kondisi Stephen tersebut langsung bergerak cepat dengan didampingi oleh seorang Guide, Ampi Seleky dan seorang anggota intel Polek Namrole Artur Ferdinandus pun langsung menumpangi body jomson untuk melihat secara langsung kondisi Stephen dan istrinya di Kapal Babadudu yang masih berlabuh di dekat Pelabuhan Namrole.

Namun, ketika sampai dan bersandar di badan kapal tersebut, ternyata Solissa mendapati bahwa Marnic sementara mempersiapkan kapal untuk segera berangkat ke Wakatobi karena kondisi suaminya agak membaik.
Dimana, ketika sementara berbincang-bincang dengan Marnic, Stephen yang semula belum bisa banyak bergerak pun keluar dari dalam kapal dan mulai membantu Marnic untuk mempersiapkan kapal dan tak lama kemudian Solissa pun kembali ke Pelabuhan.
Tak lama sampai di jembatan kayu di pelabuhan tersebut, kapal Babadudu pun terlihat melaju keluar dari areal Pelabuhan Namrole.

“Suaminya sakit, tapi ketika kami sampai mereka sudah mau berangkat,” kata Solissa ketika tiba di bibir pantai.
Tak hanya itu, Marnic pung mengaku kecewa dengan kesiapan dan pelayanan yang disuguhkan oleh Pemkab Bursel. Baik itu, persoalan jadwal kegiatan yang tidak berjalan sebagaimana agenda yang telah didapatkan oleh pihaknya.

Belum lagi, persoalan makan pun terkadang mereka harus menunggu tanpa tahu kepastian waktu.

“Harusnya kami diberikan kepastian soal agenda maupun waktu makan. Ya, kalau tidak da pelayanan soal makan, biar kami langsung saja ke Restaurant, jangan membiarkan kami menunggu tanpa kejelasan setiap waktu,” terangnya. (SBS-02)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post