Namrole, SBS
Bendahara Dinas
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Buru Selatan (Bursel) Ocha
Refwalu enggan membayar gaji milik puluhan pegawainya. Akibatnya, mereka
melakukan aksi di depan kantor dan menuntut hak mereka.
Diketahui,
persoalan utang-piutang oleh Bendahara atas nama Dinas ratusan juta pernah
berujung pada pelaporan polisi. Kasat Pol.PP Asnawy Gay bersama bendaharanya di
laporkan ke Polsek Namrole terkait kasus utang ratusan juta rupiah dengan dalih
untuk keperluan dinas.
Dalam perjanjian
dihadapan polisi, uang pinjaman itu akan diganti secara mencicil oleh
bemdahara. Persoalan ini telah diketahui oleh Bupati dan Wakil Bupati, dan
bukan lagi rahasia dikalangan pegawai dilingkup Pemkab Bursel.
Pantauan media
ini, Jumat (21/12) puluhan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang mengamuk di didepan
Kantor Satpol PP, Jumat (21/12) sore itu, mereka menuntut pembayaran hak-hak
(gaji) mereka bulan November dan Desember yang belum diterima mereka.
Dalam aksi
menuntut pembayaran gaji mereka yang enggan dibayarkan oleh Bendahara, selembar
kaca jendela kantor pecah karena lemparan batu.
“Kami hanya
minta kepada bendahara segera membayar gaji kami,” sebut sejumlah anggota
Satpol PP.
Mereka
mengungkapkan, bahwa gaji mereka dan tunjangan Pos oleh anggota tidak pernah
dibayarkan, padahal anggaran untuk itu ada.
"Gaji
PTT bulan September dan Oktober 2018 seng bayar, alasan bendahara anggaran
kosong," ujar mereka kesal.
Mereka
mengungkapkan lagi bahwa, ada gaji anggota yang belum dibayar dari tahun 2016
sampai akhir tahun 2018 ini. Telah berulang kali hak-hak mereka itu ditagih
namun nihil.
“Katong sudah
sabar terlalu lama, tidak ada pegawai yang sabar seperti katong, katong sangat
sabar," ujar salah satu pegawai.
Pembayaran gaji,
kata mereka, oleh Kasat Pol.PP telah memerintahkan kepada Ocha Refwalu selaku
bendahara untuk membayar, namun bendahara menolak membayarnya.
"Pak Kasat
sudah perintahkan bendahara untuk bayar gaji bulan November dan Desember kepada
teman-teman kami yang beragama Kristen yang akan merayakan Natal. Begitu juga
bagi teman-teman yang beragama Islam. Kalau uangnya seng cukup tanggung jawab
Pa Kasat. Tapi bendahara tidak mau membayar. Itu yang membuat teman-teman kami
mengamuk,” kesal puluhan Pol.PP ini.
Pantauan media
ini di Kantor Satpol PP, Kasat Pol.PP yang bersama dengan puluhan anak buahnya
itu tidak bisa berbuat apa-apa hinggh meninggalkan mereka.
Sementara, Bendahara
Ocha Refwalu tidak berani masuk di kantor, dia hanya berdiri di depan Kantor
Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP), yang bersebelahan
dengan kantor Satpol PP. Aksi ini tercium anggota Polsek Namrole yang langsung
turun ke lokasi.
Belum ada
kepastian pembayaran gaji mereka, puluhan orang personil Satpol langsung
mendatangi Refwalu dan mempertanyakan kapan gaji mereka dapat dibayarkan,
adu mulut antara bendahara dan anggota Pol.PP pun tak terelakan.
Refwalu
mengatakan dirinya sementara menunggu daftar untuk pembayaran gaji. Anehnya,
Bendahara ini mengaku tidak mengetahui persoalan ini.
Lebih
mengherankan lagi, setelah dua orang staf tiba dengan daftar pembayaran gaji,
Bendahara lebih memilih berada diinstansi lain dari pada di kantornya sendiri.
Walaupun gaji
sementara disiapkan, tidak menyurutkan semangat personil Satpol PP yang tetap
menuntuk hak-hak mereka dibayarkan. Karena masalah ini belum meredup, Asnawi
kembali mendatangi puluhan anak buahnya itu.
Asnawy yang
kembali menemui puluhan anak buahnya kepada wartawan mengatakan, bahwa dirinya
telah menginstruksikan kepada bendahara untuk membayar gaji-gaji anak buahnya.
“Saya sudah
bilang kepada bendahara untuk bagikan gaji terlebih dahulu kepada yang beragama
Kristen. Setelah itu baru yang beragama Islam. Kalau pun anggarannya kurang itu
menjadi tanggungjawab saya, dan suruh mereka untuk menghadap,” kata
Asnawi. (SBS/06)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!