Close
Close

Wao… Spektakuler Banget Pembukaan MTQ Maluku di Bursel

Namrole, SB
Sungguh sangat spektakuler pelaksanaan pembukaan kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXVII Tingkat Provinsi Maluku di Kilo Meter II Desa Kamlanglale, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Minggu (30/4).

Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Minggu (30/4) malam berlangsung dalam kemegahan dan sangat ramai serta dihadiri oleh belasan ribu orang yang memadati panggung utama, maupun panggung-panggung sekeliling lokasi arena MTQ serta memenuhi seputaran lokasi tersebut, baik itu kontingen MTQ dari 11 kabupaten/kota maupun masyarakat di Kabupaten Bursel.

Megahnya kegiatan ini tak terlepas dari penyediaan panggung MTQ yang disiapkan dengan lighting atau teknik pencahayaan yang megah dan sound system yang sangat baik sehingga turut menambah kemegahan kegiatan ini.

Kegiatan itu diawali dengan penampilan Marching Band Barisan Muda Buru Selatan (BMBS) binaan Ny. Erni Seleky. Acara itu dilanjutkan dengan penampilan Lasqi asal Kota Tual serta Solois asal Kabupaten Kepulauan Aru.

Kegiatan berikutnya diisi dengan pembacaan doa oleh Ustadz Husein Maswara dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku serta pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an Surat Al-Israa ayat 105 sampai 108 oleh Qori internaisonal Abdul Aziz Rumaloak yang merupakan Juara Terbaik Pertama pada MTQ Tingkat Nasional Tahun 2010 di Provinsi Bengkulu dan Saritilawah oleh Satina Tuharea.

Selain itu, tutur ditampilkan pula lagu Berkah Buru Selatan ciptaan Bupati Bursel Tagop Sudarsono yang dinyanyikan oleh penyanyi Betsi Marlen yang diaransemen oleh Steine Latumahina.

Berikutnya, paduan suara MTQ XXVII yang merupakan gabungan dari dua komunitas Salam-Sarane pun turut melantunkan Hymne dan Mars Bursel yang merupakan ciptaan Bupati Bursel Tagop Sudarsono Soulissa dan Wakil Bupati Bursel Buce Ayub Seleky yang diaransemen oleh Dece Matulapelwa.

Selanjutnya, puluhan personil Paskibraka dari siswa-siswi dua komunitas di Bursel pun turut melakukan pengibaran bendera MTQ sambil diiringi oleh Hymne dan Mars MTQ yang dinyanyikan oleh paduan suara MTQ XXVII yang merupakan gabungan dari dua komunitas Salam-Sarane.

Kemeriahaan itu kian terlihat, ketika ratusan siswa-siswi SMA-SMK se-Kabupaten Bursel menampilkan tarian Kolosal yang langsung mendapatkan sambutan tepuk tangan yang meriah dari tamu undangan maupun masyarakat yang hadir.

Bahkan, tak-tanggung-tanggung, ribuan petasan pun dibunyikan dan menghiasi langit lokasi pembukaan MTQ setelah Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua menekan tombol sirine sebagai tanda dimulainya MTQ XXVII Maluku tersebut.

Tak hanya sampai disitu, Group Band Gigi yang diundang pun langgsung turut menghipnotis ribuan masyarakat yang hadir usai acara pembukaan MTQ dimaksud.

Ketua Umum Panitia MTQ XXVII Tingkat Provinsi Maluku, Buce Ayub Seleky dalam laporannya mengatakan bahwa selama ini banyak pihak yang ragu akan kesiapan Kabupaten Bursel sebagai tuan rumah, namun dengan penampilan acara pembukaan MTQ yang disajikan oleh pihaknya, berbagai keraguan itu pun langsung sirna diganti dengan apresiasi.

“Hari ini segala keraguan kita tereliminir, terhapus sudah dan terbukti dengan pembukaan dan kemewahan ini,” kata Seleky yang juga Wakil Bupati Bursel.

