Namlea, SBS
Tuntutan itu disampaikan Ikatan Pelajar Mahasiswa llath (IPMI) saat berdemo di Namlea Selasa (02/02/2021).
Mengawali star dari dekat kampus Iqra Buru, massa berkekuatan sekitar 30an orang itu sempat berorasi di Simpang Lima Namlea, lalu menuju Kantor Dinad Perhubungan, kantor bupati dan finish di DPRD Buru.
Beda dengan demo HMI - PMII sehari sebelumnya di gedung wakil rakyat yang kosong para anggota dewan. Dalam demo kali ini terlihat ada beberapa anggota dewan yang datang menemui para pendemo.
Sedangkan tiga pimpinan dewan, Rum Soplestuny, Dali Fahrul Syarifudin dan Djalil Mukaddar, tetap tidak terlihat saat massa demo datangi gedung DPRD Buru.
Massa IPMI dalam tuntutannya, mendesak bupati untuk menyediakan transportasi Fery dari Namlea menuju Ilath, Kecamatan Batabual pulang pergi.
Transportasi laut itu sangat dibutuhkan, karena poros jalan darat dari Batabual menuju Kayeli dalam kondisi rusak parah.
Sedangkan di saat musim timur, masyarakat Batabual yang bepergian lewat jalur laut dengan Johnson selalu dihantam ombak besar dan sering terjadi kecelakaan di laut dan menelan korban jiwa.
Karena itu, masyarakat sangat membutuhkan angkutan Fery sama seperti yang dirasakan masyarakat kecamatan Teluk Kayeli.
Terkait dengan transportasi darat, ramai ramai mereka mengecam bupati dan mintranya wakil bupati yang pernah berjanji merampungkan poros Jalan Batabual di program seratus hari kerja.
Terkait dengan tuntutan agar menepati janji ini, salah satu mahasiswa Suhardi Waeulung, dalam dialog dengan Asisten I, Masri Bugis dan Asisten III, Mansur Mamulaty SPd, sempat menyampaikan pedang orang tetua dari Batabual agar disampaikan kepada Bupati.
"Saya punya titipan dari orang tetua di Batabual. Dong sampaikan, dong bilang tolong sampaikan kepada Bupati Buru, tolong tepati ontua pung janji," kata Suhardi Waeulung.
Karena, lanjut Suhardi Waeulung, sesuai orasi politik yang Ramly Umasugi pernah sampaikan, bahwa ketika ia duduk menjadi Bupati Buru, di 100 hati program kerjanya, jalan Batabual hotmix.
Dan sampai saat ini sudah berapa tahun apa yang Katong masyarakat Batabual rasakan?!Kayong seng pernah rasakan sesuai ontua pung janji. Maka hari ini tolong sampaikan kepada ontua, bahwa ontua itu munafik,'lantang Suhardi Waeulung.
Ucapan terakhir dari Suhardi Waeulung yang menuding bupati buru munagik itu sempat mengagetkan banyak orang. Bahkan Asisten I dan Asisten III tidak dapat menyembunyikan mimik wajah terkejutnya.
Namun di hadapan para mahasiswa, Asisten I Masri Bugis dengan Arif menjelaskan beberapa hal, termaduk jalan poros Batabual.
Jalan itu menjadi tanggungjawab pemerintah propinsi dan asisten I dalam beberapa kali rapat di Ambon telah ikut menyuarakan masalah jalan itu.
Sedangkan Asisten III berjanji akan meneruskan tuntutan para mahasiswa itu kepada Bupati yang sementara berada di luar daerah.
Menjawab wartawan, apakah dia berani menyampaikan pesan dari warga Batabual yang menuding bupati munafik?, Mansur Mamulaty tidak berani menyampaikan langsung kalimat itu secara langsung kepada atasannya.
Ditanya apakah dia takut berterus terang kepada Bupati, dengan diplomatis Mamulaty yang juga pernah menjadi guru bahasa Indonesia ini mengatakan, kalau kalimat itu kurang santun dan akan disampaikan kepada atasannya dengan bahasa yang lebih halus.
Selama berdemo ini, selain mempermasalahkan soal jalan darat, dan menuntut disediakan angkutan feri ke Batabual, mereka juga menuntut dihapus pungutan retribusi Rp.2000 per orang kepada warga Batabual saat masuk di pelabuhan feri Namlea.
Kata mereka, saat masuk ke pelabuhan feri warga Kecamatan Teluk Kayeli naik Fery.Tapi warga Batabual naik Johnson, pantat selalu babasa, tapi dikenakan pungutan retribusi yang sama dengan warga yang dilayani jasa penyeberangan Fery menuju Kayeli.
Mereka juga menuntut agar pemkab menyerahkan aset mesin genset kepada PT PLN sehingga listrik bisa menyala 24 jam di Kecamatan Batabual.(SBS/LTO)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!