Close
Close

Pesparani Paroki St Antonius Namrole Diikuti 205 Peserta


Namrole, SBS 
Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) Tingkat Kabupaten Buru Selatan (Bursel) tahun 2019 yang berlangsung, Sabtu (19/10) di Desa Masnana, Kecamatan Namrole, Kabupaten setempat diikuti oleh 205 peserta yang berasal dari Rukun St Antonius, Rukun Sta Theresia Leksula, Rukun St Petrus dan Rukun St Titus,

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Bupati Bursel Tagop Sudarsono Soulissa dan Istri, Vikjen Keuskupan Amboina Pastor Bernad Antonia Rahawarin, pastor se-kabupaten Bursel, Pimpinan OPD, Perwakilan TNI/Polri, Pimpinan OKP/ormas dan perwakilan Kantor Agama Kabupaten Bursel, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan tamu undangan lainnya.

Bupati Bursel dalam sambutannya mengatakan, diwaktu pemekaran Kabupaten Bursel, umat Katolik masih kecil dans edikit, tetapi walaupun sedikit namun keberadaan umat Kahtolik sudah membawa warna untuk kabupaten Bursel.

“Meski umat Khatolik waktu pemekaran itu masih sedikit dan hanya ada di Desa Masnana namun dengan dan kehadiran mereka bisa memberi warna dan menjadi lilin di tengah kegelapan. Tanpa umat Khatolik kabupaten ini bukanlah kabupaten Bursel,” kata Tagop.

Bupati berharap, Umat Khatolik dapat mengambil bagian dan berperan dalam aktif dalam setiap pembangunan kedepan.

Dikatakan, untuk tahun 2020, Pemkab Bursel akan melakukan peletakan batu pertama untuk dua gereja pusat yaitu gereja GPM dan dan gereja Khatolik dengan maksud dapat memupuk rasa toleransi antar umat beragama sebagai bentuk kehidupan Kait Wait.

“Gambarnya sudah siap, Tahun depan kita akan melakukan peletakan batu pertama untuk gereja GPM dan Gereja Khatolik. Lokasinya bersebelahan dengan mesjid raya Bursel karena yang saya inginkan Namrole bisa menjadi daerah toleransi agama dan menjadi contoh untuk daerah-daerah lain dan wilayah tempat pembangunan itu nantinya menjadi aktifitas semua umat beragama,” sebutnya.

Dirinya mengapresiasi kegiatan Pesparani dan berharap dengan kegiatan ini bisa melahirkan seorang kader yang baik yang lahir dari aspek pembinaan keumatan.

Lanjutnya, jika pribadi seseorang yang tidak dilahirkan dari aspek pembinaan keumatan, maka bisa dipastikan saat anak itu dewasa  tingkah lakunya akan bertolak dengan kepentingan-kepentingan umat dan mental anak tersebut akan rusak.

“Saat ini banyak yang tidak ke gereja lagi, tapi mereka saat ini lebih mematuhi aturan-aturan yang dibuat pemerintah dan mengabaikan aturan-aturan gereja. Dan saat ini, masalah utama adalah kecemburuan kita sebagai umat. Kita harus menyadari setiap agama adalah berasal dari Tuhan dan kita tinggal mendalaminya saja sehingga pribadi kita bisa terbentuk dan berguna bagi diri kita agama dan bangsa,” ucapnya.

“Pemda Bursel mendukung segala program tentang pengembangan keumatan dan juga pendidikannya.Mudah-mudahan dengan kegiatan ini kedepan akan melahirkan kader kader terbaik bagi kepentingan umat di bursel maupun di Maluku, Tutupnya.

Sementara itu Vikjen Keuskupan Amboina Bernad Antonia Rahawarin menuturkan pesta Pesparani bukanlah sebuah kegiatan pesta untuk menghaburkan-hamburkan uang, tapi ini sebuah kegiatan untuk melahirkan kader yang membantu sebanyak mungkin orang untuk beriman dalam implemenstai hidup bernegara dan berbangsa.

“Kegiatan Pesparani bukan kegiatan senang-senang, tetapi kegiatan untuk melahirkan banyak kader potensial dalam bidang keagamaan. Kegiatan ini untuk meningkatkan SDM sehingga mereka dapat beguna bagi banyak orang, bangsa dan negara,” kata Rahawarin singkat.

Sedangkan Pastor Paroki St Santo Antonius Namrole Peter Paul Ngalngola menceritakan bahwa Kader-kader Pesparani Di Bursel telah banyak menoreh keberhasilan dan telah mengharumkan nama bursel di kanca Pesparani tingkat provinsi.

“Sejak umat khatoli Bursel mengikuti pesparani tingkat provinsi dan waktu itu  di Samlaki dan kontingen bursel berhasil meraih 4 piala. Sedangkan di Dobo kami berhasil meraih 12 piala. Semua itu tidak terlepas dari dukungan Pemda dan sejumlah pihak di Bursel yang sudah berpartisipasi demi pengembangan umat katolik,” terang Ngalngola.

Sedangkan ketua Panitia kegiatan, Melkior Solissa dalam laporannya menyebutkan kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta dengan kategori lomba yakni kategori anak, kategori remaja dan ketegori dewasa campuran.

“Peserta kegiatan ini sebanyak 205 peserta dan mereka akan bertanding pada tiga kategori yaitu Kategori anak dengan lomba bertutur kitab suci, padarasan Mazmur, cerdas cermat rohani anak, dan paduan suara anak. Untuk remaja akan dilombakan baca kitab suci, padarasan Mazmur, dan cerdas cermat rohani remaja. Sedangkan untuk peserta dewasa dilombakan paduan suara dewasa, baca kitab suci dewasa, dan padarasan Mazmur dewasa,” jelas Melkior.

Menutup laporannya, Melkior menjelaskan bahwa kegiatan tersebut akan berlangsung selama dua hari yakni dari Sabtu tanggal 19 hingga Minggu 20 Oktober 2019.

Pembukaan kegiatan ini ditandai dengan ditekannya tombol sirenen oleh Bupati, Para Pastor, dan perwakilan Pimpinan TNI/Polri. (SBS/02)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post