Close
Close

Jadi Korban Pencurian, Ketua PWI Bursel Berharap Hal Ini Kepada Polisi

Namrole, SB
Setelah menjadi korban pencurian akibat motornya disatroni maling pada senin (21/08) pada pukul 05.00 WIT, Ketua PWI Buru Selatan (Bursel)  Taufik Hidayat Tuanaya berharap Polisi dapat mengungkap dan menangkap sindikat pencurian yang sangat  awet di Kecamatan Namrole, Kabupaten Bursel ini.

Tuanaya mengaku, walaupun sepeda motor jenis Kawasaki Ninja dengan nomor polisi DE 5445 LA sudah ditemukan di Desa Tikbari, Kecamatan Namrole, tepatnya di depan PD. Panca Karya pada Senin (21/08) pukul 14.00 WIT, namun dirinya masih merasa resah dan tidak nyaman kalau para pelaku pencuriannya masih belum di ungkap dan ditangkap oleh aparat kepolisisan, sebab dengan belum tertangkapnya sindikat ini sudah dipastikan mereka (Pencuri) akan melanjarkan aksi-aksi mereka selanjutnya.

“Saat ini sudah sangat marak terjadi aksi pencurian di Kota Namrole dan sangat membuat masyarakat resah. Sebab, di hari yang bersamaan dengan hilangnya motor saya, ternyata ada juga kasus pencurian lainnya di Kota Namrole. Bahkan beberapa hari lalu juga infonya ada juga terjadi kasus pencurian sepeda motor maupun ternak sapi. Polisi harusnya bisa mengungkap para pelaku pencurian ini,” ucap Tuanaya.

Apalagi, lanjutnya, kendati marak terjadi kasus pencurian di Kota Namrole, ternyata polisi belum mampu menangkap pelakunya.

“Misalnya kasus pencurian uang di DPRD Bursel, pencurian sejumlah motor dan laptop di rumah warga sementara warga ada di rumah, bahkan pencurian ternak sapi juga marak terjadi. Kami masyarakat merasa seakan-akan Kota Namrole tak lagi aman dengan kondisi ini,” terangnya.

Olehnya itu, Opik berharap, pihak kepolisian harus mampu bekerja ekstra untuk mengungkap sindikat pencurian ini dan memberikan ganjaran hukum yang setimpal kepada mereka sehingga ada efek jerah dan dilain sisi ada rasa aman dan nyaman yang dirasakan oleh masyarakat bisa tercipata kembali.

“Polisi berkewajiban untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat di Kota Namrole ini. Olehnya itu, polisi harus mampu mengungkap dan menangkap para pelaku pencurian ini. Jangan sampai kepercayaan masyarakat kepada polisi berkurang lantaran polisi tak mampu mengungkap dan menangkap para pelaku dan masyarakat Namrole tetap hidup dengan rasa cemas dan tak aman karena para pencuri tersebut masih berkeliaran bebas dan bebas menggencarkan aksi lanjutan mereka,” pungkasnya.

Pria yang akrab di sapa Opik ini mencerikatan kronologis pencurian sepeda motornya itu terjadi ketika Tuanaya yang pulang ke rumah di Desa Waenono, Kecamatan Namrole pada Minggu (20/8) pukul 22.00 WIT kemudian memarkirkan sepeda motor jenis Kawasaki Ninja dengan nomor polisi DE 5445 LA itu di badan jalan di depan rumahnya.

Pada pukul 24.00 WIT sebelum beristirahat, Tuanaya kemudian meminta kesediaan adiknya untuk memarkirkan sepeda motor tepat di depan kamarnya.

Selanjutnya, pada Senin (21/8) pukul 04.00 WIT, Ia pun sempat bangun tidur dan melihat sepeda motor miliknya itu masih ada pada tempatnya.

Tetapi, ketika pamannya bangun sebelum pukul 07.00 WIT, ternyata sepeda motor milikknya itu tak lagi berada di tempatnya. Walau begitu, mereka menduga kalau sepeda motor milik Opik itu sementara di pinjam oleh temannya.

Pamannya kemudian membangunkan Opik pada pukul 07.15 WIT untuk menanyakan hal itu. Opik pun kaget ketika mendengar dan melihat kalau sepeda motornya itu tak lagi berada di tempatnya, sementara kunci motor ada pada dirinya.

Kendati cukup panik atas kasus pencurian itu, Opik masih berusaha menghubungi kerabat maupun teman yang mungkin saja meminjam sepeda motornya itu, tetapi sayangnya tak ada satupun kerabat ataupun temannya yang meminjam motor tersebut.

Merasa telah menjadi korban pencurian dan dirugikan, Opik yang didampingi Sekretaris PWI Kabupaten Bursel Elvis Ch Lahallo pun kemudian mendatangi Mapolsek Namrole pada pukul 09.00 WIT untuk melaporkan insiden itu.

