Close
Close

Para Kades di Bursel Sering Habiskan ADD dan DD di Kafe

Namrole, SB
Dana Desa (DD) dan Anggaran Dana Desa (ADD) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang kini bernilai miliaran rupiah setiap tahunnya dikucurkan pemerintah ke setiap desa harusnya dipergunakan secara maksimal untuk membangun desa-desa di Kabupaten Buru Selatan (Bursel).

Hanya saja, tujuan kucuran DD dan ADD itu selama ini belum dipergunakan secara maksimal dalam mewujudkan berbagai pembangunan yang seharusnya menyentuh masyarakat. Sebab, para Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Bursel sering menyalahgunakan DD dan ADD itu untuk kesenangan sesaat yang tak layak dicontohi.

Betapa tidak, setaip kali para Kades melakukan pencairan ADD dan DD, mereka selalu saja langsung berkunjung ke sejumlah Kafe atau Karaoke yang berada di Kota Namrole untuk berpoya-poya dan meminum minuman keras.

“Kami sangat menyesalkan perilaku para Kades di Kabupaten Bursel ini, sebab setiap kali mereka melakukan pencairan DD maupun ADD, mereka langsung menghabiskan anggaran hingga puluhan juta di Kafe-Kafe,” kata salah satu took pemuda Kabupaten Bursel, Maraden Hukunala kepada media ini di Kantor Bupati Bursel, Selasa (21/02).

Sekretaris Persekutuan Pelajar Mahasiswa Waemulang ini mengaku bahwa apa yang disampaikan ini bukan menjadi rahasia lagi, tetapi telah menjadi budaya puluhan Kades di Kabupaten ini.

“Kebiasaan buruk para Kades ini bukan rahasia lagi. Sebab, setiap kali pencairan, coba cek saja ke Kafe-Kafe, pasti ada para kades yang minum-minum disana dengan menggunakan uang rakyat,” paparnya.
Sementara pada desa-desa yang Kadesnya sering menghabiskan DD dan ADD di Kafe-Kafe tersebut tidak terlihat pembangunan yang signifikan.

“Anggaran yang dikucurkan miliaran rupiah, tetapi pada banyak Desa di Kabupaten Bursel tidak terlihat pembangunan yang sepadan dengan kucuran anggaran pemerintah tersebut,” ungkapnya.
Bahkan, Hukunala menduga, para Kades sering memalsukan pertanggung jawaban DD dan ADD tersebut setelah anggaran yang mereka cairkan digunakan tidak pada peruntukannya.

“Kami duga para Kades sering palsukan pertanggungjawaban DD dan ADD. Apalagi, banyak diantara mereka yang ketika waktu untuk memasukan pertanggung jawaban tidak tahu harus mempertanggungjawabkan apa, sehingga terkadang mereka meminta bantuan pihak-pihak tertentu untuk membuat pertanggung jawaban yang diduga dipalsukan itu,” ujarnya.

Terkait kondisi itu, Hukunala berharap Bupati Bursel, Tagop Sudarsono Soulissa tidak diam ketika mengetahui persoalan ini. Sebab, ketika para Kades menghabiskan DD dan ADD pada tempat-tempat yang tidak semestinya seperti ini, maka tujuan pembangunan dari Desa atau dari pinggiran yang dicita-citakan oleh Pemerintah Pusat dibawa Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Pemerintah Kabupaten Bursel dibawa kepemimpinan Bupati Tagop Sudarsono Soulissa dan Wakil Bupati Buce Ayub Seleky tidak akan dirasakan secara maksimal oleh masyarakat di setiap desa.

“Kami minta Pak Bupati mesti tegas terhadap para Kades nakal ini, sebab jika budaya bobrok para Kades seperti ini terus dipertahankan, maka tujuan pembangunan yang harusnya dirasakan oleh masyarakat di desa-desa tidak terjawab secara baik. Padahal, Pemerintah Pusat maupun Daerah sudah mengucurkan dana yang tidak sedikit kepada masing-masing desa dan harusnya para Kades bisa merealisasikan penggunaan anggaran itu bagi pembangunan di Desa-Desa yang mereka pimpin,” tuturnya. (SBS-01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post