Namrole, SBS.
Uskup
Diosis Amboina, Mgr P.C Mandagi memintah
kepada Pemerintah Daerah Buru Selatan (Bursel) selaku tuan rumah penyelengara
perlombaan MTQ Tingkat Provinsi Maluku pada Tahun 2017 nanti dapat belajar dari
pengalaman yang terjadi di daerah-daerah lain.
Selain
itu pula, Uskup memintakan kepada masyarakat Bursel agar selalu menjaga
kerukunan bergama, perdamaian dan keamanan.
“Bersukurlah
masyarakat Bursel dipercaykan sebagai tuan rumah penyelengara MTQ. Tentu saja
masyarakat Bursel harus selalu menjaga kerukuan beragama, perdamaian dan
keamanan. Agar peserta-peserta dari daerah lain datang, mereka akan merasa aman
disini, merasa damai disini,” katanya.
Dan
hal itu lanjutnya, harus dijaga oleh seluruh masyarakat Bursel khususnya masyarakat
yang ada di Kota Namrole.
Kata
Uskup, keamanan itu bukan saja dijaga oleh umat Muslim saja, tetapi oleh umat
Kristen Protestan dan Katolik juga harus bersama-sama menjaga keamanan agar
aman dan damai.
“Siapa
saja harus menjaga keamanan, karena kita bersama-sama menerima tamu dari daerah
lain,” tandas Uskup.
Selain
itu, peran aparat kemanan dari Polisi
dan Tentara, kata Uskup, harus berada di depan untuk menjaga keamanan, supaya
daerah ini betul-betul ada rasa aman dan damai.
“Berbanggalah
masyarakat Bursel bahwa MTQ akan berlangsung di sini, dan usahakanlah supaya
melalui MTQ ini Bursel menjadi terkenal,” pintah Uskup.
Bila
pelaksanaan MTQ ini berjalan sukses lanjutnya, maka orang-orang akan mengatakan
bahwa di Bursel ada kedamaian, di Bursel ada
kerukunan, dan hal itu yang harus dijaga.
Selain
faktor keamanan, lanjut Uskup, faktor kebersihan juga harus dijaga karena hal
ini menurutnya sangat penting.
“Selain
keamanan, tetapi harus bersih kota ini (Namrole). Agar jangan ada yang katakan
Bursel memang damai dan aman tetapi kotor,” ujar Uskup.
Kata
Uskup, bagaimana orang akan datang ke Kota Namrole kalau kota sangat kotor.
Uskup berharap semua jalan dan pantai harus bersih dari sampah. Olehnya, semua lingkungan harus bersih dan
tidak ada sampah-sampah.
“Tetapi
ini harus dimulai setiap rumah tangga (keluarga), kemudian di sekolah-sekolah
dan kemudian di masyarakat,” ucapnya.
Uskup
tak lupa juga memintakan kepada Pemerintah Daerah Bursel selaku penyelenggaran
pelaksanaan MTQ dapat belajar pada pengalaman-pengalaman yang pernah terjadi
usai pelaksanaan MTQ ada pejabat yang terlibat hukum.
“Mulai
belajar, bahwa MTQ di Bursel tidak akan ada hal-hal negative. Misalnya ada
pejabat yang akhirnya korupsi dan akhirnya masuk penjara,” harap Uskup.
Uskup
memintakan agar Pmerintah Bursel dapat belajar dari daerah-daerah lain yang
sebelumnya melaksanakan MTQ misalnya seperti di Kabupaten Aru.
“Pelaksanaan
MTQ di Aru bagus, tetpi Wakil Bupati dipenjara sampai meninggal di penjara,
semoga tidak terjadi di Bursel,” harap Uskup.
Agar
tidak sampai terjadi pesoalan hukum setelah usai pelaksaan MTQ nanti, Uskup
berharap agar hati harus jujur dan ikuti
sistim serta aturan yang ada. (SBS-01)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!