Close
Close

Dewan Hakim MTQ Diingatkan Pengawas Untuk Jujur

Namrole, SB
Pengawas Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXVII Tingkat Provinsi Maluku telah mengingatkan Dewan Hakim untuk memberikan penilaian secara objektif bagi para peserta mata lomba yang dilombakan dalam MTQ yang akan dilaksanakan babak final, Jumat (5/5).

Penegasan Ketua Pengawas Dewan Hakim H. R. R Hassanusi yang disampaikan kepada wartawan dalam keterangan persnya di ruang pers Kantor Bupati Buru Selatan (Bursel) baru di Kilo Meter II Desa Kamlanglale, Kecamatan Namrole, Kamis (4/5).

“Wakil Gubernur, Bupati, masyarakat dan pers menginginkan agar Dewan Hakim harus jujur, itu memang harus. Sebab, kalau Al-Qur’an saja tidak jujur, bagaimana yang bukan Al-Qur’an jadinya apa. Saya seringkali bilang kepada Dewan Hakim, kalau Alquran tidak jujur, bagaimana diluar Al-Qu-ran jadi apa, saya tidak tahu,” kata Hassanusi yang turut didampingi oleh Ketua Dewan Hakim MTQ XXVII Tingkat Provinsi Maluku Ajid Bin Tahir dan Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (MTQ) Maluku, Aji Muhamad.

Dirinya berharap nantinya tidak ada pemikiran-pemikiran miring yang muncul dari kontingen-kontingen tertentu bahwa Dewan Hakim tidak memberikan penilaian secara objektif.

“Inya Allah hakim tidak sampai seperti yang dipikirkan oleh para peserta atau kontingen bahwa ini hakim tidak jujur,” ujarnya.

Menurut Hassanusi, satu ayat Al-Qur’an yang dimain-mainkan saja telah berdampak dan membuat gegers seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Satu ayat dimain-mainkan saja, geger Republik ini. Apalagi ini satu Qur’an, sebab ada yang menghafal 1 sampai 1 0 jua, 20 juz dan 30 juz. Ada yang mengartikan dalam bahasa Indonesia, bahasa inggris dan bahasa Arab serta pidato, ada yang menulis. Kalau menulis Al-Quran salah dan kurang titik saja, siapa yang mau bertanggung jawab,” ujarnya.

Sebab, lanjut Hassanusi, kita akan ditanyai oleh Alla Swt di akhirat, kenapa enteh membiarkan orang menulis ayat Al-Quran tidak ada titiknya dibawa huruf itu. Padahal ada titiknya, lalu siapa yang akan bertanggung jawab, pengawas. Eh.. Hakim.

“Jadi, Hakim harus cerdas dan teliti betul. Bukan saya mau lari tanggung jawab, tapi saya sudah kasih pedoman, kasih batasan Olehnya itu, saya selalu mengingatkan kepada setiap Dewan Hakim supaya punya sifat jujur, iklas dan cerdas, serta ahli di bidangnya. Itu sudah saya jelaskan pada setiap menjelang MTQ. Dimana, ada orientasi dewan hakim juga yang kita biking selama seminggu atau sebelum pelaksanaan MTQ itu berlangsung dan kita biking kemarin di Ambon dan rapat juga di tempat pelaksanaan  supaya hakim juga bekerja dengan jujur,” terangnya.

Dimana, sesuai dengan pedoman yang telah disampaikan kepada setiap Dewan Hakim, para Hakim tiak boleh memberikan penilaian dengan selisih melebihi 2.  Selain itu, jika ada finalis dari kabupaten tertentu yang lolos dan ada dewan hakim yang juga mempunyai asal atau hubungan dengan kabupaten itu, maka dewan hakimnya akn dikeluarkan dan tidak dilibatkan sebagai dewan hakim dalam mata lomba tersebut.

Tak hanya itu, jika nantinya ada temuan bahwa Dewan Hakim tertentu kedapan tidak jujur dan memberikan penilaian yang tidak objektif, maka sebagai Pengawas Dewan Hakim, pihaknya akan memberikan sanksi tegas berupa skorsing bagi Dewan Hakim tersebut.

“Itu upaya kita supaya membuat Dewan Hakim itu tidak macam-macam. Kalau satu dua kali diperingatkan, maka kami akan coret dan tidak diperkenankan untuk menjadi Dewan Hakim selama tiga sampai lima tahun dan bila perlu seumur hidup sajalah. Masa hakim Al-Qur’an tidak jujur,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Hakim MTQ XXVII Tingkat Provinsi Maluku, Ajid Bin Tahir  kepada wartawan diselah-selah Konfrensi Pers tersebut mengatakan bahwa Dewan Hakim yang dipimpinnya akan memberikan penilaian secara objektif. Dimana, jika ada yang tidak objektif, maka akan segera diskrosing.

