Namrole, SBS
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buru Selatan (Bursel),
Syahroel Pawa membantah isu yang berkembang di masyarakat dan kalangan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di lingkup pemerintah Bursel tentang akan ditransfernya PNS
dari Kabupaten Buru ke Kabupaten Bursel sebanyak 200 orang lebih.
Pawa saat ditemui SBS di ruangan kerjanya, Senin
(18/09) mengatakan isu itu adalah berita pembohongan publik dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Jadi itu berita bohong dan tidak dapat dipertaggungjawabkan,
sumbernya juga tidak diketahui, yang sebenarnya sudah masuk ke sini (Bursel)
adalah 22 orang, itu pun dari seluruh kabupaten/kota termasuk Kabupaten Buru.
Memang yang terbanyak dari Kabupaten Buru, namun dari kita juga yang keluar ke
kabupaten/kota lain juga ada 15 orang, jadi agak berimbanglah,” kata Pawa.
Terkait 200 pegawai yang dimutasikan dari Kabupaten Buru ke
Kabupaten Bursel, Pawa mengatakan itu adalah fitnah dan merupakan isu yang
sengaja dimainkan oleh sekelompok orang yang ingin menyerang Pemda dengan
tujuan-tujuan tertentu.
“Itu tidak benar, data terakhir 154 orang itu mutasi juga
tapi hanya mutasi dalam daerah yaitu antar kecamatan yang ada di Kabupaten
Bursel saja,” ungkap mantan Kepala Bappeda Bursel ini.
Ia mencontohkan, mutasi lintas kecamatan ini, misalnya mutasi
dari Kecamatan Ambalau ke Kecamatan Fena Fafan, mutasi dari Fena Fafan ke Ambalau, Ambalau ke Leksula dan
sebaliknya. Dan mutasi ini dalam rangka mengoptimalkan kinerja dari pegawai.
“Nah, mengapa kita kembalikan pegawai yang dimutasikan akibat
konflik Pilkada kemarin, karena memang tidak ada gunanya, orang Ambalau kalau
bertugas di Fena Fafan, jangankan mau bekerja dia mau makan saja sudah repot, dia
mau tidur sudah repot, ini soal sosial dan kultur, sebaliknya dari Fena Fafan
mau ke Ambalau pasti juga susah, kalau sudah begitu proses belajar mengajar dan
efektifitas pegawai itu bekerja pasti tidak jalan, dan sudah pasti yang jadi
korban anak murid, serta orang tua rugi, yang untung siapa? Daerah untung apa?
kan tidak ada,” ungkpanya.
Malahan Pawa menambahkan, tujuan Pemda untuk meningkatkan
pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan dan lain-lain tidak dicapai. Jadi
tidak ada gunanya, bahkan kita (Pemda) merasa berdosa dengan memisahkan mereka
dari keluarga, dari suami, istri dan anak
Oleh karena itu, tambahnya, kebijakan kita mengembalikan
mereka hanya untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pembagunan daerah di
bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan lainya demi meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Bursel semata.
“Itu tidak ada gunanya, dan itu juga merupakan perintah dari
ombusment untuk membuat pemerintahan
yang efektif dan kinerja pegawai lebih efisien,” jelasnya.
Namun dibalik semua ini, Pawa menduga ada kelompok elit
tertentu yang menunggangi hal ini, dan memprovokasi masyarakat dengan
berita-berita bohong dan bekum jelas sumbernya.
“Saya tau siapa dibalik semuanya ini dan tujuannya apa. Itu
provokator kan kalau bicara tanpa data itu bohong, bohong berarti kalau terjadi
apa-apa dan menimbulkan keresahan sosial itu dia provokator, karena ini bukan
lagi isu tetapi sudah fitnah dengan menyebarkan berita bohong dan mengarang,”
paparnya.
Ia menghimbau kepada semua masyarakat agar tidak mudah
terprovokasi dengan isu tersebut, kalau pun masyarakat ingin mengetahui yang
sebenarnya bisa langsung ke sumber yang terpercaya yang dapat
mempertanggungjawabkan kebenaranya.
“Ya jangan percaya, kalau masyarakat ingin tau ya bertanyalah
kepada sumber yang bertanggung jawab kepada data itu, dalam hal ini Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) dan terakhir di Sekda. Selanjutanya kalau masyarakat
punya data silakan datang ka Pemda kita
konbain dan bandingkan data by name-by adress, dengan data saya,” ucapnya.
Selain itu Pawa juga mejelaskan, proses mutasi seorang
pegawai harus melalui jalur sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan semua
pegawai yang diberi persetujuan itu belum tentu diterima karene mereka harus
kembali ke daerahnya, apakah daerahnya mau melepaskannya atau tidak. Kalau dia
sudah lepas baru bisa di proses di Gubernur lebih lanjut.
“Ini saya lihat ada ketakutan, karena nanti tidak dapat
jabatan, sebenarnya pegawai tidak, tapi ada orang yang memprovokasi dan
menggunakan isu ini untuk kepentingannya,” tambahnya.
Bahkan isu terkait 200 lebih pegawai yang akan didatangakan
ke Bursel merupakan titipan mejelang pilkada Gubernur, Pawa mengatakan itu
tidak benar dan hal ini sudah diklarifikasinya di DPRD beberapa saat yang lalu.
Ia sangat menyayangkan kenapa baru dipersoalkan sekarang, karena sesuangguhnya
yang sekarang ini juga pejabat yang ada di Kabupaten Bursel ini sebagian
besarnya bukan asli orang disini, tetapi kenapa dari dulu tidak dipersoalkan,
sekarang dari Kabupaten Buru masuk dipersoalkan.
Untuk diketahui sesuai data sebenarnya, yang sudah fix dari Gubernur itu 22 orang dari 39
orang yang mengajukan permohonan untuk pindah ke Bursel dan itu bukan hanya
dari Kabupaten Buru tetapi juga ada dari Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ambon
dan kabupaten lainnya. (SBS-01)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!