Kepada Wakil Gubernur, Seleky melaporkan bahwa Kabupaten Bursel sudah mampu menunjukkan bahwa kendati merupakan kabupaten termuda di Maluku, tapi pelaksanaan MTQ di Kabupaten Bursel tidak kalah dari kabupaten/Kota yang lebih tua lainnya.

“Pak Wakil Gubernur, banyak orang menyangsikan, mungkin dari sejarah kronologis orang menghitung bahwa Bursel baru sembilan tahun berdaulat sebagai daerah otonom. Namun, malam hari ini dia mampu menunjukkan kapabilitasnya karena dia mampu melaksanakan sebuah perhelatan akbar bagi kehidupan kemanusiaan dan keagamaan di Kabupaten ini,” paparnya.

Walau begitu, Seleky mengaku bahwansesungguhnya pelaksanaan MTQ bukan sekedar seremonial dan rutinitas dari pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan serimoni, tetapi lebih dari itu merupakan sebuah hakekat silaturahim kemanusiaan dan memperkuat islamiah.

Sementara itu, Bupati Bursel Tagop Sudarsono Soulissa dalam sambutannya mengatakan, melalui MTQ ini hubungan silaturahmi antar sesama umat beragama dan hubungan antar umar beragama harus tetap terjalin dan dipertahankan seperti yang sudah terbina selama ini.

“Kepada peserta yang akan bertanding, saya ucapkan selamat mengikuti MTQ, semoga keikutsertaan saudara-saudara dalam MTQ kali ini dapat membawa manfaat dan kemaslahatan dalam upaya kita mengaktualisasikan ajaran Islam secara damai di bumi Maluku,” kata Tagop yang juga kandidat Calon Gubernur Maluku.

Tagop mengingatkan kepada peserta yang terpilih menjadi pemenang, siapkan diri anda untuk menghadapi MTQ nasional nantinya dan bagi yang belum meraih prestasi, jadikan pelajaran ini sebagai cambuk dan pelajaran untuk lebih giat berlatih dan belajar di masa yang akan datang.

Selain itu, Tagop pun atas nama pemerintah Kabupaten Bursel turut mengucapkan terima kasih kepada Dewan Hakim yang telah diberi kepercayaan untuk menilai MTQ sesuai dengan sumpah yang telah diucapkannya.

“Semoga dengan penilaian yang diberikan akan melahirkan Qori dan Qoriah, Hafis dan Hafisah, Quratil dan Quratilah, serta para jawara lainnya di cabangnya masing-masing untuk mewakili Provinsi Maluku ke yang lebih tinggi, yakni MTQ Tingkat Nasional pada saatnya nanti,” harapnya.

Tak hanya itu, Tagop pun mengapresiasi kerja keras seluruh panitia penyelenggara, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda serta semua yang turut membantu sehingga terlaksananya kegiatan ini.

“Sebab, walaupun dengan segala keterbatasan, namun kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan kehendak kita bersama. Semoga apa yang saudara berikan bernilai ibadah disisi-Nya,” ucapnya.

Bahkan, lebih-lebih, Tagop juga mengucapkan terima kasih kepada umat Kristiani yang telah membantu dalam kepanitiaan sehingga terlaksananya kegiatan ini secara baik.

“Seluruh umat beragama di kabupaten ini kita libatkan dan bahkan bukan saja dalam acaranya. Tetapi, dalam kepanitiaan dan dalam pelaksanaan penyelesaian tugas-tugas kepanitiaan itu seluruh umat di Bursel kita libatkan dan peran penting sekali itu Angkatan Muda GPM punya peran sangat penting Pak Sek.e (Sekda-red). pak Ketua, Pak Wakil (Wakil Bupati-Red), karena kita melakukan pekerjaan secara bergantian itu, per gereja,” kata Tagop kepada wartawan sambil didampingi oleh Wakil Bupati Bursel Buce Ayub Seleky dan Sekda Bursel Syahroel Pawa.
Selain itu, tambahnya, atas nama pribadi, pemerintah daerah dan segenap masyarakat Bursel mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada Bapak Wakil Gubernur yang telah bersedia mewakili Bapak Gubernur yang sementara melaksaakan tugas penting lainnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku Zet Sahuburua dalam sambutannya ketika membuka acara itu mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada berbagai pihak yang sudah bahu membahu mensukseskan penyelenggaran kegiatan ini.

