Namrole, SBS
Bupati Buru
Selatan (Bursel), Tagop Sudarsono Soulisa menargetkan untuk menekan angka
kemiskinan hingga 14 persen di akhir pemerintahannya Tahun 2021 mendatang.
“Tingkat
kemiskinan kita targetkan diakhir taun 2021 itu sudah harus 14 persen. 15 atau
14 persen, kalau bisa menapai 14 persen, itu cukup baik,” kata Tagop dalam
paparannya diselah-selah kegiatan seminar progress pembangunan daerah Kabupaten
Bursel Tahun 2011-2019 dengan tema ‘Menjawab Situasi Eksisting dan Perspektif
Kedepan’ yang dilaksanakan di ruang auditorium lantai 2 Kantor Bupati Bursel,
Sabtu (21/12).
Ia mengaku,
bahwa untuk enam Kecamatan yang ada di Kabupaten Bursel, Kecamatan Fena Fafan,
Ambalau, Leksula dan Kepala Madan masih menjadi penyumbang kemiskinan terbesar
karena masalah aksebilitas yang hingga kini belum terpenuhi secara baik dan
akan menjadi perhatian pihaknya dalam proses pembangunan kedepan.
“Kita tahu bahwa
di Bursel ini salah satu penyumbang kemiskinan terbesar itu ada di
wilayah-wilayah yang belum terakses dengan baik. Misalnya di Fena Fafan,
kemudian di ambalau, kemudian sebagian pesisir dari Leksula dan Kepala Madan,”
terangnya.
Sementara untuk
Kecamatan Namrole sampai ke Waesama yang memiliki aksebilitas sudah semakin
baik telah berdampak pula pada turunnya angka kemiskinan di kedua kecamatan
tersebut.
Olehhnya itu, Ia
berharap, persoalan aksebilitas dari Kecamataan Namrole ke Leksula hingga ke
Kecamatan Kepala Madan dapat terselesaikan di Tahun 2021 nanti.
“Jadi ini tugas
tanggung jawab kita bersama, kedepan progres yang kita rencanakan itu, kita
harapkan Namrole-Leksula di Tahun 2021 itu sudah bisa terselesaikan, karena di
tahun ini ada dana APBD maupun dana DAK Pemerintah pusat melalui pemerintah
provinsi untuk pembangunan jalan Namrole-Leksula dan jembatan,” ungkapnya.
Tak hanya itu,
lanjutnya, untuk ruas jalan Leksula-Tifu, Tifu Biloro hingga ke Fogi maupun
Waehotong yang menjadi jalan strategis Nasional di Tahun 2020 juga sudah mulai
dikerjakan oleh Pemerintah Pusat melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX
(Maluku dan Maluku Utara).
“Kalau balai
jalan saya kira itu cepat, 2 atau 3 tahun sudah bisa terselesaikan,” tandasnya.
Dilain sisi,
lanjutnya, kendati pihaknya menargetkan angka kemiskinan di Kabupaten Bursel
harus turun hingga mencapai 14 persen pada tahun 2021 mendatang, namun
diakuinya bahwa target pihaknya secara regional di Maluku, kemiskinan harus
ditekan hingga turun dibawa angka 10 persen.
“Tetapi target
kita secara regional di maluku ini harus turun sampai di bawa 10 persen
sehingga kita sebagai daerah yang di cap sebagai penyumbang kemiskinan di
Indonesia nomor 4 itu harus kita hilangkan,” ucapnya.
Terkait itu,
lanjut Tagop, pihaknya telah menyampaikan kepada Gubernur Maluku Murad Ismail
secara langsung agar kedepan pendekatan proses pembangunan yang dilakukan tidak
lagi menggunakan pendekatan per regional daerah kabupaten.
“Saya sudah
sampaikan ke Gubernur sendiri bahwa, pendekatan pembangunan yang harus kita lakukan
kedepan itu bukan lagi pendekatan per regional daerah kabupaten, tetapi harus
dilakukan keroyokan, harus dilakukan per gugus. Jadi interaksi kebijakan
pembangunan regional per wilayah itu harus dilakukan pendekatannya per gugus
sehingga gugus-gugus ini yang bisa membentuk ekonomi-ekonomi baru sehingga ada
hal-hal baru yang bersifat pendongkrak ekonomi masyarakat itu bisa tercapai,”
ucapnya.
Salah satunya,
lanjut Tagop, di gugus Pulau satu yang terdiri dari 2 kabupaten, yakni
Kabupaten Buru dan Kabupaten yang
kedepannya harus lebih bersinergi dalam berbagai bidang pembangunan yang
dilakukan.
“Jadi sinergitas
itu sanfat penting sehingga akselerasi proses pembangunan di Maluku ini
betul-betul terkonsep dan tertata dengan baik dan itu bisa terstruktur mulai
dari desa, kabupaten sampai dengan tingkat provinsi. Kedepannya kita lakukan
seperti itu,” tuturnya. (SBS/01)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!