Namrole, SBS
Guna mengantisipasi
inflasi daerah, Sekda Bursel Isakandar Walla bersama Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID) melakukan kunjungan langsung ke sektor-sektor penting yang
dianggap memiliki andil dalam mepengaruhi Inflasi di Kabupaten Bursel, Rabu
(04/03/2020).
Tempat-tempat
yang dianggap punya pengaruh terhadap inflasi daerah yaitu Klostor, PLN, dan
SPBU.
Sekda saat tiba
di Klostor di desa Masnana, disambut langsung oleh pengurus Klostor yang ada di
tempat tersebut. Disana Sekda langsung menuju dan memeriksa tempat pembuatan es
dan tempat penyimpanan ikan yang ada di Klostor tersebut.
“Yang penting ikan-ikan
ini. Kita menjaga stabilitas inflasi. Jadi tinjauan ini supaya jangan sampai terjadi
inflasi karena inflasi yang sangat berdampak pada masyarakat di Bursel adalah
ikan, apalagi bulan-bulan kedepan ini kita akan menghadapi bulan puasa dan
kemudian musim timur. Nanti yang lebih mahal itu di musim timur ditambah lagi
ada Pilkada, jadi kita datang kontrol mudah-mudahan semua lancar,” ujar Sekda.
Selepas dari
Klostor, Sekda dan tim TPID bergerak ke PLN yang tak jau dari tempat itu.
Disana, Sekda
dan tim TPID diterima oleh karyawan KCP PLN Namrole karena pimpinan KCP PLN
masih berada di Kota Ambon untuk melakukan proses acara serah terima jabatan.
Di kantor KCP
PLN, Sekda meminta agar Perwakilan KCP PLN mejelaskan sedikit terkait sering padamnya
lampu di kota Namrole, apalagi kedepan Bursel akan diperhadapkan dengan Bulan Puasa,
Musim Hujan dan Pilkada.
Sehingga, dikesempatan
itu Sekda mengharapkan agar PLN sebagai salah satu setral yang turut mempengaruhi
roda ekonomi di Kabupaten Bursel dapat berjalan dengan baik sebagaimana
mestinya.
“Ini ada hal-hal
strategis yang akan dihadapi oleh pemerintah daerah, salah satunya yaitu bulan
suci ramadhan, kemudian yang kedua itu Musim Timur dan yang ketiga Pilkada. Kondisi-kondisi
ini yang sering mempengaruhui harga dan barang–barang pokok apalagi musim timur. Mudah-mudahan
menghadapi Pilkada serentak, dan bulan suci ramadhan kondis lampu kita bisa
semakin baik,” ujar Sekda.
Sekda menuturkan,
bahwa pengaruh listrik sangat besar kepada masyarakat, salah satunya yaitu
pembuatan es yang baru saja dikunjunginya. Sebab semua saling keterkaitan dan
yang paling mempengaruhi tingkat inflasi di daerah ini yakni Ikan karena masyarakat
yang menkonsumsi ikan di daerah ini termasuk sangat tinggi.
Menanggapi itu,
Hendra Latuputty yang ditugaskan bertanggungjawab di KCP PLN menyampaikan bahwa, sebelumnya hanya tiga
mesin yang dapat beroperasi dan yang lainnya sementara rusak dan dalam tahapan investigasi.
“Jadi ada mesin
yang rusak, dan kami sudah layangkan surat ke wilayah dan nanti wilayah yang
menyurati ke perusahaanya. Yang beroperasi saat ini ada 4, karena satu unit
baru jadi tadi malam, sementara mesin yang diberikan Pemda itu sementara rusak
tapi teknisinya sudah ada dan besok atau lusa akan diinsvestigasi, kita akan
upayakan semuanya Pak,” kata Hendra.
Dari situ Sekda
bersama Tim langsung menuju ke Agen Penyalur Minyak Subsidi (APMS) di Kilometer
II desa Labuang untuk mengetahui besar minyak subsidi yang diperoleh dalam
sebulan dan statistik pembelian minyak dari masyarakat di APMS tersebut.
Disana Sekda mendapati
bahwa dalam sebulan APMS tersebut menerima sebanyak 30 ton BBM dan BBM tersebut
dijual dengan harga Rp.6.500 per liter naun yang dijual di pengecer Rp.10000
per liter.
Disana Sekda
menyampaikan bahwa kondisi perekonomian Bursel dikontrol oleh pemerintah pusat
dan pemerintah provinsi dan kunjungannya di APMS merupakan bentuk perhatian Pemda
Bursel untuk melihat dan mengkroscek stabilitas harga BBM.
“BBM ini
mepengaruhi semua harga, intinya kami Pemerintah hanya ingin jangan sampai
terjadi peningkatan harga akibat dari kenaikan BBM. Nanti kita pantau juga
harga-harga di pengecer. Kita akan buat SK harga tertinggi untuk pengecer,
kalau siapa berani lewat dari itu maka kita langsung tutup. Intinya hanya itu
saja jangan sampai terjadi peningkatan harga,” ucap sekda.
Selanjutanya Sekda
bersama rombongan kemudian menuju gudang Kai Wait dan dilanjutkan ke SPBU di
Desa Lektama, Kecamatan Namrole.
Di SPBU
tersebut, Sekda menegaskan kepada pengurus di SPBU tersebut agar jangan menjual
BBM kepada penada atau pedagang maupun pengecer yang membeli dengan drum-drum
besar.
Selain itu, Ia
juga meminta agar SPBU harus dibuka setiap hari dan tidak bisa ditutup dengan
alasan apapun selagi ada minyak di SPBU tersebut.
“Disini buka itu
satu bulan berapa kali, kenapa saya setiap lewat itu SPBU ini seperti tidak
pernah dibuka. Nanti Kabag Ekbang dan Disperindag saya tugaskan untuk pantau
ini SPBU biar bisa kita laporkan ya. Ko minyak disini masuk langsung habis itu
bagamiana. Harus tau, adanya pom bensin untuk meperlancar distribusi semuanya
dengan tujuan kenaikan harga di daerah ini tidak terjadi. BBM ini berpengaruh
untuk semua harga perekonomian di daerah ini,” tandasnya.
Tak mendapati pimpinan
di SPBU tersebut Sekda menegaskan kepada karyawan di SPBU tersebut agar bisa
menyampaikan pesannya kepada pimpinannya. Setelah itu Sekda bersama rombongan
langsung kembali ke kantor bupati. (SBS/02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!