Namrole, SBS.
Uskup
Diosis Amboina, Mgr P.C Mandagi berharap
kepada Umat Katolik yang berada di Kota Namrole, Buru Selatan (Bursel) dapat menjaga lingkungan agar tetap bersih
dan dapat menciptakan lingkungan yang green
(hijau).
Permintaan
Uskup itu disampaikan pada acara Perayaan Penerimaan Sakramen Krisma Paroki
Santo Antonius Namrole Kabupaten Bursel yang berlangsung di Kota Namrole
Kabupaten Bursel yang dihadiri oleh Uskup Amboina selaku pimpinan Umat Katolik
di Maluku dan Wakil Bupati Bursel Buce Ayub Seleky selaku Pemerintah Daerah Bursel
serta umat Katolik di Kota Namrole, Minggu (9/10).
“Kota
ini semoga ada Perda kebersihan disini, siapa yang membuang sampah lempar dia
ke laut,” kata Uskup.
Dikatakan
Uskup, kalau kota ini bersih, maka orang-orang akan datang ke daerah ini. Olehnya itu,
lanjutnya seluruh kota ini harus bersih.
“Saya
tekankan khususnya bagi umat Katolik adalah budaya green (penhijauan). Berarti lingkungan harus hijau, jangan menebang
pohon sembarangan,” pintahnya lagi.
Bila
menebang pohon dengan sembarangan kata Uskup, akan menciptakan lingkungan menjadi gersang, olehnya itu sudah
menjadi tugas tanggung jawab semua pihak untuk menjaga lingkungan agar tetap
hijau.
Lanjut
tokoh perdamaian di Maluku ini bahwa, Kota
Namrole ini sangat subur sekali. Dengan kesuburan itu saran Uskup, agar
masyarakat dapat penanaman pohon pada
pekarangan rumah yang kosong dengan tanaman berbuah.
“Mintalah
ke Dinas Pertanian, dan Wakil Bupati pasti mendukung, agar kedepan lokasi
gereja ini tidak gersang,” ujar Uskup.
Dan
Umat Katalok disini, lanjutnya lagi, cobalah menjaga lingkungan rumah yang
bersih, selain bersih juga ditanami dengan pohon-pohon yang berbuah agar
lingkungan harus hijau dan tidak gersang.
Budaya Menabung
Lanjutnya
tentang budaya menabung. Dikatakanya bahwa masyarakat di Bursel ini masih
banyak yang miskin karena tidak perduli dengan program menabung.
“Uang
ada langsung habis, uang habis dengan “mata merah” (mabuk-mabuk). Bikin habis uang dengan mabuk
dan judi, atau bermain perempuan atau bermain dengan lelaki. Kalau tidak bisa
main di Namrole main di Ambon, kalau tidak main di Jakarta, kemudian main di
neraka,” sesalinya
Uskup
berharap kepada umat Katolik yang ada di Kota Namrole mencoba budayakan
menabung demi untuk masa depan yang lebih baik.
“Saya
tekankan kepada umat saya, cobalah menabung, menabung, menabung dengan cara kredit yang dikelola
oleh gereja Katolik,” harapnya.
Dikatakan
Uskup bahwa, uang yang beredar di Gereja Katolik saat ini Rp.100 milyar, Uang
itu kata Uskup, dari anggota (umat) kepada anggota saling membantu, dan tidak
ada bantuan dari pemerintah dalam hal ini.
“Dengan
demikian kesejahtraan itu lahir dari masyarakat sendiri, bukan karena bantuan
dari pengemis, semoga budaya menabung bisa terjadi,” jelasnya.
Budaya Harmoni
Budaya
harmoni, jelas Uskup lanjt, walau berbeda satu sama lain tidak mengapa. Kata
Uskup, walau rambut berbeda-beda tidak mengapa, bebeda suku tidak mengapa, berbeda status, berbeda politik juga tidak mengapa.
“Masing-masing
berbeda itulah netral. Kita berbeda tetapi perbedaan bukan menghancurkan tetapi
perbedaan adalah semakin kuat satu sama lain,” kata Uskup.
Yang
Protestan, yang Muslim, yang Katolik, jadilah beragama yang baik. Tetapi yang terpenting,
inti dari beragama adalah kasih satu dengan yang lain.
