Close
Close

Kreatifitas Modern, Adat Dan Religi Menyatu Dalam Jambore Ke II Jemaat Waekam



Namrole, SBS 
Temu anak dan remaja Gereja Protestan Maluku (Jambore) Jemaat Waenono-Kamlanglale yang melibatkan 6 Soa pada jemaat itu bukan hanya menjadi acara seremonial religi saja, namun dalam kegiatan Jambore ini ada hal yang menarik dan bisa menjadi inspirasi baik untuk kalangan anak, remaja maupun orang tua.

Segala kreasi dan kreatifitas banyak disiapkan dalam kegiatan yang berlangsung selama 4 hari (31 Mei s/d 3 Juni 2019) itu. Dalam kegiatan tersebut anak- anak dari Soa Waelua (Latbual), Soa Wagida (Tasane), Soa Mual (Solissa), Soa Waetemun (Nurlatu) Soa Gewagit (Behuku) dan Soa Masbait (Lesnussa) diajarkan untuk aktif dan bagaimana meciptakan kreasi-kreasi unik dari bahan bekas menjadi bahan yang bermanfaat.

Salah satu pengasuh (Kakak pembimbing) dari Soa Waelua Ice Tasidjawa yang ditemui di lokasi kegiatan, Jumat (31/05) menjelaskan bahwa banyak sekali kreatifitis yang di ajarkan kepada anak-anak dalam mengisi dan memeriakan kegiatan tersebut.

"Selain mencerdaskan mereka secara inteltual maupun spiritual, mereka juga diajarkan bagaimana memenagemen apa yang harus dilakukan setiap hari, ada sejumlah kreatifitas yang kami ajarkan seperti membuat tempat sampah dari botol aqua, tempat tisu dari kertas bekas, pas bunga dari karton dan banyak lagi yang kami ajarkan untuk mereka agar mereka bisa mandiri dan mampu bersaing dengan modernisasi saman saat ini," ujar Tasidjawa.

Dalam pembinaan kelompok, lanjutnya pada masing masing soa diajarkan pendalam religi dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan saling mengasihi inter maupun antar umat baragama.

Sementara dari Soa Waetemun, hal unik yang ditampilkan dari soa ini adalah ciri khas tenda (rumah/walang) yang dibangun masih menggunakan kulit kayu.

"Ini ciri khas masyarakat Buru dan sekaligus mengingatkan kepada kita semua masyarakat Geba (orang) Buru tetang leluhur kita yang menggunakan kulit kayu sebagai dinding rumah. Hal seperti ini harus dilestarikan," ujar Pey Kowe kakak pembimbing dari Soa Waetemun.

Dari kelompok Soa Wagida lebih cendrung memperkenalkan tema tentang pelestarian dan pemanfaatan alam dengan kalimat-kalimat ajakan menjaga dan memelihara (Kalesang) lingkungan serta menciptakan bahan siap pakai hasil daur ulang dari bahan-bahan bekas.

"Di soa kami banyak mengajak dan membimbing anak-anak untuk memelihara lingkungan. Kami juga menciptakan bahan bekas menjadi bahan bermanfaat yang digunakan dalam rumah (walang) kami dan semua tidak ada yang dibeli  semuanya di olah ulang dari limbah-limbah rumah tangga," ucap Jesen Lesnussa mewakili Soa Wagida.

Hal yang sama ditampilkan juga oleh soa Mual, Gewagit dan Soa Masbait, yang mengkalaborasikan dinding rumah mereka dengan anyaman bambu, membuat perabot rumah tangga dari bahan bekas.

Pantauan media ini, dilokasi jambore juga ditampilkan parade pakaian modern dan pakaian adat dengan ikat kepala yang merupakan ciri khas dari jati diri lelaki Geba Buru. (SBS/02)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post