“Terima kasih untuk semua pihak yang telah mensukseskan acara ini, selamat bermusabaqah wahai anak-anakku, jadilah yang terbaik di dalam MTQ ini dan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, selamat bertugas untuk para dewan hakim, semoga Allah senantiasa memberikan Taufik dan hidayahnya kepada kita semua sebagai wujud apresiasi terhadap kemuliaan Alqur’an nur karim dan generasi qur’an ini,” kata Sahuburua.

Bahkan, Sahuburua dihadapan semua yang hadir berjanji hingga dua kali bahwa dirinya dan Gubernur yang tak hadir telah bersedia untuk memberikan hadiah pada setiap peraih Juara I di event keagamaan ini.

“Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku akan memberikan hadiah kepada juara I untuk naik haji dan umbroh, termasuk didalamnya beasiswa kepada anak-anak kita,” ucapnya hingga dua kali.

Menurut Sahuburua, MTQ yang dilaksanakan ini mempunyai posisi yang vital dan strategis dalam rangka pembangunan mental spiritual bangsa dalam masalah moral atau mental spiritual bangsa akan sangat menentukan peradaban masa depan bangsa itu sendiri.

Olehnya itu, sejatinya dalam acara-acara keagamaan seperti ini tidak membuat kita hanyut dan terjebak dan berhenti pada hiruk pikuk acara seremonial saja, tetapi sejatinya kita dapat menangkap nilai atau makna yang terkandung di dalam acara tersebut, terutama menyangkut isi kandungan Al-Qur’an serta mampu berimplikasi secara signifikan terhadap pembangunan ahlak dan peradaban bangsa ini.

“Selaku Wakil Gubernur Maluku, beta mengajak katong semua untuk menjadikan MTQ di Kota Namrole, Kabupaten Bursel ini sebagai wahana untuk berefleksi dan bertransformasi agar MTQ ini dapat meninggalkan jejak-jejak peradaban dan ditandai dengan terjadinya berubaha pola pikir, atitut, karakter dan pola hidup, baik secara pribadi, orang tua, anak, anggota masyarakat, warga Negara maupun pimpinan,” ujarnya.

Pihaknya berharap adanya transformasi dari pemikiran yang sempit kepada pemikiran yang terbuka dan transformatif yang selalu dikomandangkan oleh Bapak Gubernur, yaitu dari budaya bakalai ke budaya baku bae, dari budaya baku marah ke budaya baku saying, dari budaya talamburang ke budaya kalesang, dari budaya makan puji dan puji diri ke budaya rendah hati, dari budaya baku malawang ke budaya diskusi atau budaya cerita, dari budaya kewel ke budaya baca tulis, dari budaya amtener ke budaya usaha, dari budaya manggurebe ke budaya baku kele, dari budaya takisu ke budaya percaya diri dan sebagainya.

“Melalui momentum pelaksanaan MTQ tingkat provinsi Maluku yang ke XXVII yang dilaksanakan di Kabupaten yang berjuluk Lolik Lalen Fedak Fena ini beta ingin mengajak basudara semua untuk sama-sama katong mempererat kekayaan sejati hidup orang basudara, hidup saling memahami, saling mempercayai, saling menghormati, saling mencintai, saling membanggakan, saling menopang dan saling menutupi seperti falsafah orang Maluku yaitu potong di kukuh rasa di daging, ale rasa beta rasa dan sagu salempeng dibagi dua,” ujarnya.

Lanjutnya lagi, kerukunan umat beragama yang ditunjukkan untuk sama-sama mensukseskan MTQ ini adalah modal sosial yang harus kita lestarikan dalam rangka kita kembangkan Maluku sebagai laboratorium kerukunan umat beragama di Republik Indonesia. Dimana, Maluku menempati indeks kerukunan terbaik dengan menempati urutan ketiga setelah Bali dan NTT.

