Namrole, SBS
Sekertaris
Daerah (Sekda) Syharul Pawa mengingatkan sekaligus menegaskan agar para pejabat
menghentikan manuver-manuver pendekatan
politik melalui partai politik oleh politisi
untuk mendapat kedudukan jabatan.
Demikian
diungkapkan oleh Sekda saat menjadi pembina pada apel pagi bersama yang
berlangsung di halaman Kantor Bupati, Senin (22/1).
Dari Pantauan
Media ini, hadir pada apel bersama itu Sekda selalu pembina apel, Asisten II J.
Lesnussa, sejumlah Pejabat Esolon II jau lebih banyak dari biasanya yakni 19
orang, pejabat Esolon III dan IV juga sama dan ribuan pegawai baik yang PNS dan
PTT
Sekda dalam
arahannya mengatakan, perkembangkan belakangan ini banyak yang berbicara soal
pelantikan pejabat Eselon II dan III di lingkup Pemda Bursel.
"Kita akan adakan pelantikan tetapi semua
dinilai dari hasil Pansel yang kemarin.
Ada rolling dan akan ada pelantikan Pejabat Eselon II hasil Pansel. Tidak lama,
ada rekomendasi dari KSN, karena kesibukan pimpinanan," ungkapnya Pawa.
Menurutnya,
dilantik dulu menejernya barulah kemudian menejernya melantik para pemainnya.
"Semua akan
dolantik, dan akan kita lihat siapa kipernya, siapa penyerangnya, siapa
pertahanannya, yang tahu menejernya," kata Pawa.
Dari hal itu,
mantan kepala Bappeda ini menegaskan,
jadi percuma bila ada manuver-manuver jabatan melalui jalur politik, ada yang
melalui Sekda, ada melalui bupati, wakil bupati, ada yang melalui pejabat baru,
menurutnya itu tidak ada guna.
"Kita akan
kembalikan pada sistim dan prosedurnya. Dimana yang berhak di posisi
strategislah yang berkompeten dan yang menilai pegawai adalah menejer,"
ujarnya.
Ia menerangkan
bahwa, Sekda adalah Ketua Bapejakat. Segala produk yang berkaitan dengan
Kepegawaian tidak mungkin tanpah melalui Ketua Baperjakat.
Selain itu, selama ini yang terjadi
inprosedural atau tidak prosedural. Maka yang tidak prosedural berarti salah.
Pawa berharap
semua harus profesional, maka rekrutmen Pejabat Eselon II dimulai pada periode
kedua ini melalui proses seleksi Pansel.
Pansel itu dia
independen terdiri dari asesor dan Panselnya sendiri lembaga pendidikan tinggih
dan pemerintahan kabupaten dan provinsi.
"Kita
rekrut pimpinan para menejer itu untuk mendapatkan menejer yang profesional.
Nantinya menejer itu yang tahu siapa pemain yang baik atau produktif, kalau
tidak baik minggir," ujarnya.
Pawa menyentil
bahwa, kalau dekat dengan menejer terus tetapi terus-menerus membuat kebobolan
namun tidak bisa berbuat bagus maka harus minggir (diganti).
Disamping itu
praktek-praktek pemerintahan di Pemda Bursel akan terus diperbaiki yang
salah akan terus di perbaiki sehingga rekrutmen pejabat berdasarkan sistim
pemerintahan dan keputusan terakhirnya ada pada keputusan bupati.
"Maka
telaan terakhir adalah Sekda. Paraf terakhir adalah Sekda dalam semua urusan
dalam semua aspek melalui keputusan Bupati, Kalau ada yang tidak melalui itu
maka itu tidak prosedural dan kemudian
bermasalah tanggungjawabnya," paparnya.
Dikatakan banyak
produk Perda Bursel yang dikoreksi oleh Gubernur dan Pemerintah Pusat karena
tidak profesional. Misalnya ada yang salah soal letak paraf seorang pejabat.
"Pejabat
juga harus tahu dia paraf sebelah mana, kalau diringkat SKPD berarti parafnya
sekertaris sebelah kiri sebelum di tandatangani oleh kepalanya (kepala
SKPD)," ungkapnya mencontohkan.
Sambungnya,
demikia pula di tingkat Sekda yang paraf
terakhir pada sebelah kiri, sebelah kanan itu pejabat (bupati) yang memiliki
tupoksi sehinggah dapat dipertanggungjawabkan.
"Karena itu
pejabat (Eselon) direkrut oleh Sekda melalui Pansel supaya profesional,"
tuturnya.
Pawa menganjurkan agar para pejabat atau staf
dilingkup Bursel bisa bertanya apabila tidak tahu, jangan melakukan praktek menurut
pemikiran sendiri, fungsikan
Sekertaris, pejabat-pejabat di SKPD harus juga di fungsikan.
''Sekarang ini
fenomenanya di mana-mana belum jam satu siang pegawai sudah pulang, umumnya
katakan tidak ada kerja. Kalau tidak ada kerja berarti pimpinannya tidak
kreatif, tidak produktif," ujarnya
prihatin.
Kata Pawa,
pegawai harus loyal kepada pimpinannya, karena
loyal bukan berarti harus dekat dengan pimpinan, selalu bersama-sama,
bukan begitu. Tetapi loyal pada pekerjannya dan merupakan tanggugjawabnya.
Kalau kita melaksanakan tanggungjawab itu sama saja loyal pada pimpinan, karena
sesungguhnya tanggungjawab terakhir pada pimpinan adalah bagaimana kita mampu
menyelesaikan pekerjaan kita sesuai denhan tu poksi.
Menutupi
arahannya, Pawa kembali mengingatkan sekaligus menegaskan agar hentikan
melakukan manuver dengan pendekatan politik melalui partai politik oleh politisi, tokoh
masyarakat atau melalui Sekda untuk mencari jabatan.
"Ada sistim
yang akan menilai, saya harus bicara banyak soal ini, kita harus berjalan
sesuai dengan prosedur," kata Pawa mengakhiri sambutannya. (SBS-08)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!