Close
Close

Pasangan RAMA Disambut Antusias Oleh Masyarakat Dataran Waeapo


Namlea, SB
Kampaye dialogis Pasangan Calon (Paslon)Bupati dan Wakil Bupati, Ramli Ibrahim Umasugi dan Amustofa Besan (RAMA), di dataran Waeapo Kabupaten Buru, disambut antusias oleh masyarakat.

Dari pantauan Suaraburuselatan.com, kampaye dialogis oleh Paslon RAMA di dataran Waeapo, pertama kalinya digelar di Desa Grandeng, Kecamatan Lolong Guba, pada Senin (7/11), pukul 15.30 Wit, lalu dilanjutkan ke desa Dobowae, Kecamatan Waelata dan beberapa desa lainnya di dataran Waeapo, hingga berakhir pada pukul 24.00. WIT.
Dari berbagai desa yang disinggahi untuk melakukan kampaye, Paslon RAMA bersama Tim pemenang lainya disambut antusias masyarakat, mulai dari kalangan pemuda, orang tua dan kaum perempuan.  Bahkan, masyarakat lainnya yang tidak mendapatkan kursi, akhirnya rela berdiri dan duduk di jalanan demi menyaksikan langsung kampaye diologis pemimpin idaman masyarakat, RAMA yang akan melanjutkan kerjanya untuk Buru.

“Harus kita utamakan pembangunan infrastruktur, pembangunan infrastuktur jalan dan jembatan merupakan solusi, supaya akses masyarakat bisa berjalan dengan mudah. Dengan demikian masyarakat kita bisa menjual hasilnya dengan baik, dapat melintasi seluruh wilayah dengan baik, nyaman dan enak,” ungkap Cabup Buru, Ramli Umasugi, saat mengelar kampaye di depan masyarakat Dataran Waeapo.

Selain pembangunan infrastruktur, kata Umasugi, pembangunan pertanian juga perlu. Dengan demikian menurutnya,  pada Tahun 2017 mendatang, telah dilakukan finalisasi antara pemerintah Kabupaten Buru dengan pemerintah pusat, khususnya Kementrian Pertanian, yaitu terkait perluasan sawah di Kabupaten Buru sebesar 40500 hektar. Selain itu, penambahan sebanyak 150 jondir, 150 buah hentaktor dan 30 buah jondir serta alsintan-alsintan yang lain.

“Itu merupakan wujud komitmen antara pemerintah pusat, kususnya Kementrian Pertanian dengan pemerintah Kabupaten Buru, yang telah sukses menjadikan Buru sebagai lumbung pangan di Maluku”, tegas Umasugi.

Namun begitu, Umasugi mengakui masih ada persoalan lahan antara masyarakat ekstans yang merupakan petani dan masyarakat adat. Sehingga menurut Umasugi, harus ada solusi permanen sehingga tidak menjadi bom waktu kedepan.

“Sebagai solusi saya mengambil orang yang tepat, sebagai ahlinya, yaitu bung Amos Besan sebagai wakil Bupati, untuk menyelesaikan persoalan tanah tersebut, dikarenakan Amustofa Besan sebagai orang asli dari dataran Waeapo.

Dalam kampaye dialogis itu, Cabub Buru, Amustofa Besan berjanji untuk menyelesaikan persoalan tanah yang terjadi di wilayah dataran Waeapo. Sebagai wujud nyata, dirinya membawa serta Raja petuanan Kayeli, Abdullah Wael serta 40 orang kepala soa untuk memberikan klarifikasi terkait isu seputar persoalan sengketa tersebut.

“Dan kami sudah berkomitmen diatas panggung dan masyarakat grandeng dan semua masyarakat Waeapo, dipimpin raja untuk menyelesaikan persoalan tanah di dataran Waeapo ini”, ungkap Besan.
Dihadapan masyarakat petuanan Kayeli, Raja Kayeli, Abdullah Wael  menyatakan, tanah-tanah yang dimiliki oleh masyarakat di unut, tanah tersebut adalah hak milik masyarakat.


“Hari ini dan seterusnya, tidak ada lagi yang berkata permasalahan lahan. Tapi yang ada hanyalah kedamaian dan silaturahmi masyarakat adat dan masyarakat jawa. Kita tidak biasa mengatakan mereka adalah masyarakat jawa, tapi mereka adalah masyarakat Buru yang bagian dari adat Buru”, tegas Raja. (KT-06)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post