Untuk itu, dirinya menyampaikan terima kasih kepada tokoh-tokoh agama dan pemimpin agama Maluku yang ada disini atas toleransi yang begitu tinggi sehingga tercapailah hasil-hasil yang dirasakan hari ini. Semoga kerukunan dan kedamaian yang tercipta dewasa ini bukan sekedar hanumun atau bulan madu, atau kemesraan dlam bulan madu itu sifatnya hanya sementara, tetapi harus benar-benar abadi lestari.

“Semoga dengan kemuliaan Al-Qur’an yang dibacakan dengan alunan suara yang indah, di tulis dengan karya seni yang tinggi, ditafsirkan dengan nalar yang tinggi dan dengan kelapangan hati dapat melahirkan generasi Qur’ani, yakni generasi yang punya kecerdasan intelektual dan kecerdasan sosial serta kecerdasan spiritual untuk membangun Maluku yang lebih maju dan lebih sejahtra lagi,” harapnya.

Sedangkan, Kepala Kantor Agama Provinsi Maluku Fesal Musaad dalam sambutannya mengaku pelaksanaan MTQ di Namrole, Kabupaten Bursel ini adalah momentum yang tepat di tengah upaya membangun bangsa dan negara, khususnya membangun Provinsi Maluku, terutama kehidupan keagamaannya sesuai harapan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku dibawa MTQ XXVII sebagai wahana dan sarana dalam mewujudkan kerukunan dan keharmonisan hidup umat beragama.

“Tema ini mengandung nilai dan pesan-pesan moral yang telah dibuktikan oleh masyarakat di Bursel karena penyelenggaraan MTQ disini tidak terlepas dari peran saudara-saudara kita yang beragama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha,” ungkapnya.

Olehnya itu, prestasi dan kemampuan bertoleransi seperti ini harus dijaga, dipelihara dan di tingkatkan karena sesuai sesuai jiwa dan semangat Lolik Lalen Fedak Fena atau satukan hati membangun negeri. Sebab, kalau hati sudah satu, insya Allah Bursel akan semakin maju.

“Atas semangat kearifan lokal itu, kita berharap agar pelaksanaan MTQ ini tidak larut dalam seremonial di tengah pergeseran moral akibat pengaruh globalisasi yang tidak mungkin kita hindari,” ucapnya.

Untuk itu, tambahnya, MTQ harus menjadi bagian terpenting dalam rangka pembumian nilai-nilai islam yang moderasi.. dimana, pemahaman moderasi harus dikembangkan, karena moderasi itu paling relefan dengan kemajemukan saat ini.

“Oleh karenanya, kita semua berharap Al-Quran menjadi semakin membuming seiring dengan partisipasi masyarakat dalam menyambut event MTQ seperti ini,” ucapnya.

Dikatakan, banyak makna yang dapat kita gali dari pelaksanaan MTQ, diantaranya semangat toleransi, harmoni, solidaritas umat beragama, semangat untuk menjabarkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan kita sehari-hari.

Menurutnya, nilai-nilai tersebut adalah inspirasi untuk membanggun imajinasi kita semua, terutama generasi muda dalam konteks membangun negeri yang maju, tetapi tetap memiliki jati diri, yakni pijakan ahlak dan bukan sekedar mengejar kemajuan lahiriah yang jemuh dan justru membawa pada situasi yang tidak menguntungkan.

Olehnya itu, dirinya mengarahapkan agar pelaksanaan MTQ harus berkualitas. Dimana, Dewan Hakim agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, independen, jujur dan menjaga integritasnya

Selain itu, kepada para peserta yang berlomba pun diharapkan menjunjung tinggi nilai sportivitas dan kejujuran.

“Berikan yang terbaik untuk daerah anda masig-masing, ingat bahwa moment MTQ, bukan sekedar meraih juara, melainkan bermakna dan bernilai tinggi ketika moment MTQ ini dapat menumbuhkan semangat keragaman dan dapat mempererat persaudaraan, baik internal umat islam maupun dengan umat lainnya. Semoga apa yang kita lakukan membawa berkah bagi kita semua, khususnya bagi masyarakat di Kabupaten Bursel tercinta,” ujarnya..

