Close
Close

Tujuh Warga Ditebas, Ternate Masih Diperiksa

Ilustrasi Parangi

Namlea, SBS 
Tujuh korban pemarangan masih dirawat di RSUD Lala. Karena itu, polisi belum bisa mengambil keterangan dari para korban.

Hal itu dijelaskan Kasubbag Humas Polres Pulau Buru, Ipda Dede Syamsi Rifai kepada wartawan, Kamis (28/2).

Menurut Dede, sampai hari ini, polisi baru mengambil keterangan dari tiga orang saksi. Sedangkan tersangka Armyn Ternate, masih dalam pemeriksaan.

"Semalam tersangka sempat mengeluh pusing-pusing, sehingga dia baru diperiksa hari ini," jelas Dede.

Menurut Dede, polisi tidak mengalami kesulitan berarti saat memeriksa tersangka. Namun polisi sangat butuh kesabaran karena tersangka lama baru menjawab pertanyaan.

Terkait dengan beredarnya informasi di masyarakat yang menyebutkan tersangka mengalami gangguan kejiwaan, Dede mengaku penyidik belum menyimpylkan sampai ke arah itu.

Walau demikian, sesuai petunjuk Wakapolres, penyidik akan tetap membawa tersangka ke dokter phisikiter.

"Untuk pemeriksaan kejiwaan akan dilakukan setelah pemeriksaan saksi-saksi," jelasnya.

Karena itu, sampai sejauh ini penyidik belum bisa menyimpulkan motiv dari kejadian sehari sebelumnya di Desa Jikumerasa.

"Motif belum bisa disimpulkan karena belum selesai pemeriksaan,"terang Dede.


Sebagaimana diberitakan, warga Kampung Baru, Desa Jikumerasa, dibikin geger karena tujuh warganya diparangi pemuda sekampung bernama Armyn Ternate, 23 tahun pada Rabu (27/2) pagi. Tiga korban masih dalam keadaan kritis akibat luka tebasan parang di bagian leher dan tangan serta punggung.

Sementara pelaku Armyn Ternate sudah diamankan warga dan sempat dibikin babak belur sebelum dia diserahkan kepada polisi.

Tiga korban ktitis itu adalah pasangan suami istri, Modeng Puasa Aunaka dan Ny Rahasul Aunaka, serta Modeng Labima Kondoa.

Satu anak Puasa Aunaka bernama Ilham Aunaka juga ikut diparangi bersama tiga warga lainnya Safyan Laopacu, Nurdin Buton dan Sari Wael.

Wakapolres Pulau Buru, Kompol Bachkrie Hehanussa SH membenarkan kejadian itu.

"Pelakunya sudah kita amankan di Mapolres," benarkan Hehanussa.

Dijelaskan, sebelum dibawa ke Mapolres Buru, pelaku sempat dilarikan ke rumah sakit terpisah dengan para korban.

"Setelah diobati di Puskesmas rawat inap Namlea, pelaku sudah saya perintahkan dibawa ke Mapolres untuk kita mintai keterangan. Motivnya juga sedang  kita dalami," tambahkan Wakapolres.

Berapa saksi mata yang ditemui di TKP Kampung Baru Desa Jikumerasa, Kec.Liliyali mengisahkan, mereka hanya sempat melihat Armyn mengamuk dengan parang dan menebas beberapa warga yang ditemuinya di jalan dan di depan rumah.

Nasib naas menimpa Modem Puasa Aunaka. Ia yang sedang berada di atas motor tiba-tiba diparangi sebanyak dua kali di bagian leher dan bahu.

Usai ditebas, korban langsung bergegas menyelamatkan diri ke rumahnya dan terus dikejar pelaku.

Naasnya lagi, anaknya Ilham dan istrinya Ny.Rahasul ikut diparangi pelaku.

Sontak perbuatan sadis itu bikin geger warga. Sedangkan pelaku meninggalkan korban dan mencari warga lainnya.

Safyan, Nurdin dan Sari yang pagi sekitar pukul 06.45 WIT saat kejadian kebetulan berada di luar rumah turut diparangi.

