Namrole, SBS
Kendati telah memiliki Puskesmas Pembantu (Pustu) yang dibangun Pemda Bursel di desa Neath untuk melayani kebutuhan pelayanan kesehatan di Desa Neath dan Desa Liang, tetapi masyarakat masih saja kesulitan untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang baik.
Hal ini dikarenakan Pustu yang dibangun untuk melayani masyarakat di dua desa tersebut tidak aktif, bahkan kepala Pustu yang ditugaskan untuk melayani masyarakat di sana juga jarang berdinas.
Masalah ini kemudian mendapat sorotan tajam dari ketua Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Neath (HPPMN), Melki Solissa.
Menurut Solissa, masyarakat di dua desa dengan jumlah jiwa mencapai 1000 jiwa itu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang baik karena sudah memiliki Pustu.
Namun nyatanya masyarakat sulit mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Kami mahasiswa sebagai social control dan Agent of Change melihat kinerja dari kepala Pustu dan kepala Puskesmas kecamatan Leksula tidak efektif. Kenapa yang pertama secara realita masyarakat Neath-Liang ketika sakit tidak ada pelayan sama sekali padahal Pustu sudah di bangun oleh pemerintah," ucap Solissa melalui pesan Whatsappnya, Jumat (16/4/21).
Kata Solissa, faktor pertama sehingga pelayanan kesehatan di dua desa tersebut tidak jalan adalah kepala Pustu yang sudah di tugaskan di desa Neath jarang sekali berkantor.
Akibatnya kondisi pelayanan kesehatan maupun kodisi Pustu itu sendiri sudah tidak terurus dan bangunannya saat ini terlihat seperti rumah hantu.
"Mereka tidak loyal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Bahkan informasi yang kami peroleh dari masyarakat desa Neath, kepala Pustu ini berkunjung ke desa Neath dalam satu tahun hanya 2 sampai 3 kali saja. Lalu bagaimana masyarakat bisa mendapatkan pelayan kesehatan kalau kondisinya seperti begini?," tanya Solissa.
"Padahal tujuan Pustu di bangun ini sangatlah baik yakni untuk meningkatan derajat kesejahteraan masyarakat khususnya pada pelayanan kesehatan," sambungnya.
Dirinya juga meminta Kepala Puskesmas Leksula agar tidak cuek dan selalu mengevaluasi kinerja dari kepala Pustu yang mana kepala Pustu merupakan perpajangan pelayan kesehatan dari puskesmas Leksula.
"Masyarakat desa Neath - Liang juga mengeluh dan meminta kepala Puskesmas Leksula untuk sering - sering melakukan kunjungan ke desa Neath dan Liang atau Pustu di desa tersebut agar dapat mengetahui kinerja dari kepala Pustu. Disamping itu juga masyarakat jarang mendapatkan pelayan kesehatan dan sosialisasi dari pihak kesehatan kecamatan Leksula, padahal semestinya paling terlambat dalam beberapa waktu itu dari Puskesmas harus melakukan imunisasi, sosialisasi dan lain sebagainya," ujarnya.
"Untuk itu kami mahasiswa Neath meminta kepala Dinas Kesehatan dan kepada Bapak Bupati Bursel agar dapat melihat masalah ini dengan serius. Kami minta kepala Pustu desa Neath segara di ganti dengan anak negeri desa Neath. Kalau orang luar dari desa Neath sudah pasti jarang melakukan tugas dan tanggung jawabnya, tapi kalau anak desa sendiri sudah pastinya 24 jam selalu ada di desa Neath," tambahnya.
Solissa juga minta agar kepala dinas Kesehatan Bursel, Ibrahim Banda menginstruksikan kepala Puskesmas Leksula, Wineke Pattipawae supaya dapat memperhatikan Pustu yang ada di Dese Neath.
"Kami masyarakat desa Neath-Liang juga ingin mendapatkan hak pelayan kesehatan yang sama sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009. Untuk itu kami berharap persoalan ini segara di tindak lanjuti oleh pihak-pihak terkait" tutupnya. (SBD/Tim)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!