Jakarta, SBS
KETUA
Koordinator BUMN Watch Naldy N Haroen SH meminta anak cucu perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak sesuai bidang usahanya ditertibkan.
Bahkan, jika perlu anak cucu perusahaan itu dibubarkan.
Sebelumnya,
Menteri BUMN Erick Thohir juga sudah membuat keputusan resmi akan mengatur
ulang seluruh anak usaha dan perusahaan patungan milik perusahaan pelat merah
itu.
Dalam Surat
Kepmen BUMN No SK-315/MBU/12/2019 tentang Penataan Perusahaan atau Perusahaan
Patungan di Lingkungan BUMN, disebutkan asalan penataan tersebut adalah untuk
mengoptimalisasi keberadaan anak usaha dan usaha patungan agar fokus pada
bisnis yang sama.
Menurut Naldy
Haroen, dari dulu pihaknya menemukan banyak anak cucu perusahaan BUMN yang
melakukan monopoli usaha. Sehinga, perilaku seperti itu bisa
menyulitkannperusahan swasta untuk berkembang.
Naldy Haroen
mengungkapkan, saat ini terdapat sekitar 600-700 anak cucu perusahaan milik
negara yang tidak sesuai dengan bisnis induknya. Sehingga, kata dia, anak
perushaan inilah yang diduga hanya menggerogoti induk perusahaa dan akhirnya
terus merugi.
"Saya ambil
contoh di PT Krakatau Steel ada 70 an anak perusahaannya. PT Pertamina ada 140
an, PT PLN ada 40an, PT Indonesia Ferry (ASDP) ada juga dan masih banyak anak
perusahaan di BUMN lainnya," kata Naldy Sabtu (14/12/2019).
Lebih lanjut
Naldy Haroen menjelaskan, pada awalnya tujuan dibentuk anak cucu perusahaan itu
sangat bagus. Yakni, untuk meningkatkan efisiensi dan mendapatkan
keuntungan bagi negara.
"Tapi pada
kenyataanya anak cucu perusahaan BUMN itu justru menjadi lahan untuk mencari
keuntungan pribadi dari Direksi induk perusaahannya," tegas Naldy.
Menurut Naldy,
anak perusahaan BUMN inilah yang menyebabkan sempitnya ruang gerak perusahaan
swasta untuk mengembangkan bisnisnya. Karena, lanjut Naldy, anak perusahaan
BUMN ini melakukan monopoli dalam bisnisnya.
"BMUN Watch
sudah lama mendapat keluhan dari para pengusaha adanya anak perusahaan yang
melakukan monopoli. Hal ini harus dihentikan, kalau tidak dunia usaha di sektor
riil akan sulit untuk berkembang," ungkapnya.
BUMN Watch, kata
Naldy, setuju dengan langkah Erick Thohir melakukan bersih-bersih anak
perusahaan yang tidak fokus pada bisnis yang sama.
"Meskipun
banyak tantangan dari internal Menteri BUMN harus kuat lakukan bersih-bersih
itu," pungkas Naldy Haroen. (SBS/Wit)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!