Close
Close

Ada Apa, Gugus Tugas Loloskan 7 Orang Asal NTB ke Bursel


Namrole, SBS 
Komitmen Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Buru Selatan (Bursel) untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19) agar tidak menyebar luas, termasuk tidak sampai masuk ke Kabupaten Bursel sangat diragukan.

Sebab, sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19 dan juga Bupati Bursel, Tagop Sudarsono Soulissa telah mengeluarkan Surat Instruksi Bupati Bursel Nomor: 550/410 Tahun 2020 tentang Penutupan Sementara Transportasi tanggal 26 Maret 2020 yang intinya menutup semua jalur transportasi dari dan atau ke Bursel sejak tanggal 27-31 Maret 2020 dan Bupati pun kembali mengeluarkan Surat Instruksi Nomor: 550/617 tentang Perpanjang Penutupan Sementara Transportasi tanggal 31 Maret 2020 yang intinya memperpanjang penutupan semua jalur transportasi terhitung sejak tanggal 01 - 14 April 2020.

Namun, sayangnya komitmen penutupan itu malah dilanggar oleh pihak-pihak yang ditempatkan oleh Gugus Tugas Covid-19 di kawasan Pos Brimob di Modan Mohe yang merupakan perbatasan jalur darat Kabupaten Bursel dengan Kabupaten Buru.

Sebab, pasca dikeluarkannya instruksi Bupati itu, ternyata banyak kendaraan yang masuk keluar Buru ke Bursel maupun sebaliknya. Bahkan, ada yang masuk ke Bursel pun tanpa melalui proses pemeriksaan, minimal scan suhu tubuh.

Akibatnya banyak orang pun lolos masuk ke Bursel secara bebas. Diantaranya 7 orang asal Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang datang dari Buru pada hari Minggu (29/03) malam dan tiba di Namrole Senin (30/03) subuh.

Muhlis, salah 1 warga asal Lombok Barat bersama rekan-rekannya yang ditanyai wartawan, Sabtu (04/04) di kos-kosan depan Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bursel sempat memberikan keterangan berbedah dari keterangan yang disampaikan sebelumnya oleh 2 rekannya di yang didapati sementara berjualan alat pertukangan, yakni Ramdan dan Ahmat Yani.

Dimana, Muhlis dan rekan-rekannya mengaku sudah berada di Namrole sejak 4 hari lalu dan sebelumnya sempat berada di Namlea, Kabupaten Buru sejak 2 bulan lalu. Sedangkan, sebelumnya Ramdan mengaku kepada wartawan bahwa pihaknya baru di Namrole sejak 5 hari lalu dan Ahmat Yani mengaku pihaknya berada di Namrole sejak 3 hari lalu. Bahkan, keduanya juga mengaku baru di Namlea sejak 2 Minggu lalu.

Ramdan yang ditanyai wartawan bersama Muhlis dan rekan-rekannya pun mengaku lupa dan mengaku sebelumnya sudah berada di Kabupaten Buru sejak 2 bulan lalu dan bukan 2 Minggu.

Sedangkan, untuk memastikan kedatangan mereka ke Namrole, Muhlis sempat menelpon seorang Supir Mobil Lintas untuk menanyakan kepastian waktu kedatangan mereka dari Namlea ke Namrole, karena pihaknya lupa. Dari hasil konfirmasi ke Supir itu, diketahui bahwa mereka melakukan perjalanan dari Namlea pada hari Minggu (29/03) malam dan tiba di Namrole pada hari Senin (30/03).

Dari penjelasan Muhlis dan kawan-kawan tersebut, diketahui bahwa kedatangan mereka di saat Bupati telah menginstruksikan penutupan seluruh jalur transportasi.

"Waktu kami lewat, supir hanya klakson saja. Tidak berhenti dan tidak ada pemeriksaan," kata Muhlis.

Ia mengaku bahwa tidak ada penutupan jalan di kawasan Modan Mohe karena bukan hanya mobil yang ditumpangi pihaknya saja yang bisa lewat secara bebas. Tapi juga 2 mobil lain yang beriringan saat itu pun bisa lewat secara bebas tanpa pemeriksaan.

