Namlea, SBS
"MasyaAllah,
anak yang berbakti. Semoga semua baik-baik saja. Allah Maha Adil."
Kalimat ini
pertama kali terlontar dariku saat Jubir Satgas Covid 19 Kabupaten Buru, Nani
Rahim Minggu sore (10/5), mengabari kalau YTA (20), perawat di Ruang HCU RSU
Lala Namlea, tidak kembali ke rumah dari kemarin dan memilih tetap bersama
ayahnya pak SA (70), yang kini dirawat di ruang isolasi khusus di rumah sakit
dengan keluhan demam, batuk dan sesak nafas. Ayahnya dirapid test reaktif
sehingga harus dirawat di ruang isolasi.
YTA yang di
kalangan teman-temannya selalu dipanggil Yu ini dikhabarkan sangat tegar dan
telaten merawat bapaknya saat masih sakit di rumah, lalu dibawa Ke RSU sejak
tanggal 6 Mei lalu.
Dirawat di ruang kelas, meski di sana ada dokter dan
teman-teman yang merawat bapaknya, sebagai anak yang berbakti, Yu tetap telaten
ikut mengurus orang tuanya.
Saat kondisi
kesehatan bapaknya menurun dan diputuskan harus dirapid test, anak yang berhati
luhur ini tidak mau jauh dari bapaknya. Lalu hasilnya keluar dan dinyatakan
reaktif, ia tegar menerima berita ini.
"Adapun saudara
YTA (30) sementara masih menemani
bapaknya di RS. Saat ini pula sedang berlangsung pengambilan sampel swab
tenggorokan dari PDP di rumah
sakit," jelas Nani Rahim.
Swab terhadap
pasien SA akan dilakukan sebanyak dua hari dan berlanjut esok. Dilakukan oleh
tim pengambil sampel swab yg baru pulang pelatihan di Ambon, dibawah pengawasan
dokter spesialis patokogi klinik, dr Selvi.
"InsyaAllah
hari Selasa malam sampel swab akan
dikirim ke Ambon dengan kapal ferri untuk pemeriksaan PCR," sambung Nani
Rahim.
YTA lagi diuji
oleh Alllah, bukan hanya bapaknya saja yang
sakit dan harus dirawat di ruang isolasi, tapi dirinya dan suaminya
JS turut dirapid test Sabtu (9/5/2020),
hasilnya juga reaktif. Keduanya kategori orang tanpa gejala karena sehat dan
kini masuk ODP.
Karena masuk
ODP, dan rapid test reaktif, suaminya JS langsung jalani karantina di
Penginapan Silta. Sedangkan YTA diberi kelonggaran dan kemudahan boleh
karantina di rumah saja, tetapi dirinya bertahan di RSU agar bisa langsung ikut
merawat bapaknya.
Namun ujian itu
tidak sampai di sini saja. Dalam tracking lanjutan dalam keluarga SA yang baru
selesai dilakukan, ibunda YTA berinitial S (68) dan satu anak YTA berusia lima
tahun hasil rapid test juga reaktif.
"Barusan
kami selesai tracking dan rapid test di
keluarga AS dan kel pak Sunaryo yang merupakan kontak erat. Dari 13 orang yang
rapit test ada 2 orang reaktif (positif) yakni Ny. S (68) istri dari AS, AR (5
thn) cucu dari AS. Sebelumnya kemarin menantu dan anak dari AS juga
reaktif," terang Nani Rahim.
Karena YTA harus
terus di RSU ikut menemani dan bersama tim medis merawat SA, Tim Satgas Covid
19 Kabupaten Buru memilih memulangkan suaminya JS dari lokasi karantina Silta
agar jalani karantina di rumah.
"Saat ini
kami sedang melakukan evakuasi saudara JS dari penginapan silta ke rumahnya
untuk karantina rumah bersama ibu mertua dan anaknya," jelas Nani Rahim.
Tim kesehatan
Satgas Covid 19 Kabupaten Buru juga terus melakukan langkah terukur. Paska
ditemukan dua pasien positif covid 19, yakni HM dan FN, satgas juga gesit
melakukan tracking.
Dari tracking
terhadap sejumlah pelaku perjalanan yang datang dari zona merah, didapati
sejumlah orang yang rapid test reaktif. Ada yang langsung diswab dan sebanyak
delapan dipastikan sembuh dan sehat dibuktikan dengan PCR negatif dan telah
kembali ke rumah.
Ada tiga yang
rapid test reaktif hasil tracking klaster pertama pasein positif covid 19, HM
yang masih dikarantina di Penginapan
Silta, yakni GW, HT dan seorang bapak JL ayah dari EL. Ketiganya berasal dari
kampung Warkase II, Desa Waekase, Kecamatan Airbuaya.
Usai menswab PDP
SA, tim swab pimpinan dr Selvi juga langsung menswab GW, HT dan JL.
Bahkan pasein 02
Buru (23 Maluku), FN yang menunjukan kondisi fisik sehat akan kembali diswab.
"Besok FN di senyum bupolo dan 2 temannya GW dan HT serta ayah dari EL, berinitisl JL juga akan diambil sampel
swab," terang Nani Rahim.
Ketua Satgas
Covid 19 Buru, Ramly Ibrahim Umasugi terpisah menjelaskan, langkah terukur terus dilakukan guna
mengantisipasi waspada bencana Non Alam di Kabupaten Buru.
Kepada seluruh
Camat dan kepala desa telah diperintahkan untuk mensosialisasikan kepada masyarakatnya mulai Senin, 11 Mei 2020 sudah
diberlakukan wajib menggunakan masker apabila keluar rumah.
"Jangan
sampai masyarakat dari desa yang datang ke Namlea kita suruh balik karena
tidak memakai masker," tegas Ramly.
Kata Ramly,
langkah terukur berikutnya yang akan dilakukan, yakni sekaligus akan buat rapid
test masal dan beberapa area pengambilan sampel. Yaitu pada para sopir baik
angkut, rental dan pick up/truk, masyarakat sekitar tempat tinggal PDP positif,
pegawai rumah sakit dan tenaga medis pers yang bergelut di lapangan dan
lain-lain. (SBS/11)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!