Close
Close

Tagop: Kader GMNI Harus Utamakan Kepentingan Bangsa Diatas Kepentingan Pribadi

 Namrole, SB
Bupati Buru Selatan (Bursel) Tagop Sudarsono Soulissa mengingatkan bahwa setiap kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) harus mengutamakan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi.

Hal itu diungkapkan Tagop dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten II Setda Kabupaten Bursel Yohanis Lesnussa ketika membuka kegiatan Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) GMNI Bursel yang berlangsungd di ruang aula Kantor Bupati Bursel, Jumat (27/10).

“Mari kita tetap menjaga bangsa ini dengan mengutamakan persatuan nasional di bumi Indonesia ini, tunjukan bahwa kader-kader GMNI adalah kader yang mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan individu atau kelompok,” kata Tagop.

Menurutnya, negara ini lahir dari keberagaman oleh karenanya perbedaan adalah kekayaan kita dan bukan menjadi persoalan.

“Kembali kepada jati diri bangsa ini, jangan mau di adu domba oleh oknum-oknum yang menghendaki runtuhnya negara ini oleh oknum-oknum yang menghendaki hilangnya Pancasila dari bumi negara indonesia ini, kita harus berdiri paling depan untuk menyuarakan suara kebangsaan persatuan nasional,” ujarnya.

Dikatakan, persoalan konsepsi-konsepsi perilaku dan tindakan yang intoleran itu harus kita lawan dengan konsepsi persatuan dan kesatuan sebagaimana yang telah kita ajarkan oleh Bung Karno, sebab perilaku intoleran akan merusak nilai kebangsaan kita, akan merusak nialai-nilai perikemanusiaan kita, akan merusak demokrasi kita, akan menjauhkan kita dari kesejahteraan sosial yang dicita-citakan.

“Selain itu perilaku intoleran itu akan mengaburkan nilai-nilai ke-Tuhan-an yang telah ada sejak lama dalam perjalanan bangsa kita,” ujarnya.

Tambahnya, kader GMNI harus tetap senang tiasa setia kawan dalam perjuangan, kita tunjukan kita tidak akan pernah kehilangan arah perjuangan bahkan akan semakin kuat dan lebih kuat lagi.

“Kita harus memahami secara benar-benar akan adanya mekanisme-mekanisme penghancuran dari pada nasionalisme Indonesia. Kita harus waspada akan kekuatan yang terus bergerak melemahkan semangat kita,” paparnya.

Sejatinya, lanjut Tagop, sebagai organisasi kader, sebagai organisasi perjuangan, berjuanglah secara tulus dan iklas saudara-saudaraku tanpa memperhitungkan untung dan ruginya, karena dari perjuangan yang iklas ada kekuatan di dalamnya, ada ruh didalamnya, ada semangat didalamnya yang tidak bisa di lawan oleh apapun, utamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan individu-individu.

“Saya tegaskan bahwa GMNI berjuang untuk kepentingan nasionalisme yang berdasarkan Pancasila, bahwa marhaenisme yang kita jadikan adalah untuk membawa jalannya kehidupan berbagsa dan bernegara berdasarkan Pancasila,” ucapnya.

Menurutnya, marhaenisme sebagai asas perjuangan kita dalam bergerak dan berjuangan mengamanatkan kepada kita agar kita harus memiliki kesetiaan perjuangan dalam menghiangkan penghisapan manusia terhadap manusia.

Kemudian bahwa perjuangan kita haruslah mengidam-idamkan adanya persaudaraan nasioal dan persatuan nasional kita, demikian pula diantaranya bangsa-bangsa di dunia.

“Saya ingin mengingatkan perjuangan kita saat ini tidaklah semakin mudah melainkan semakin berat, bahkan sangat berat. Kita dihadapkan dengan berbagai persoalan yang demikian kompleks,” tandasnya.

Menurutnya, kita tidak boleh merasa bangga dengan perkembangan organisasi yang kian pesat. Kita harus tetap memperbaiki diri, menguatkan diri kita dalam setiap ruang gerak yang kita ciptakan demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

Kader-kader GMNI yang berbahagia, lanjutnya lagi, kita tidak boleh meninggalkan basis-basis intektual kita sebagai mahasiswa, kembali ke ruang-ruang intelektual untuk mampu menerjemahkan marhaenisme di ruang-ruang intelektual, masa depan tentu berbedah dengan masa yang lalu dan masa kini. Meskipun ada hubungan masa ke masa.


“Oleh karenanya, kita harus benar-benar mempersiapkan diri kita menghadapi perubahan-perubahan kedepan, pemahaman pejuang pemikir-pemikir pejuang hendaklah tetap menjadi suatu pemahaman yang terus menerus dan juga kita tidak boleh lupa terhadap basis kampong atau masyarakat kita sebagai medan perjuangan kita karena kita bagian dari entitas masyarakat/rakyat,” tuturnya. (SBS-01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post