Namlea, SBS
Sekertaris Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Propinsi Maluku, Ny Nur Assagaf mengungkapkan,
Desa Waenetat, Kec.Waeapo, Kabupaten Buru, dipilih sebagai calon desa mandiri
dalam program kerja 100 hari Gubernur - Wakil Gubernur Maluku.
Desa Waenet
dipilih karena sudah masuk kriteria. Salah satunya BUMDes Amanah Umat di desa
tersebut ikut menopang perekonomian masyarakat setempat di bidang usaha
pertanian.
Lewat dana desa
yang dikucurkan pemerintah pusat setiap tahun sejak 2015 lalu, Desa Waenetat
telah membentuk BUMDes Amanah Umat.
Hingga kini,
BUMDes Amanah Umat mengelola dana
sebesar Rp.340 juta dan bergerak di usaha simpan pinjam.
Dengan tujuan
membantu para petani yang kekurangan modal saat musim tanam ataupun membutuhkan
kebutuhan mendesak.
"Dana itu
dipinjamkan ke warga Rp.5 juta s/d Rp.10 juta per nasabah. Dananya bergulir
dengan baik dan dikembalikan saat panen atau dengan cara menyicil. Bahkan di
bumdes ada juga 60 nasabah yang tadinya meminjam dana, kini telah
menabung," ungkap Ny Nur Asagaff usai melakukan pemantauan dan evaluasi
langsung ke Desa Waenetat, Rabu lalu (15/5).
Kata Nur
Asssagaf, desa yang berpenduduk 916 kk dengan jumlah jiwa 3.109 orang itu
dipilih karena sudah tergolong sebagai desa yang maju.
Mayoritas
warganya bekerja di sektor pertanian, terutama di usaha padi sawah, dan tanaman
holtikultura lainnya, seperti sayuran dan buah-buahan.
Waetetat ini
merupakan jantung kota Kecamatan Waeapo, dimana terdapat akses bank, turut serta menjadi pusat perdagangan dan
juga ada pasar rakyat.
Sementara itu,
Wakil Ketua DPRD Buru, Aziz Hentihu dihubungi terpisah menyambut baik langkah
gubernur menetapkan Waenetat sebagai percontohan desa mandiri."Ini bagian
dari target pak Gubernur dan wakilnya menekan angka kemiskinan di
Maluku,"ucap Aziz.
Ia berharap,
agar nantinya OPD terkait di Propinsi
Maluku mencurahkan perhatian, termasuk anggaran untuk menata Wainetat menjadi
desa yang swasembada, agar kelak mandiri di atas kaki sendiri.
"Yang
dimaksud dengan desa mandiri atau desa sembada adalah desa maju yang memiliki
kemampuan melaksanakan pembangunan desa. Pembangunan ini untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kehidupan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat
desa dengan memiliki ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi
secara berkelanjutan,"papar Aziz.
Aziz yang
beberapa bulan ke depan akan menempati pos baru sebagai anggota DPRD propinsi
Maluku ini lebih jauh mengatakan, ada
empat program prioritas yang dicanangkan pemerintah agar satu desa bisa
lebih maju dan mandiri, yakni pengembangan produk unggulan kawasan pedesaan
(Prukades), badan usaha milik desa (BUMDesa), embung desa, serta sarana olah
raga desa.
Untuk itu, di
Waenetat pemerintah mendorong petani agar memiliki satu atau lebih Prukades.
Bekerja sama dengan dunia usaha, Prukades itu diharapkan bisa menghasilkan
skala produksi yang lebih besar dan bisa memberi nilai tambah bagi produk yang
dihasilkan, baik dari segi kualitas maupun jumlah produk.
"Selama ini
karena tidak memiliki akses, banyak petani yang menjual hasil pertaniannya ke
para tengkulak. Para tengkulak itu tentu saja menekan harga dan petani tidak
memiliki posisi tawar yang lebih tinggi,"aku Aziz.
Dikatakan, dengan
dunia usaha masuk ke desa, maka masyarakat tak perlu pusing lagi memikirkan
tentang proses pascapanen. Karena sarana pascapanen merupakan hal penting dalam
sektor pertanian.
Pasar akan
melirik hal tersebut lantaran sarana pascapanen akan meningkatkan nilai tambah
produk pertanian baik dari segi kualitas maupun kuantitas. (SBS/11)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!