Mendapatkan serangan tiba-tiba itu, walau tubuh berdarah-darah, ketiganya berupaya menyelamatkan diri seraya berteriak meminta pertolongan.

Warga sontak keluar rumah dan menyaksikan Armyn sedang mengamuk dengan parang.

Sialnya, Modem Labima Kondoa yang semula ingin menenangkan pelaku, justru ikut ditebas dengan parang di bagian leher sehingga terdapat luka menganga dan kini yang paling ktritis di rumah sakit.

"Korban sempat melihat Armyn mengamuk dan sempat tanya Armyn ose kenapa?.Katong lihat Armyn kejar ontua langsung potong ontua di leher dan punggung," tutur seorang saksi mata.

Warga yang marah melihat aksi brutal Armyn ini lalu beramai-ramai berusaha melumpuhkan pelaku yang masih mengggenggam parang di tangannya.

Setelah berhasil dilumpuhkan, ada beberapa warga yang emosi, sempat menghakimi pelaku, sehingga bagian belakang kepalanya retak dengan luka menganga.Beberapa bagian tubuhnya ikut lecet dan kaki kirinya ikut dihantam dengan pukulan benda tumpul.

Untung bagi pelaku.Polisi yang sudah dikhabari warga lainnya, cepat datang ke tkp, sehingga pelaku dan juga korban cepat ditolong.

Ketujuh korban dibawa ke RSUD Lala dan pelaku dibawa ke Puskesmas Namlea. Usai diobati, petugas langsung membawa pelaku ke mapolres.

Keterangan lain yang berhasil dikumpulkan dari TKP menyebutkan, sebelum peristiwa yang membikin geger warga Desa Jikumerasa itu terjadi, konon pelaku Armyn Ternate, pemuda berusia 23 tahun ini baru beberapa hari lalu pulang ke kampung halamannya. Sebelumnya ia berada di Unit 15, Desa Waitele, Kec.Waeapo.

Armyn hanya anak yatim piatu yang sudah ditinggal pulang bapaknya seorang guru SD, Senen Ternate dan ibu bernama Nyonya Nurlatu.

Menurut beberapa keluarga dekatnya, Armyn ini seorang pemuda baik-baik dan di kampung juga dikenal baik dengan tetangga.

Hanya waktu balik dari Desa Waetele kondisi Armyn dalam keadaan labil. Malam sebelumnya, ia sempat memarahi dan mau memarangi adiknya Arifin Ternate di rumah omnya Rusman Ternate.

Untung ada Rusman, sehingga omnya itu mampu melerai.Kemudian Armyn disuruh tidur dan tidak boleh keluar rumah di malam itu.

Namun Rabu pagi, sekitar pukul 06.00 WIT, Armyn keluar rumah tanpa sepengetahuan omnya. Ia lalu pergi ke rumah adik ibunya, bernama Aidin Nurlatu.

Saat di rumah omnya Aidin Nurlatu, pelaku masuk ke salah satu kamar tidur dan mengambil parang yang diletakan di bawah kolong tempat tidur.Kemudian pelaku keluar dari rumah Aidin Nurlatu.
Seperti sedang kesurupan, Armyn mengamuk dengan parang dan menebas tujuh korban yang ditemuinya di jalan dan di halaman rumah mereka.

Seakan tidak percaya Armyn bisa setega itu, keluarganya yang mengetahui adanya peristiwa ini berbondong-bondong datang menjenguk Armyn di Mapolres Pulau Buru.

Mereka menangis haru-biru menyaksikan pemuda yatim piatu ini mendapatkan perban putih besar di kepala dan jalannya juga pincang.

"Armyn ini anak baik, kenapa sampai dia senekad ini," celetuk bibi Armyn.

Tidak kurang dari 10 ibu-ibu yang mengangis merapati Armin yang duduk di bangku panjang bersama mereka dengan tangan diborgol, sehingga beberapa anggota polisi harus turun tangan memberi pengertian.

Armyn sendiri hanya duduk dan menghisap sebatang rokok .Pikirannya dan sorot matanya seperti sedang menerawang jauh dan tidak menghiraukan para bibi dan kerabatnya yang begitu sayang dan begitu perhatian kepadanya.(SBS-11)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post