Close
Close

HPPMN Tagih Janji Tagop Soal Pembuatan Jembatan Darurat

(Penampakan Kondisi Kali Nalbessy saat musim hujan) 


Namrole, SBS  
Sekretaris Himpunan Pemuda Pelaja Mahasisswa Neath (HPPMN) Melki Solissa, meminta Bupati Buru Selatan Tagop Sudarsono Soulissa menepati janjinya untuk membuat jembatan darurat di kali Nalbessy yang menghubungkan desa Neath dengan kota Leksula.

Hal ini disampaikan Solissa sebagai bagian dari upaya untuk menagih janji dari orang nomor satu di Buru Selatan itu yang disampaikan saat pencarian jenazah Almarhum Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Peyehatan Lingkungan (P2LP) Dinas Kesahatan (Dinkes) Kabupaten Buru Selatan (Bursel) tanggal 13 Januari 2018 lalu  akibat kecelakaan di sekitar kali Nalbessy.

“ Kami atas nama Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Neath meminta Bupati Bursel, Pak Tagop Sudarsono Soulissa untuk menepati janjinya kepada kami masyarakat Neath dan Liang terkait pembuatan jembatan darurat untuk digunakan masyarakat sekitar sebagai tempat penyebrangan,” tegas Melki melalui pesan Whatsappnya kepada media ini, Kamis (27/06).

Dikatakan, jembatan darurat yang dijanjikan dari tahun 2018 tersebut hingga kini, ternyata tidak ada tanda-tanda dari Pemda Bursel untuk merealisasikannya, padahal jembatan itu sangat dibutuhkan masyarakat sekitar untuk berhubungan langsung ke Kota Kecamatan Leksula apalagi pada musim hujan seperti ini.

Bahkan ditegaskan, kali Nalbessy sudah cukup menelan korban di tahun lalu, dan jangan sampai terjadi kembali di tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya.

“Kami harap Pak Tagop tidak lupa dengan janjinya saat pencarian jenazah Almarhum Mantri Hans Lesbatta waktu itu. Karena mungkin bagi Pemda jembatan itu tidak terlalu penting, namun bagi kami masyarakat desa Neath, Liang dan sekitarnya sangat membutuhkannya,” ujarnya.

Lebih lanjut Ia menuturkan, tanpa jembatan darurat yang dijanjikan tersebut, masyarakat di Desah Neath dan Desa Liang tidak dapat melakukan aktivitas ke kota Leksula seperti menjual hasil kebun dan berbelanja kebutuhan pokok demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Bupati pernah berkata bahwa tidak janji membuat jembatan beton tetapi Bupati berjanji akan membuat jembatan penyebrangan darurat. Itu yang kami tagih sebab dengan adanya jembatan tersebut masyarakat Neath dan Liang dapat beraktifitas ke kota Leksula untuk menjual hasil-hasil kebun demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai pendidikan anak-anak masmereka,” terangnya.

Menurutnya, hasil kebun dari masyarakat setempat tidak dapat dijual karena disaat musin hujan masyarakat disana tidak dapat melintasi kali Nalbesi untuk menjual hasil-hasil kebunnya ke Kota Leksula karena banjir sehingga otomatis kebutuhan pokok masyarakat di dua tersebut juga tidak terpenuhi.

Dengan demikian, masyarakat disana dapat dikatakan miskin kesejahteraan karena miskin bukan masala ekonomi saja tapi kesejahteraan rakyat juga bagian dari kemiskinan.

“Masyarakat memiliki hasil kebun, namun tidak dapat menjadikannya sebagai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari disebabkan karena mereka tidak dapat menjualnya ketika sungai Nalbessy banjir. Ini masalah dan Pemda Bursel diminta jangan tutup mata ,” ucapnya.

Dirinya berharap, janji Bupati waktu itu bukan hanya wacana sebagai gula-gula untuk menyenangkan hati masyarakat Desa Neath dan Desa Liang saja, tetapi Bupati dan dinas terkait harus mampu mengaplikasikannya sebagai bentuk kepedulian Pemda terhadap permasalahan rakyat Bursel.

“Kami juga warga Bursel yang berhak mendapat perhatin dari Pemda. Maka itu kami hanya mengingatkan Pak Bupati supaya janji yang pernah disampaikan kepada masyarakat dapat direalisasikan dan bukan sebaliknya hanya menjadi sebuah wacana tengah-tengah masyarakat,” ketusnya. (KT/SBS/02)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post