Pendidikan
Lanjutnya,
yang perlu digaris bawahi, betapa penting pendidikan. Uskup mengaku bangga
karena SD Katolik yang ada di Kota Namrole telah membuat banyak orang Buru
menjadi pintar dan mandiri.
“Kita
tidak mendidik orang disini untuk menjadi umat Katolik, kita mendidik orang
untuk menjadi manusia yang baik,” kata Uskup.
Lanjutnya,
ada banyak pejabat di negeri ini tamatan dari sekolah-sekolah Katolik, dan
mereka tetap beragama sesuai keyakinan masing-masing. Karena betapa penting
pendidikan, kalau ingin perubahan maka perlu mengikuti pendidikan. Kata Uskup, siapa yang menguasai pendidikan, dia menguasai
masa depan.
Kalau
ingin masa depan Bursel lebih maju, maka
masyarakatnya harus terdidik, dan kepada Pemda harus kembangkan dan tingkatkan pendidikan, sebab masalah
pendidikan harus diutamakan.
“Yang saya lihat di Keuskupan Amboina hanya
orang Key dan Tanimbar, mana orang Buru, mana orang Buru, seolah-olah orang
Buru tidak boleh menjadi hamba Allah, saya sedih,” sentilnya.
Masih
Uskup, dirinya merencanakan akan mendirikan
satu tempat pendidikan Pastor di Namrole dengan harapan agar suatu hari
ada orang Buru yang menjadi Pastor.
“Siapa
tahu untuk beberapa tahun kedepan ada Uskup Solissa atau Seleky dari Bursel,”
ujarnya.
“Tetapi
saya bangga dengan Pastor Namrole karena bisa bekerja-sama dengan Pemerintah
Daerah Bursel,” pujinya.
Keamanan
Masalah
kemanan, kata tokoh perdamaian ini bahwa sangat pentingnya keamanan. Kalau
tidak aman bagaimana daerah ini bisa berkembang. Olehnya itu, dia mengajak masyarakat di sini selalu menjaga keamanan,
dan jangan selalu berharap kepada polisi dan TNI.
“Mereka
memang bertugas menjaga keamanan, asal jangan polisi dan tentara berkelahi,
padahal mereka yang menjaga keamanan,” ujar Uskup sambil kritik perilaku
oknum-oknum aparat.
Sementara
dalam sambutan Wakil Bupati, Ayub Seleky, berharap agar masyarakat Bursel harus
hidup rukun.
Dimana,
untuk tujuan itu, Pemkab Bursel selalu memfasilitasi setiap kegiatan bersama-sama
melalui Forum Komunikasi antar Umat Beragama (FKUB).
“Yang
telah pernah terjadi disini seminar yang dilakukan oleh FKUB Provinsi bersama
seluruh agama-agama, tentu saja Pemda tidak diam teradap agama-agama dalam
kebersamaan untuk menciptakan perdamaian di Kabupaten ini,” jelas Seleky.
Ada
beberapa hal penting yang harus disampaikan lanjut Seleky, mungkin yang pertama
di seluruh wilayah di Indonesia, Kabupaten Bursel yang memberikan insentif
kepada seluruh tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh adat termasuk tokoh agama
Katolik.
“Dana
insentif itu kami berikan secara rutin setiap tahun anggaran,” ujarnya.
Dimana,
perhatian Pemkab Bursel terhadap tokoh-tokoh agama pun diwujudkan dalam program
kunjungan tokoh-tokoh agama berkunjung ke Israel melihat situs-situs keagamaan
disana.
Dalam
kesempatan itu pula, Ayub sampaikan bahwa Pastor Namrole sangat mendukung
program pemerintah daerah.
“Tahun
depan Paroki akan dibangun dan akan mendapat bantuan dari pemerintah daerah,
dan yang lain juga akan dapat bantuan,” sebut wakil bupati dua periode ini.
Kata
Seleky lanjut, bantuan yang akan diberikan ada yang besar dan kecil asalkan
semua dapat. Karena Pemda selelu merespon setiap kegiatan keagamaan, tidak
hanya terbatas pada fisik tetapi pembinaan umat melalui wadah-wadah organisasi
keagamaan pun selalu mendapat perhatian Pemkab Bursel. (SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!