Pengasuh Sekolah
Minggu Tunas Pekabaran Injil (SMTPI) Jemaat GPM Labuang dan Pemerintah Desa
Labuang menggelar kegiatan Kampanye Pendidikan II.
Kegiatan yang
dipusatkan di SD Inpres Labuang, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan
(Bursel), Selasa (5/9) itu dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Bursel Nataniel Solissa.
Kegiatan yang
bertemakan Ayo Belajar ini, turut diisi dengan sejumlah karnaval dan tarian
yang melibatkan anak dan remaja dari gereja saudara maupun remaja mesjid di
Desa tersebut, diantaranya Tarian Goyang Aster dan Katreji SMTPI, Tarian
Poco-poco dari Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA), Tarian Bendera dari Gereja
Pantekosta, Tarian Qsidah dari Remaja Masjid Labuang serta di tutup dengan
mengucapkan ikrar janji “Ayo Belajar” serta membubuhi tanda janji dengan
menancapkan cap 5 jari pada spanduk sebagai bukti janji untuk belajar oleh
anak-anak.
Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Bursel Nataniel Solissa, saat membuka kegiatan Kampanye
Pendidikan II tersebut mengatakan, meningkatkan mutu pendidikan yang
berkualitas merupakan tanggung jawab semua pihak, entah itu guru, orang tua,
murid, masyarakat, maupun pemerintah desa sampai pemerintah pusat sudah menjadi
tanggung jawab yang harus diperjuangkan demi masa depan bangsa dan negara.
“Amanat
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjadi
perhatian kita bersama, pendidikan harus dimulai dari lingkungan, yang pertama
pendidikan di lingkungan keluarga, karena dengan adanya keluarga, peran orang
tua sangat penting, dimana bapak dan mama merupakan panutan dalam mendampingi
serta menjadi sumber belajar anak di dalam keluarga,” kata Solissa.
Solissa
menambahkan, lingkungan sekolah adalah lingkungan formal yang harus memiliki
khasana dan target-target untuk mencapai mutu pendidikan yang berkualitas.
Selanjutanya pendidikan non formal atau yang disebut pendidikan masyarakat.
“Sebagai
masyarakat kita juga harus menjadi contoh bagi anak-anak kita. Kalau anak-anak
ini bapak ibu dapat di jalan tolong motivasi mereka untuk kembali ke rumah dan
belajar. Saya melihat kebanyakan kebiasaan kita disini, saat anak bermain kita
biarkan saja, malahan yang mejadi kekhawatiran kita ini anak-anak menonton orang
dewasa minum-minuman keras, main kartu dengan uang, hal ini sangat berbahaya
bagi pembentukan karakter anak,” paparnya.
Berkaitan
peningkatan mutu pendidikan ini juga, Solissa pun menyampaikan data riil
terkait pedidikan yang ada di kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Tagop
Sudarsono Solissa dan Wakil Bupati Buce Ayub Seleky ini.
“Kabupaten kita
ini Sekolah Dasar (SD) kurang lebih 100 sekolah dan yang memiliki MPSN itu 90
dan yang sisanya belum memiliki dan sementara menunggu data yang yang masuk ke Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk mendapatkan MPSN mereka. Dan nanti setelah mereka sudah
mendapatkan MPSN, maka mereka akan dimasukan dalam anggaran pendapatan belanja
negara maupun anggran pendapatan belanja daerah Kabupaten Bursel,” ungkapnya
Lanjut Solissa,
jumlah siswa SD di Bursel sesuai data dapodik
yang mendapatkan bantuan BOS yaitu 10.000 siswa, sedangkan untuk siswa
SMP yang mendapatkan bantuan dana BOS kurang lebih 4.000 siswa.
Solissa mengaku
saat ini Pemda Bursel telah menerapkan dua aspek yaitu aspek pengawasan dan
aspek peningkatan mutu pendidikan karakter. Dan hal ini sejalan dengan dengan tema yang dicanangkan gereja, yakni
sesuai dengan hasil Sidang Klasis yang menetapkan bahwa fokusnya manusia
sebagai sumber daya pembangunan.
“Memang kalau
kita cermati mana ada orang bodoh itu menjadi sumber daya pembangunan, mana ada
orang yang tidak sekolah itu menjadi sumber daya pembangunan, fakta yang kita
temui sekarang adalah orang yang mau melamar pekerjaan harus memiliki bukti
sebagai orang yang berpendidikan dengan memiliki ijazah dalam jenjang
pendidikan yang ditempuhnya,” ungkap Solissa yang juga mantan guru ini.
Ia pun mengajak
kepada semua masyarakat untuk terus memperhatikan jam belajar anak, sebab
anak-anak ini merupakan investasi kelak bagi kita semua.
“Mari kita semua
bahu-membahu meningkatkan mutu pendidikan dan menjadi panutan bagi anak-anak
ini,” ajak Solissa.
Menutup
sambutanya, Solissa mengatakan dalam meningkatkan mutu pendidikan dan penguatan
pendidikan karakter harus ditanamkan nilai-nilai yaitu anak tersebut harus
memiliki relegius yang tinggi dan baik, memiliki kepercayaan diri yang tinggi,
memiliki rasa gotong royong dan bersama-sama baik itu dirumah, sekolah maupun
masyarakat, memiliki rasa nasionalisme dan anak itu harus mandiri karena tujuan
pendidikan adalah anak itu harus berguna bagi orang tua, masyarakat, bangsa dan
negara serta yang lebih penting berguna bagi dirinya sendiri.
Untuk diketahui,
turut hadir dalam kegiatan itu antara lain, para pimpinan SKPD lingkup Pemkab
Bursel, tokoh agama maupun perangkat Desa Labuang. (SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!