Akibat pemadaman
listrik oleh Kantor Pelayanan PLN Namrole Kabupaten Buru Selatan (Bursel)
sebulan belakangan ini sangat meresahkan masyarakat.
Anggota DPRD
Bursel pun telah merespon keluhan masyarakat ini dengan memanggil Kepala PLN
Namrole Salahudin untuk menjelaskan sebab akibat terjadinya pemadaman listrik
tersebut.
Didalam hearing
Lintas Komisi DPRD yang berlangsung selama dua hari, dari hari tanggal 10 hingga
11 Juli dihadiri Salahudin selaku Kepala Kantor Pelayanan PLN Namrole, sejumlah
anggota DPRD Lintas Komisi dan juga dari Pemda Bursel hadir Asisten II Johanis
Lesnussa di dampingi Kabag Hukum Alfario Soumokil.
Dalam Hearing
yang berlangsung dari siang sekitar
pukul 10 pagi itu berlangsung seru, sejumlah anggota DPRD menyemprot Salahudin
dengan berbagai pertanyaan dan apa yang sebetulnya diinginkan oleh PLN Namrole.
Rapat yang
berlangsung di rungangan rapat pimpinan DPRD dengan agenda membahas permasalahan
pemadaman listrik tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi B Ismudin Boy.
Anggota DPRD
dari Fraksi Demokrat, Ruben Tasane yang diberikan kesempatan pertama menyemprot
Kapala PLN bahwa terlalu banyak alasan
terkait persoalan PLN.
Dikatakan,
sebelum-sebelumnya pihak PLN beralasan pemadaman listrik dikarenakan pembangkit
listrik kurang mampu melayani kebutihan masyarakat.
Akibat
alasan tersebut lanjut Tasane, DPRD menyetujui Pemda Bursel membeli satu buah
mesin dan menghibahkannya kepada PLN dengan tujuan tidak lagi terjadi pemadaman
listrik.
Namun kini, pemadaman listrik kembali padam dalam
sebulan ini dengan alasan pemadaman listrik terjadi karena mesin kemasukan uap
air laut menyebabkan generarator menjadi rusak.
Politisi
Demokrat ini mempertanyakan permintaan PLN agar Pemda dapat membantu pihak PLN
untuk membangun tembok adalah sebuah solusi sehingga listrik akan normal?.
''Jangan
sampai ketika permintaan itu dikabulkan ada lagi alasan lainnya. Kalau kita
sudah dorong pemda untuk bangun tembok. Jangan sampai PLN menyanyi lagu baru
lagi,'' kecamnya.
Sementara itu,
Salahudin yang diberikan kesempatan agar dapat menyampaikan alasan kenapa
sering terjadi pemadaman, menjelaskan bahwa yang terpenting adalah mengatasi persoalan uap
air diareal gedung PLTD.
''Relokasi
itu menjawab uap air laut terlepas dari permasalahan lain,'' sebut Salahudin
dengan waja yang memerah akibat disemprot oleh anggota DPRD yang ada saat itu.
Salahudin
mencontohkan, pemadaman listrik juga bisa terjadi dikarenakan adanya pohon
tumbang dan hal ini kata Salahudin tidak bisa dipungkiri sering terjadi.
Penjelasan
Salahudin itu langsung mendapat sanggahan
dari Ketua Fraksi PDIP Sami Latbuat. Ia meminta agar Salahudin tidak
menjelaskan keluar dari inti persoalan yang
sementara dihadapi dan yang telah disepakati pada rapat sebelumnya.
Latbual mengatakan, ada dua kesepakatan yakni mengatasai jangka
pendek yaitu membangun tembok sepanjang 30 meter dan tinggi 5 meter, sedangkan Untuk
jangka panjang PLTD Namrole direlokasi.
''Kita telah
bersepakat kemarin, bapak menyampaikan mesin kita ada lima, yang baik 4 dan
rusak satu. Mesin rusak akan teratasi kelembaban air laut tidak masuk kedalam
mesin maka solusinya ada dua hal jangka pendek dengan membangun tembok
sepanjang 30 meter dan tingginya 5 meter sedangkan jangka panjang yaitu
merelokasi gedung,'' ujar Latbual.
Menurut ketua
fraksi PDIP ini, Jika kita mendesak pemerintah daerah untuk membangun tembok
maka tidak lagi akan terjadi pemadaman listrik.
Ia juga mengecam seraya mencontohkan, kalau di Jakarta
bila listrik padam hal itu tidak terlalu lama tetapi kalau di Namrole
sangat keterlaluan.
''Setiap
kepala ranting alasannya berbeda-beda. Dulu ombak lebih ganas pak. Kita undang
mereka katakan mesin kita tidak mampu dan dikasih mesin sudah jalan. Sekarang
alasan penguapan air laut,'' ujarnya.
Sejumlah
anggota DPRD menilai, pihak Pemda tidak salah. Dalam menentukan lokasi PLN,
karena pihak PLN sendiri yang menentukan lokasi PLN.
Asisten II
Dalam kesempatan itu mengatakan Pemda akan bersedia untuk membangun tembok
sesuai permintaan pihak PLN Namrole dengan harapan tidak akan terjadi pemadaman
listrik yang berkepanjangan lagi.
Dikatakannya
bahwa listrik adalah kebutiuhan bagi masyarakat banyak sehingga Pemda akan
membantu memenuhi keinginan KP PLN Namrole.
''Kita akan
secepatnya bertindak untuk selesaikan masalah ini. Kami akan sampaikan ke Sekda
untuk menindaklanjuti permintaan PLN,'' jelas Lesnussa.
Lesnussa
berharap ketika Pemda telah membantu pihak PLN untuk membangun tembok maka
tidak ada lagi terjadi pemadaman listrik.
''Kalau kita
sudah membantu untuk penyelesaian permasalahan ini. tolong PLN saya ingatkan
lagi supaya lampu tidak lagi mati-mati. Kalau tidak kita seperti orang di dalam
hutan. Supaya masyarakat tidak teriak kita baik di Pemda maupun juga di Legislatif ,” ungkapnya kesal. (SBS-08)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!