Ia dan kawan-kawan mengaku bahwa kedatangan mereka ke Namrole untuk berjualan alat-alat pertukangan. Walaupun diakui bahwa karena kondisi pencegahan penyebaran Virus Corona saat ini pun turut mempengaruhi dagangan mereka yang kurang diminati oleh masyarakat yang didatangi.

Sementara itu, Kepala Desa Kamlanglale Ampi Latbual bersama sejumlah anggota TNI dan tenaga medis pun sempat mendatangi kos-kosan yang ditempati 7 warga asal NTB itu pasca mengetahui keberadaan mereka dan petugas medis pun sempat melakukan pemeriksaan terhadap mereka. Walaupun dari hasil pemeriksaan itu, tidak ada gejala-gejala awal mereka terjangkit Virus Corona dan suhu tubuh mereka normal saja, tapi Kepala Desa meminta mereka untuk segera meninggalkan desanya.

Pasca permintaan Kepala Desa itu, mereka pun hendak pindah di Desa Labuang, tepatnya di kos-kosan milik orang yang sama yang biasa disapa Ibu Haji. Namun, lagi-lagi mereka pun ditolak untuk tinggal di Desa Labuang.

Akibatnya, mereka pun meminta agar jalan lintas ke Namlea bisa dibuka agar mereka bisa kembali ke Namlea dari pada mereka di tolak di Namrole.

Setelah di cek ulang oleh wartawan, Minggu (05/04), ternyata ke 7 warga NTB itu telah diantar kembali ke Namlea dan diantar langsung oleh anggota Intel Kodim bersama Babinsa Kamlanglale.
Sementara itu, Bupati Bursel, Tagop Sudarsono Soulisa yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bursel yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (04/04) enggan untuk berkomentar banyak terkait masuknya ke 7 orang asal NTB itu.

Padahal, sesuai pemberitaan sejumlah media online telah menjelaskan bahwa hingga Sabtu (04/04) pasien positif Virus Corona di Provinsi NTB sudah bertambah menjadi 8 orang. Bahkan ada yang telah meninggal. Itu pun belum terhitung puluhan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang berjumlah lebih dari 1.000 orang di NTB.

"Cek langsung di Jubir Tim Gugus Tugas Kadis Kesehatan saja biar lebih jelas," kata Tagop.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bursel Ibrahim Banda yang dikonfirmasi melalui pesan singkat, Sabtu (04/04) mengaku info tersebut sudah dilanjutkan kepada Bidang Pencegahan Gugus Tugas dan Anggota Satpol PP sudah bergerak, tapi tak dijelaskan secara detail. Karena setelah di cek, ternyata anggota Satpol PP tidak pernah mendatangi ke 7 warga NTB itu.

"Tidak ada anggota Satpol PP yang datang. Hanya Kepala Desa, Babinsa dan petugas kesehatan saja," kata Muhlis, salah satu warga NTB kepada wartawan.

Bahkan, sejumlah anggota Satpol PP yang dihubungi wartawan pun mengaku tak ada perintah apa-apa terkait hal itu.

"Sampai sekarang tidak ada perintah soal itu. Kalau pun ada, pasti kami-kami ini yang ditugaskan. Tapi tidak ada," ucap mereka.

Terkait itu, Kadis Kesehatan yang ditanyai ulang oleh wartawan melalui pesan singkat perihal tindak lanjut seperti apa yang telah dilakukan dan langkah lanjut terkait keinginan ke 7 warga ini untuk kembali, hanya menjelaskan bahwa pihaknya telah menindaklanjutinya tanpa menjelaskan secara detail.
"Tindak lanjut itu, ada laporannya, kalau sebelum ada laporan itu bukan tindak lanjut namanya," ucapnya.

Sementara itu, dari hasil pengecekan wartawan langsung ke kawasan Modan Mohe, Minggu (05/04) ternyata jalur tersebut tidak di tutup. Bahkan, setiap kendaraan terlihat bebas melewati kawasan itu, baik dari Namlea ke Namrole maupun sebaliknya. Walaupun sudah terlihat mereka diperiksa terlebih dahulu.

Namun, proses pemeriksaan ini hanya berlangsung hingga pukul 18.00 WIT saja. Selanjutnya, tak ada lagi proses pemeriksaan hingga subuh, sehingga setiap kendaraan bisa melewati kawasan itu dengan bebas. (SBS/01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post