Namrole, SBS
Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Buru
Selatan (Bursel) Buce A Seleky meminta masyarakat Bursel untuk mengakhiri
dikotomi paska Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015 lalu.
“Saya tegaskan bahwa sampai dengan saat ini masih ada isu-isu yang dikembangkan
di masyarakat bahwa dalam Pilkades serentak di tahun ini ada calon kepala desa
dari utusan nomor 1 dan utusan nomor 2, sehingga hal ini dikuatirkan akan
menimbulkan berbagai interprestasi bahwa calon lain yang bukan berasal dari
nomor 2 akan digugurkan melalui hasil uji kelayakan nanti,” kata Seleky, saat
membuka uji kelayakan Calon Kepala Desa, Senin, 31 OSBSober 2016, yang
dipusatkan di Aula Kantor Bupati Bursel.
Orang nomor dua di negeri yang kental dengan budaya Kai Wait ini berpesan
kepada seluruh warga Bursel, bahwa telah berakhir sudah proses politik pilkada
di daerah ini dan telah secara resmi dilantik Bupati dan Wakil Bupati Bursel
untuk masa jabatan 5 tahun kedepan.
“Tidak ada lagi kelompok nomor satu maupun kelompok nomor dua, tetapi kita
adalah masyarakat Bursel yang utuh, bersatu padu dalam ikatan persaudaraan
sejati dalam satu hati membangun negeri,” ujar Master Hukum ini.
Menurut mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan (BKD
dan Diklat) Bursel, para calon kepala desa ini merupakan utusan terbaik dari
desa masing-masing, sehingga jika saudara dinyatakan layak ataupun tidak layak untuk melanjutkan proses dalam tahapan
calon kepala desa nanti haruslah berbesar hati untuk tetap sukseskan Pilkades
serentak di desa saudara masing-masing.
“Karena apapun perjuangan saudara dalam proses Pelkades ini Saudara merupakan
pembawa suara hati masyarakat karena suara hati masyarakat adalah suara Tuhan
yang Maha Esa bagi Saudara sebagai berkah yang perlu dijaga dan dipelihara,”
tutur Seleky.
Nantinya sebagai calon pemimpin di desa, diharapkan hilangkan dikotomi itu.
Hilangkan pikiran-pikiran buruk politik pecah belah di masyarakat. “Apa yang
kiat praSBSekan pada proses pilkada jangan lagi merujuk sebagai instrument pada
pilkades,” lanjutnya.
Seleky memberikan peringatan tegas bila dirinya masih mendengar dikotomi
perbedaan itu pada proses pilkades serentak maka tidak akan lolos. “Bila saya
tahu, jangan harap akan lolos. Tidak ada lagi nomor satu dan nomor dua,” tegas
Ayub.
Pilkades secara serempak yang dilakukan di Kabupaten ini merupakan sebuah
momentum silaturahmi yang kembali mengikat semua masyarakat melalui
pranata-pranata sosial dan budaya di daerah ini.
Bagi mereka yang masih beranggapan nomor satu dan nomor dua kata Seleky hal itu
ditahun 2015. Tetapi saat ini yang ada hanya dirinya bersama Tagop Soulisa
sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bursel.
“Saya bersama Bupati memberikan kebebasan sepenuhnya kepada semua orang untuk
mencalonkan diri sebagai Kades. Saya dan Pak Bupati tidak akan melakukan
intervensi kepada calon manapun. Tetapi memberikan kedaulatan penuh kepada
rakyat, supaya rakyat merasa berdaulat dengan hak-hak politiknya,” ujar Buce.
Semua orang yang ingin menjadi Kades di Bursel adalah orang bersaudara sendiri,
sehingga jangan ada lagi dikotomi nomor satu dan nomor dua.
“Bila ada yang kembangkan seperti
itu, pukul saja dia, saya yang bertanggngjawab, bikin ancor saja negeri ini,”
kata Seleky tegas.
Jika perbedaan itu masih ada, maka dikuatirkan akan menimbulkan interpretasi
bahwa yang bukan dari calon nomor urut dua akan digugurkan melalui hasil uji
kelayakan. Itu tidak benar. Orang bilang karena Bupati dan Wakil nomor urut dua
lalu yang nomor satu digugurkan, itu tidak benar,” tutur Seleky menanggapi isu
yang beredar di masyarakat.
Bagi siapa yang memenuhi syarat ketentuan dan hasil tesnya itu melalui uji
kelayakan sangat baik maka dialah yang berhak lolos sebagai calon.
“Yang lalu biarlah berlalu karena telah
selesai, dan saat ini semua adalah rakyat Bursel,” kata Wabup. (SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!