Tempat sampah yang terletak di samping TK Fena Braun dan SD
Inpres Labuang direncanakan akan dibongkar oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH)
Kabupaten Bursel (Bursel) dan akan dipindahkan ke lokasi strategis yang lain.
Hal ini disampaikan oleh Plt. Dinas Lingkungan hidup
Kabupaten Bursel Sukiman Ipaenin kepada wartawan di Namrole, Kamis
(02/11).
Dirinya mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan
membongkar tempat sampah yang terletak tepat di depan kantor Polisi Sektor
(Polsek) Namrole itu, karena sudah menerima banyak keluhan baik dari para guru
dan anak murid maupun masyarakat yang berada di sekitar tempat sampah tersebut.
“Dalam waktu dekat kami akan membongkar tempat sampah itu,
sementara ini kami sedang berkoordinasi dengan pemerintah Desa Labuang terkait
dimana lokasi yang tepat untuk membangun tempat sampah pengganti nantinya,”
kata Sukiman.
Sementara itu Sekretaris Desa Labuang Philipus Riry saat di
temui wartawan menjelaskan, untuk tempat sampah itu pihaknya pun akan berkoordinasi
dengan Dinas LH supaya ada kesepahaman yang di dapat terkait lokasi pembangunan
tempat sampah selanjutnya.
“Memang betul tempat sampah itu sudah meresakan masyarakat
dan para guru serta siswa siswi di sekolah TK Fena Braun dan SD Inpres Labuang
karena baunya yang menyengat. Banyak yang sudah lapor ke desa juga, namun
tempat sampah itu adalah program Pemda yang ditangani oleh Dinas LH. Kami akan
membicarakan hal ini dengan dinas terkait agar tempat sampah itu dapat di
pindahkan segera,” ungkap Riry.
Sebelumnya diberitakan, aktifitas belajar-mengajar di TK Fena
Braun, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru selatan (Bursel) terganggu akibat bauh
busuk dari sampah yang sangat menyengat karena letak tempat pembuangan sampah
(Bak) hanya berjarak sekitar 2 meter dari sekolah tersebut.
Kepala sekolah TK Fena Braund Leonora Hully saat ditemui
wartawan di kantornya Selasa, (24/110) membenarkan hal tersebut. Bahkan Ia
bersama para guru lainnya merah sangat resah dengan aroma busuk yang bersumber
dari tempat sampah tersebut ketika mereka dan siswa memulai aktifitas
belajar-mengajar.
“Proses belajar disekolah sangat membutuhkan suasana yang
tenang dan penuh dengan rasa nyaman sekaligus menyenangkan, namun dengan
kondisi seperti ini pada saat katong mengajar uap busuk itu muncul, pada
akhirnya sangat mengganggu dan katong seng bisa mengajar lai,” ungkap Hully.
Dia berharap kepada Pemda maupun instansi terkait dalam hal
ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bursel agar dapat melihat hal tersebut,
karena bau busuk ini sangat berpengaruh pada segala proses yang berlangsung di
TK tersebut.
“Harapan kami dari pihak sekolah kepada pemerintah maupun
dinas/ badan terkait agar dapat membongkar atau memindakan tempat pembuangan
sampah itu, karena bau busuk itu juga berpengaruh pada kesehatan kami guru dan
siswa. Kalau terus begini bisa-bisa kami terkena penyakit,” ungkapnya.
Bukan hanya TK Fena Braun saja yang mengeluhkan bau busuk
dari tempat pembuangan sampah tersebut, namun dari pihak sekolah SD Inpres
Labuang yang juga menerima aroma “Parfum Grartis” tersebut sangat berharap
keluhan dari mereka dapat ditindak lanjuti oleh pemerintah Daerah melalui dinas
terkait.
“Kami sangat kesal, dan sudah melapor hal ini ke pemerintah
desa namun sampai sekarang belum ada realisasi untuk membongkar tempat sampah
tersebut. Itu sangat menggagu pernapasan baik itu TK maupun Kami SD, Bukan saja
di pagi hari tetapi dari subuh sampai sore bau sampah itu terus tercium. Karena
setelah di angkat pada jam 9 sampai jam 10 kemudian di tumpuk lagi maka akan
berpengaruh pada sekolah siang,” ungkap Wakil Kepala Sekolah SD Inpress
Labuang, Fredy Solissa kepada wartawan di kantornya, Selasa (24/10).
Hal ini juga menjadi keluhan Samsia Laitupa, guru Wali Kelas
IA (satu) SD Inpres Labuang yang ruangan kelasnya berdampingan langsung dengan
bak Pembuangan sampah tersebut.
“Ia baunya sudah melebihi batas, sampai kadang-kadang bau
sudah seperti kotoran manusia. Biar katong tutup jendela-jendela lai tapi
karena ada ventilasinya sudah pasti akan terhirup saja, dan ini berpengaruh
sangat pada proses belajar, kesehatan dan daya pikir siswa,” ucap Laitupa.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bursel, Sukiman Ipaenin saat di konfirmasi via Handphonenya mengaku masih
berada di luar daerah, namun setelah kembalinya ke Namrole akang dibicarakan
lebih lanjut.
"Trimaksih untuk infonya, sementara lagi perjalanan ke
luar daerah. Nanti sampai di Namrole baru dibicarakan," kata Ipaenin
melalui pesan singkatnya. (SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!