Sedangkan, Ketua LPTQ Maluku Ismail Usemahu dalam sambutannya mengatakan
MTQ merupakan kegiatan yang telah mentradisi dalam kultur masyarakat dan bangsa kita, bahkan dapat disebut sebagai salah satu khasanah islam Indonesia.

“Kehadiran MTQ pada hakekatnya merupakan ekspresi kecintaan terhadap Al’Qur’an yang merupakan pedoman dasar atau petunjuk untuk umat manusia yang diekspresikan melalui MTQ, Khifsil Qur’an, Tafsir Qur’an, Sahril Qur’an, Hathul Qur’an dan M2IQ.

Bahkan, lanjutnya, dalam rangkaian MTQ iu juga disemarakan dengan Pawai Taaruf, Pameran Hasanah Peradaban Islam dan sebagainya.

“Semua itu dalam rangka syiar Al-Qur’an bahwasanya pada dasarnya ajaran islam yang terkandung di dalam Al-Qur’an selain sarat dengan nilai-nilai religiutas dan ibadah-ibadah ritual, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang berdimensi ibadah sosial,” ucapnya.

Karena itu, tak mengherankan melalui kegiatan MTQ ini menjadi media baku dapa, media rekonsiliasi, media silaturahim, media edukasi, bahkan menjadi entry point untuk pembangunan peradaban serta percepatan pembangunan daerah.

Dalam spirit tersebut, maka membaca, mengkaji, menafsir dan berbagai ekspresi lainnya seperti yang dilaksanakan di dalam MTQ ini merupakan sebuah keniscayaan.

Untuk itu, melalui MTQ tingkat provinsi Maluku kali ini, dirinya mengajak semua pihak untuk menjadikan moment MTQ ini sebagai wahana evaluasi secara menyeluruh.

“Bukan hanya kualitas anak-anak kita yang tampil dalam ajang MTQ ini, tetapi lebih dari itu, kita juga perlu mengevaluasi ulang manajemen lembaga yang di bangun ini, metode pembelajaran, ketersediaan tenaga pelatih yang professional, kesejahteraan tuan guru, ustad, ustasah atau Kiai yang menjadi Pembina atau pelatih serta ketersediaan sarana dan prasarana pendukung,” ucapnya.

Dengan evaluasi secara menyeluruh seperti ini, rasanya terlalu berat dan naïf jika kita mau memperoleh hasil yang maksimal dengan hanya melepaskan semua tanggung jawab itu kepada lembaga dan para Pembina saja, lalu berharap banyak. Bahkan lebih naïf lagi ada yang menganggab itu sudah menjadi tanggung jawab para tuan guru atau ustad. Ingat, para tuan guru dan ustad itu juga manusia, karena itu menjadi tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, pihak swasta dan dermawan serta orang tua.

“Beta mau kasih ingat kita semua jang pernah merasa rugi kalau mau mengembangkan apa yang katong miliki untuk membangun generasi atau masyarakat Qur’ani,” tandasnya.

Sementara itu,k epada pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bursel, dirinya menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas terlaksananya MTQ di Kabupaten Bursel.

Demikian halnya, terima kasih kepada bupati/walikota dan ketua-ketua LPTQ Kabupaen/kota atas partisipasinya dalam mensukseskan MTQ Tahun ini.

“Kepada peserta MTQ, kami ucapkan selamat bermusabaqah dengan semangat dan sportifitas untuk menjadi yang terbaik. Khusus kepada Dewan Hakim, kami harapkan agar dapat melaksanakan tugas ini dengan penuh tanggung jawab sehingga melalui MTQ dapat dihasilkan bibit-bibit yang terbaik yang dapat dipersiapkan nanti untuk mengikuti MTQ Tingkat Nasional Tahun 2018 yang insya Allah akan dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara,” tuturnya. (SBS-02)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post