Komitmen Pemda Buru Selatan (Bursel)
Untuk memulangkan Pengungsi kecamatan Ambalau yang mengunsi ke kecamatan Namrole
akibat menjadi korban politik karena berbeda pilihan pada pilkada Tahun 2015 lalu, akhirnya terealisasi dengan
diserahkannya uang sebesar Rp. 1 Milyar kepada 125 Kepala Keluarga (KK), Kamis
(31/08).
Uang bantuan pemulangan sebanyak Rp. 1 Milyar
yang dikucurkan Pemda Bursel ini diserahkan langsung oleh Sekda Bursel, Syahroel
Pawa kepada tiga perwakilan dari tiga desa yakni, Aldi Souwakil untuk Desa Elara,
Zen Loilatu untuk Desa Selasi dan Abdul Rakib Ely mewakili Desa Siwar.
Penyerahan yang berlangsung di ruang
kerja Sekda ini juga turut dihadir oleh Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Bursel, Awat Mahulauw, Bendahara Sekretarit, Kirman Solissa,
tiga orang perwakilan dari tiga desa yakni Desa Elara, Desa Selasi dan Desa Siwar
serta dua anggota polisi sebagai saksi.
Untuk Desa Elara
terdapat sebanyak 37 KK dan memperoleh Rp.296 juta, Desa Selasi memperoleh
Rp.272 juta untuk 34 KK, dan Desa Siwar peroleh Rp. 432 juta untuk 54 Kk. Dimana
kepada masing-masing KK akan memperoleh Rp.8 juta sehingga jumlah keseluruhan
anggaran sebesar Rp.1 milyar.
Pawa diselah-selah
penyerahan bantuan ini mengatakan, untuk biaya pemulangan pengungsi yang sudah
2 Tahun berada di pengunsian ini berdasarkan komitmen dan kesepakatan hasil
pertemuan bersama antara Pemda Bursel dan pengungsi pada tanggal 14 Agustus
lalu.
“Jadi semua ini
sudah melalui kesepakatan, dibuktikan dengan realisasinya hari ini, dan
disaksikan oleh berbagai pihak terutama pengungsi bersama
perwakilan-perwakilannya. Sebetulnya ingin kita kumpul semuannya tapi karena
ada pertimbangan-pertimbangan lain maka melalui perwakilan-perwakilan tadi diharapkan
dapat menetralisir dan meminimalisir hal-hal yang tidak diharapkan,” kata Pawa.
Pawa mengaku,
awalnya dulu bukan 125 KK tetapi hanya sekitar 90 KK, tetapi setelah melalui kesepakatan
bersama bahwa ada juga KK yang belum terdaftar maka disepakati 125 KK.
Selain itu juga Pawa
menjelaskan bahwa setelah mengakomodir sebanyak 125 KK tersebut, masih ada juga
yang datang untuk memasukan namanya dalam daftar pengunsi. Namun Pawa menjelaskan
bahwa untuk sementara Pemda Bursel akan konsisten dengan yang sudah disepakati
yakni 125 sedangkan yang luar itu akan diteliti, diverifikasi dan divalidasi
oleh Pemda melalui BPBD dan Dinas Catatan Sipil (Discapil).
“Data kan
gampang untuk dicek, basisnya itu kartu keluarga dan KTP karna bisa di cek di system”
urai Mantan Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Bursel ini.
Kepada tiga
orang perwakilan, Pawa meyakinkan agar benar-benar bisa mengatur penyerahkan uang bantuan
tersebut kepada keluarga yang menjadi korban serta mampu mewakili pengungsi
untuk membentengi informasi minor yang berkembang di masyarakat.
“Kami berharap, jangan
sampai setelah dari sini ada informasi yang berkembang tidak sesuai dengan
kesepakatan dan kenyataan yang ada,” ungkap Pawa.
Selain itu, Pawa
berharap dan menghimbau kepada masyarakat yang ada di Kecamatan Ambalau agar
tidak ada lagi persoalan setelah mereka (pengungsi) pulang ke kampung halaman
mereka. Karena menurutnya, pada dasarnya masyarakat Ambalau ini semuanya adalah
saudara.
“Mereka semuanya
bersaudara, hanya berbeda saat politik saja. Tetapi semua sudah berlalu biarlah
berlalu,” harap Pawa.
Sementara itu, untuk
teknisnya penyerahan langsung kepada pengungsi, Kepala BPBD Bursel Awat
Mahulauw menjelaskan, pembagian dilakukan per desa sebagaimana telah ditunjuk
perwakilan berdasarkan hasil pertemuan sebelumnya.
Mahulauw memaparkan,
untuk penerimaan biaya pemulangan ini, penerima harus mengisi pernyataan telah
menerima bantuan serta kelengkapan administrasi yang harus dikumpulkan agar
dapat dijadikan Pemda sebagai bukti pertanggung jawaban nanti.
“Untuk perwakilan tolong dibantu terkait
administrasinya dilapangan. Dan untuk barang-barang kebutuhan rumah tangga yang
harus didistribusikan berada di gudang, nanti masing-masing ambil digudang,”
ujar Mahulauw.
Sebelum pengungsi
dan perwakilannya meninggalkan ruangan Sekda, Pawa atas nama Pemda sempat
menitipkan salam kepada para pengungsi dan masyarakat yang ada dikecamatan
Ambalau.
“Salam buat semua, atas nama Pemerintah Daerah, Sekda, dan
Kepala Badan Bencana beserta staf menyampaikan salam untuk semua, selamat
kembali ke tempat semula,” tutup Pawa. (SBS-02)
Berbeda Dalam menentukan pilihan calon tertentu itu adalah hak setiap orang.. Namun jangan karena ada perbedaaan pilihan sehingga menjadi keretakan dalam tali persaudaraan... Kiranya ade gandong ambalau hidup tentram lain sayang lain.
ReplyDeleteBt Jhon M Berhitu
Asli Nusalaut Ameth -Akoon
Itu akang sudah kk gandong,di Ambalau sudah brp tahun yg lalu memang seperti itu,hanya gara2 Pilkada saudara baku mara Deng saudara,rumah2 di bongkar bahkan ada yg ngamuk pake parang,kalau berfikiran positif toh apa yg mau di dapat dari Pilkada dengan cara demikian,toh ujung2nya minta maaf sesama kampung tu jua,kebiasaan yg jadi bahan tertawaan kampung2 lain dari luar Ambalau,,Pilkada yg paling jelek di Maluku mungkin di Ambalau,,dan itu pernah bt rasakan sendiri waktu 2014 kemarin waktu calon legislatif kemarin,bt di usir dari bt punya Tante sendiri dari rumahnya hanya karena beda pendapat,,kalau bt sih seng jadi masalah karena bt seng Basar dan menetap di sana,cuman bt kasihan bt pung saudara2 di sana,,,,
ReplyDeletePemikiran orang2 tua2 di sana benar2 asli masih awam,,bt sllu ingatkan bt pader n om2 saudara bahwa apa pun yg terjadi di sana saudara tetap saudara,dan bt pung om2 Alhamdulillah biar pun dlm keluarga beda pendapat tapi masih tetap Akur sampe sekarang,,,,
Kamaring2 sempat jadi buah bibir di Malukutertawakan,bt sebenarnya malu cuman pura2 seng tau saja,,,muda2han ini yg terakhir kalinya
Sangat di sayangkan KK Gandong eee
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!