Namrole, SBS
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buru Selatan (Bursel)
menemukan adanya data ganda anggota partai, salah satunya yaitu Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dicaplok oleh partai lain untuk melengkapi datanya agar dapat lolos pada verifikasi Parpol.
Terhadap temuan kasus ini, Senin (6/11), dua orang pegawai
KPU Bursel, Kisman Gibrihi dan Murniati Umamit dijemput langsung oleh Penghubung PDIP Bursel, Ronal Latbual guna mengkonfirmasi langsung dengan beberapa kader PDIP yang namanya dicaplok,
sekaligus menandatangi surat pernyataan bahwa benar mereka adalah kader PDIP.
Ronald Latbual meminta kepada KPU Bursel agar melakukan
kembali verifikasi faktual terhadap setiap pemegang Kartu Anggota (KTA) di
semua partai politik yang ada di Kabupaten Bursel.
“Kami menyarankan kepada pihak KPU untuk melakukan verifikasi
faktual terhadap pemegang KTA di semua partai politik dengan penuh ketelitian karena kecuarang ini dapat berpengaruh pada partai yang di ungsikan anggotanya secara ilegal,” pinta Latbual.
Untuk di Kecamatan Namrole terdapat 5 orang anggota kader
PDIP yang dicaplok namanya, masing-masing,
Kornelis Nurlatu, warga Desa Masnana yang juga terdaftar di Partai
Nasdem. Yolanda Suryali dari Desa Masnana terdaftar di Partai Nasdem.
Selanjutnya, Amir Seknum dari Desa Wally terdaftar di Perindo
dan Hanura. Selanjutnya Soleman Rahakbau menjabat sebagai Ketua Ranting PDIP
Desa Wally dicalpok dan terdaftar di Perindo.
Bagi dua kader lainnya, Julianus Seleky berdasarkan data dari
KPU adalah PNS dan ternyata setelah diverifikasi ulang yang bersangkutan telah
pensiun, dan Yelis Solissa oleh KPU yang bersangkutan adalah seorang anggota
Polri dan ternyata hal itu tidaklah benar.
Yelis Solissa bahkan ketakutan dengan data yang diterima dari
KPU bahwa dirinya dalah anggota Polri. Ia mengaku takut jangan sampai dirinya
ditangkap karena bukan sebagai anggota Polri tetapi data KPU adalah anggota
Polri.
Terhadap persoalan ini, Latbual menegaskan kepada KPU untuk
melakukan verifikasi faktual terhadap semua anggota Parpol untuk membuktikan
kebenaran setiap pemegang KTA.
“Jangan sampai hanya mengklaim dan mencaplok nama orang,
tetapi sesungguhnya masyarakat tidak tahu bahwa yang bersangkutan ada kader
partai Kami (PDIP-red),” ujar Latbual.
Disampaikan Latbual, di PDIP Bursel memberikan KTA yang
disampaikan ke KPU dua kali lipat dari ketentuan yang ada namun bukan berarti
kadernya dari partai PDIP dapat di ambil seenaknya oleh partai lain.
Ditegaskannya, hal ini membuktikan bahwa PDIP Bursel bekerja
tidak hanya mencaplok-caplok nama orang saja.
“Persoalan ini juga menjadi tugas dan tanggungjawab dari KPU
untuk melakukan verifikasi faktual terhadap pemegang KTA parpol,” turur
Latbual.
Sebagai penghubung PDIP Bursel sekaligus Sekertaris PAC PDIP
Kecamatan Namrole, Latbual menegaskan kepada KPU agar melaksanakan verifikasi
jangan memilah-milah partai tetapi harus secara keseluruhan.
“Jangan ada yang namanya pilih-pilih atau pilah-pilah, atau
beta punya kenalan, verifikasi itu terhadap semua parpol,” tandas Latbual.
Menurutnya, bisa saja ada terjadi doubel data pemegang KTA
pada partai lain seperti yang dialami oleh PDIP Bursel.
Apakah ada langkah hukum terhadap persoalan ini, Latbual
mengakui bukan kewenangannya dan menyerahkan pada pimpinan partai yang lebih
tinggi untuk memutuskannya.
Ketua DPC Partai PDIP Kabupaten Bursel, Sami Latbual yang
dikonfirmasi via telpon terkait kasus ini dan ditanya apakah ada langka hukum
yang akan diambil partainya, Latbual mengatakan tidak ada langkah hukum yang
dilakukan pihaknya.
“Kita sangat tersinggung, kita membuktikan kepada KPU dan
publik bahwa PDIP melakukan pengkaderan tidak asal, dan PDIP tidak main caplok
dan tiba saat tiba akal,” papar Latbual.
Terhadap kader PDIP yang dicaplok oleh partai lain itu adalah
kader PDIP yang telah memiliki KTA.
“Pertanyaannya adalah, modus apa yang dimainkan oleh partai
lain mencaplok anggota kami masuk ke partai mereka,” tanya kader murni PDIP ini.
Sementara itu, Soleman Rahakbau selaku Ketua Ranting PDIP
Desa Wally yang namanya turut dicaplok masuk dalam Perindo mengaku sangat
menyayangkan hal ini.
“Saya tidak tahu, mereka (Perindo) tidak pernah menemui saya,
saya sangat menyesalkan ini, dan itu tidak mungkin, karena saya adalah kader
PDIP Tulen, saya sudah 10 tahun di PDIP,” ujarnya. (SBS-03)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!