“Jadi betul, jadi kita dalam pelaksanaan MTQ itu ada dewan pemngawas yang diketuai oleh RR Hasanussi yang punya tugas untuk melihat sampai sejauh mana Dewan Hakim itu akan objektif dalam penilaian, makanya pengawas dewan hakim akan melihat jika ada dewan hakim tidak objektif dalam memberikan penilaian, maka catatan itu bisa diskorsing. Bukan hanya disini, di tingkat nasional pun ada beberapa Dewan Hakim Nasional yang pernah diskorsing sampai lima tahun kalau ada temuan seperti itu,” katanya.

Namun, dirinya yakin sungguh bahwa saat ini, termasuk dalam pelaksanaan MTQ kali ini di Kabupaten Bursel, tak ada Dewan Hakim yang tidak objektif dalam memberikan penilaian.

“Pastinya ada sumpah. Jadi, sebagai orang beragama apakah dia disumpah dan dia tidak takotang. Sehingga itu adalah indikator supaya seseorang tidak berbuat tidak objektif. Di Nasional pun demikian. Mungkin dulu-dulu pernah ada sehingga betul-betul selektif sekali dan dewan pengawas itu ada di semua-semua dan jalan dimana-mana dan jika ada penyimpangan, maka dia akan kena,” paparnya.

Walau nantinya memberikan penilaian secara objektif tanpa memihak kontingen atau peserta tertentu, lanjut Ajid, pasti saja aka nada tudingan-tudingan miring yang bakal dialamatkan kepada Dewan Hakim nantinya.

“Ada indikator untuk memberikan penilaian dan juara, tetapi terkadang kita terlalu apologi dan membela diri bahwa katong su bagus, padahal tidak. Sebab, ada indikator penilaiannya sehingga kita tahu persis. Yang jelas, dalam setiap pelaksanaan MTQ, objektifitas harus jalan. Tidak lagi melakukan penyimpangan-penyimpangan,” tandasnya.

Dikatakannya pula, penilaian yang diberikan sesuai dengan kemampuan Dewan Hakim yang sudah ahli di bidangnya sehingga jika ada peserta yang layak mendapatkan juara, maka akan tetap menjadi juara.

“Memang Dewan Hakim menilai secara objektif dan sesuai kemampuan masing-masing. Barang tentu tidak bisa memberikan semua juara. Jadi, kalau ada yang punya nilai lebih ya dia dapat,” kata Ajid.

Olehnya itu, dirinya menghimbau kepada setiap kontingen untuk iklas dan relah menerima, jika ada peserta dari kontingen lain yang mendapatkan juara.

“Sebagai Dewan Hakim, kami menghimbau kepada official atau pelatih bahwa juara dan tidak tergantung dari kesiapan-kesiapan dan tidak ada juara tiga orang, sebab juara cuma satu. Oleh karena itu, kami minta untuk iklas dan relah menerima itu. Mungkin saat ini belum juara, mungkin tahun depan akan juara sehingga mesti ada pembinaan-pembinaan lebih lanjut,” tandasnya.

Olehnya itu, dirinya menghimbau agar semua kontingen memberikan dukungan maksimal dalam seluruh tahapan pelaksanaan MTQ ini hingga selesai dan tidak menimbulkan riak-riak berlebihan nantinya jika tak mendapatkan juara.

“Bahwa mari mendukung MTQ dimana pun, di kabupaten mana pun juga, bahwa ada kekurangan-kekurangan itu pasti. Tapi mari sukseskan, jangan memberikan informasi-informasi yang membuat goyang, kita tahu setiap pelaksanaan MTQ di setiap kabupaten itu, kerja sama dengan saudara-saudara umat beragama yang merupakan suatu keniscayaan itu ada dan jangan gara-gara satu informasi belum dapat juara lalu geger dengan informasi-informasi miring,” himbaunya.

Dijelaskannya, bahwa hari ini, Jumat (5/5) akan dilakukan lomba final bagi seluruh mata lomba dan hasilnya akan direkap oleh Dewan Hakim untuk selanjutnya diumumkan secara resmi pada saat acara penutupan pada Sabtu (6/5) malam nanti.

“Besok akan dilakukan lomba final secara keseluruhan sehingga hasilnya akan direkap secara keseluruhan dan malam penutupan akan dilakukan pengumuman juara-juaranya untuk nantinya akan mewakili provinsi Maluku pada event tingkat nasional nanti,” tuturnya. (SBS-01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post