Namlea, SBS
Gubernur Maluku, Ir
Said Assagaff akan kehilangan suara bila mengusir paksa warga adat Buru yang
kini telah kembali menambang emas di Gunung Botak.
Tantangan itu
dilontarkan salah satu pemuda adat, Tonny Waekibo, saat berlangsung pertemuan
dengan puluhan warga adat yang menambang di Gunung Botak dengan pengusaha
tambang Mansur Latakka, di Dusun Wamsait, Desa Dafa usai Sholat Jumat (3/11).
Pertemuan itu turut
dihadiri dua tokoh adat dari dataran tinggi, Matatemon Nurlatu, Bapak Mone
Nurlatu dan Bapak Bagin Solissa.
Warga adat melalui
Tonny Waekibo menantang Gubernur Said Assagaf dengan mengirim pesan terbuka
agar orang nomor satu di Maluku ini jangan anak tirikan warga adat di sana.
"Terkait dengan
kepentingan perusahan mengusir masyarakat adat dari tambang, itu selalu
perintah Gubernur. Instruksi Gubernur," cibir Tonny.
Kepada Gubernur,
warga adat disana berpesan, bahwa sampai kapanpun mereka tidak akan pernah
meninggalkan gunung botak. Dan gubernur dituding tak pernah berpihak kepada
masyarakat adat setempat.
"Jujur saja,
saudara gubernur tak pernah berpihak kepada masyarakat adat. Kami akan terus
bekerja dengan tenaga kami, dengan modal kami," pesan Tonny.
Ditegaskan lagi,
kalau warga adat tetap bekerja di gunung botak. Tak sedikitpun mereka mundur
dari gunung botak.
"Itu statemen
kami masyarakat adat. Jujur saja, gunung botak itu pilihan hidup kami
masyarakat adat," tanggap Tonny dan diiyakan puluhan warga yang hadiri
pertemuan itu.
Menurut Tonny dkk,
bahwa mereka menghidupi keluarga, membiayai pendidikan anak mereka dari hasil
keringat tambang gunung botak.
Dari hasil tambang
emas ini, mereka sangat utamakan pendidikan yang layak bagi anak-anak
agar bisa sejajar dengan anak di daerah lain.
"Freport
bisa menghasilkan anak-anak Papua yang berkualitas. Ada yang jadi mentri,
ada yang jenderal. Apa kami tidak boleh menyekolahkan anak kami dari
penghasilan di tambang gunung botak. Jangan karena kepentingan pribadi,
sehingga pemerintah mengabaikan masyarakat adat," lagi ingatkan Tonny
Waekibo.
Tonny dkk mengaku,
peraoalan yang timbul disini tidak pernah tercium sampai di pusat. Dan ketika
ketemu dengan komisioner Komnas HAM, Komisi III DPR RI, mereka juga kaget
.
"Mereka kaget,
karena permainan hanya disini. Di Maluku. Gubernur dan kroni-kroninya,"
paparnya.
Tonny dengan suara
yang menggelegar, tiba-tiba saja menggiring masyarakat yang hadir dalam
pertemuan itu agar tak memilih lagi Said Assagaff di pilkada gubernur Maluku.
"2018 nanti ,
jang pilih gubernur Said Assagaf lai," tandas Tonny.
Tantangan Tonny
Waekibo itu mendapat gayung bersambut. Ada yang meneriki, Jangan pilih Said
Assagaf. Tolak dia saat kampanye di Buru. Dia sudah menyusahkan masyarakat adat.
Salah satu pemuda
adat juga ikut menimbrung lidah bahasa orang tetua adat, bahwa Gubernur,
bupati, dewan, mereka itu hak rakyat. Mereka duduk disana bukan melihat yang
punya kepentingan, tapi kepentingan rakyat.
Lalu pemimpin siapa,
lima tahun tidak melihat kepentingan rakyat, jangan pilih dia lagi di kemudian
hari. Pangkas. Banyak yang masih antri, banyak yang masih tunggu.
"Mau kaseng?
2018, gubernur katong ganti. Yang baru naik, perubahan," teriakin seorang
pemuda dengan semangat berapi-api.
Sementara itu,
pengusaha tambang Mansur Latakka pada kesempatan itu menginformasikan kepada
warga adat kalau itu telah menggandeng BPPT untuk melakukan pengolahan emas
tanpa merkuri.Sudah membangun 40 bak pengolahan.
Konon katanya,
pihaknya sudah mendapat persetujuan dari gubernur untuk mengambil pasir emas di
sungai Anahoni.
"Gubernur telah
beri kita akses, sungai dibagi dua," sesumbar Latakka.
Latakka juga sempat
memancing emosi warga adat atas obyek di Sungai Anahoni yang dikuasai PT
BPS. Perusahan ini sudah mengantongi IUPK.
"Bapak jangan
menyerang ke sana, beresiko. Saya akan melakukan tuntutan hukum, PT BPS sudah
saya somasi.Saya sudah sampaikan tuntutan ini sampai ke wakapolri," lagi
sesumbar Latakka.
Dalam pertemuan itu,
bukan hanya membawa-bawa nama Wakapolri. tapi Latakka juga merecoki warga adat
dengan menyebut nama Badan Intelejen Negara
Ia sesumbar kalau BIN
akan datang bersamanya ke tambang gunung botak.Namun hanya sampai di Ambon dan
balik lagi ke Jakarta.
"Ada BIN yang
mau datang.Saya bilang, bang. Sebaiknya bang tidak usah ke sana.Karena nanti
BPS membentuk komunitas juga,.Nah ini kalau abang usik, nanti kacau di sana,
sehingga kemarin diputuskan mereka kembali ke jakarta," kata Latakka
membual. (SBS-8)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!