Laporan itu kemudian diterima langsung oleh anggota Polsek setempat, Bripda D Pattiasina. Setelah memberikan laporan permulaan dan menyerahkan copian STNK sepeda motor miliknya. Opik pun kemudian meninggalkan Mapolsek.

Tak sampai disitu, ia  pun kemudian mencoba menghubungi sejumlah kerabat di Kota Namlea, Kabupaten Buru maupun kerabat di Kecamatan Waesama Kabupaten Bursel untuk memberitahukan kasus pencurian yang menimpa dirinya itu sambil meminta mereka pun membantu melakukan pencaharian disana.

Selain itu, Opik yang menerima usulan sejumlah teman dan mantan korban pencurian serupa kemudian tak tinggal diam begitu saja. Apalagi, setelah Opik mendengar berbagai keluhan sejumlah mantan korban pencurian serupa yang mengaku tidak bisa mengharapkan kepolisian untuk menemukan sepeda motor yang dicuri tersebut, termasuk pelakunya.

Sebab, belajar dari pengalaman mereka maupun pengalaman kasus serupa di Namrole, polisi diduga belum pernah menangkap pelaku atau sindikat pencurian ini. Padahal, hal itu adalah keahlian dari  polisi.

Para mantan korban pencurian ini mampu menemukan kembali sepeda motor mereka dengan upaya pencarian sendiri selama 5-13 hari setelah kasus pencurian menimpa mereka dan alhasil usaha mereka pun berbuah manis, sepeda motor mereka kemudian ditemukan di Kota Namlea, Desa Oki Baru Kecamatan Namrole maupun di Desa Wamsisi Kecamatan Waesama kendati dalam kondisi yang tak normal lagi lantaran telah terjadi kerusakan pada sejumlah bagian motor mereka.

Mendengar penuturan mereka, Opik pun tak mau berdiam diri menanti hasil laporannya ke polisi. Tetapi, dirinya kemudian bergerak cepat dan meminjam mobil dinas Camat Namrole dan ditemani oleh anggota PWI Kabupaten Bursel Dirman Warhangan kemudian melakukan penyusuran sepanjang Kota Namrole menuju Desa Wamsisi Kecamatan Waesama.

Ketika tiba di desa-desa sebelum Desa Wamsisi, Opik dan Dirman pun menyempatkan diri memberitahukan insiden itu kepada para Kepala Desa pada desa-desa yang mereka lalui termasuk melaporkan hal itu ke Mapolsek Waesama dengan harapan mereka bisa membantu mencarinya atau setidaknya memberitahukan dirinya apabila melihat sepeda motor miliknya yang dicuri OTK itu.

Hanya saja, hingga sampai di Desa Wamsisi, sepeda motor miliknya itu tak ditemukan. Opik dan Dirman pun kemudian kembali menuju Kota Namrole. Tetapi sepanjang jalan, mereka masih berupaya melihat-lihat sambil mencari sepeda motor tersebut.

Sesampainya di Desa Tikbari, Kecamatan Namrole, tepatnya di depan PD. Panca Karya pada pukul 14.00 WIT, mereka pun kemudian mencoba masuk kearah jalan logging untuk mencoba mencari sepeda motornya.

Ternyata, sepeda motornya itu sementara diparkirkan oleh OTK di badan jalan yang berjarak kurang lebih 250-an meter dari depan PD. Panca Karya.

Kendati telah ditemukan, ternyata sepeda motor miliknya itu telah mengalami kerusakan pada penutup tanki dan sejumlah kabel pun telah dalam kondisi terputus.

“Mungkin bensinnya habis sehingga diduga pelakunya merusak penutup tanki untuk mengisi bensin. Sebab, saat ditemukan, bensin tellah terisi penuh,” ucap Opik.

Opik mengaku, walau sudah ditemukan, dirinya tidak lalu tergesah-gesah untuk mengangkutnya ke Namrole, tetapi setelah berkoordinasi dengan anggota Brimob yang bertugas di PD. Panca Karya maupun warga sekitar, mereka pun kemudian mencoba menunggu siapa yang akan datang mengambil sepeda motor tersebut.

Namun, setelah menunggu hingga pukul 19.00 WIT, ternyata tak ada yang datang mengambil sepeda motor itu sehingga dirinya pun kemudian mengangkut sepeda motor tersebut ke Namrole dengan menggunakan mobil.


“Kami tunggu untuk lihat siapa yang nanti datang ambil motor, tapi ternyata tidak ada. Kami sempat menduga pelakunya ada dua orang yang terlihat makan super mie di dekat daerah tersebut, tetapi diduga mereka tahu keberadaan kami sehingga mereka tak berani untuk merapat dan mengambil sepeda motor tersebut,” jelas Opik. (SBS-02)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post