Namrole, SBS
Sekertaris
Daerah (Sekda) Buru Selatan Syharoel Pawa mengatakan, jangan heran bila sampai
dengan saat ini Pemda Buru Selatan (Bursel) belum bisa keluar dari yang namanya
Disclaimer. Dikatakan, di Tahun 2017 Pemda Bursel telah mencoba untuk keluar
namun tidak bisa karena masih memiliki banyak masalah.
Hal ini
disampaikan oleh Sekda pada acara Dialog Publik Refkeksi Akhir Tahun dengan
Tema, penguatan potensi ekonomi daerah untuk kesejahtraan rakyat yang
dilaksanakan oleh Lembaga kajian Strategis Indonesia yang berlangsung di aula Kantor Bupati Bursel, Kamis
(27/12) lalu.
Pawa pada saat
itu sebagai narasumber menyampaikan bahwa, kalau bicara potensi berarti ada
tiga hal yakni, potensi, penguatan dan kesejatraan.
Kalau potensi
kata Pawa, hasil kajian potensi di Bursel yang menonjol ada banyak tetapi yang
paling menonjol yaitu dibidang pertanian secara umum.
"Pertanian
itu yang paling terbesar adalah perkebunan. Kalau saya tidak salah ada sekitar
22 ribu hektar lahan. Muda-mudahan data ini tidak salah", ujar Pawa.
Lanjut Pawa,
kalau cengkeh, kelapa dan coklat kata Pawa jika betul-betul produktif maka
dapat diperkirakan pendapatan petani akan baik secara merata dan masyarakat
tidak miskin.
Dirinya mengaku,
kenyatan saat ini angka kemiskinan di kabupaten Bursel masih 15 sekian persen. Sedangkan
untuk pendapatan Bursel lebih banyak menerima (DAU dan DAK). Bila dikaji dari
sisi pendapatan Bursel sangat jau dari sisi kemandirian.
"Mengapa,
kalau berbicara kemandirian berarti PAD. Kenyataan sampai hari ini PAD kita
belum bergerak belum capai 15 milyar dari 700 milyar APBD kita", ujar
Pawa.
Lanjutnya, kalau
DAK sekitar 666 milyar sehingga belum mencapai 1 persen. Artinya 99 persen
kemandirian kita masih ketergantungan kalau kita berbicara dari sisi ekonomi.
Hal ini diketahui untuk menggenjot PAD Bursel.
Lanjutnya, dari
sisi kebijakan belanja selama ini kata mantan kepala Bappeda Bursel ini bahwa,
Pemda Bursel gagal dan APBD tidak sehat.
" Disebut APBD
yang sehat adalah APBD yang strukturnya antara belanja pegawai, belanja barang
dan jasa dan modal itu harus proposional, ada rambu-rambunya", jelasnya.
Dikatakan lagi
bahwa, untuk belanja pegawai tidak boleh melebihi 40 persen. Sampai hari ini
katanya Pemda Bursel masih antara 30 persen.
Menurut Pawa,
dari struktur belanja Pemda Bursel masih berada pada jalur yang benar. Namun
Pawa mengakui pada kenyataannya masih banyak masalah terutama pada tataran
pelaksana dan pertangungjawaban.
"Oleh
karena itu jangan heran yang namanya disclaimer, kita sampai dengam hari ini
masih berputar disitu. Kita coba tahun ini (2017) usaha untuk keluar ternyata
masalah gagal juga", tutur Pawa. (SBS-08)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!